Meghan melepaskan satu tamparan yang keras pada pipi kiri Elysse. Suara tamparan itu menggema di seluruh toilet tersebut. Kacamata yang Elysse kenakan sampai terlempar. Rasanya jelas sangat sakit dan panas.
“Sakit? Ini belum apa-apa!” Meghan membentak tepat di hadapan wajah Elysse. Sementara yang lain hanya memandang mereka dengan puas dan merendahkan.
“Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku?” Elysse bertanya di tengah isakannya sambil memegangi pipinya yang ditampar sebelumnya.
“Salah sendiri kenapa kau hidup di tengah lingkungan kita!” Aldrea membalas dengan jijik.
“Itu sama sekali bukan salahku.”
“Tentu saja itu salahmu, kau bahkan sudah salah berada di dunia ini.” Meghan menyangkal dengan nada menekan.
“Itu juga bukan alasan untuk menindas dan menyiksaku. Selama ini aku tak pernah berbuat salah pada siapa pun.” Elysse tetap membela diri, bagaimanapun juga, dia merasa tak pernah melakukan kesalahan pada mereka, hidupnya damai saja tanpa konflik apa-apa sebelum mereka yang memulai sendiri.
“Kau masih mau melawan?” Meghan kembali melayangkan sebuah tamparan keras, tamparan itu membuat Elysse menoleh ke arah samping.
“Cukup ocehannya.” Aldrea mengeluarkan sebuah gunting. Gunting tajam yang tampak baru saja dibeli. Kilauan tajam itu sontak membuat Elysse sangat ketakutan, bola matanya membelalak melihat benda tajam itu.
“Apa yang akan kamu lakukan?” tanyanya dengan gemetaran dan ngeri, jelas saja dia merasa sangat takut dengan benda itu. Benda tajam yang bisa menyakitinya.
“Diam dan lihat saja apa yang bisa kulakukan dengan ini.” Aldrea menyeringai setelah mengatakan itu.
“Tidak.” Elysse hendak melarikan diri, tapi Cassandra dan Irina segera saja menangkapnya, Meghan menginjak kakinya sangat keras, sepatu Meghan terbuat dari bahan keras pada bagian bawahnya, jelas itu akan sangat menyakitkan ketika digunakan untuk menginjak seseorang.
“Pegangi dia, kita telanjangi saja wanita tak tahu diri ini.” Mendengar itu, Elysse terus memberontak, hal yang percuma dan membuat perutnya sangat kesakitan setelah Meghan melepaskan pukulan ke arahnya. Dia meringis dengan linangan air mata.
“Apa? Jangan lakukan itu! Berhenti. Aku mohon.” Elysse memelas, dia berontak lagi dan menggigit tangan Irina, menginjak kaki Cassandra, itu membuat kedua wanita itu meringis sebelum kemudian melepaskan Elysse.
Setelah belenggunya lepas, Elysse mencoba melarikan diri dari tempat itu, tapi Meghan segera menendang perut Elysse sampai ia meringis dan ambruk. Irina dan Cassandra terkikik lalu memegangi Elysse yang sudah tak berdaya.
“Tendangan yang bagus.” Aldrea memuji.
“Itu keahlianku.”
Irina dan Cassandra kembali memegangi tubuh Elysse, mereka mencengkeram lebih erat dan memberi beberapa pukulan sebagai balasan atas apa yang Elysse lakukan sebelumnya pada mereka. Mereka memaksanya untuk berdiri menghadap Meghan.
“Berhenti, jangan.” Elysse berucap lirih, ia tak sanggup melakukan perlawanan lagi setelah beberapa pukulan diterima tubuhnya. Tanpa memedulikan permohonan dari gadis di hadapannya, Meghan meraih mengangkat baju Elysse hingga bagian dadanya terlihat.
“Bagaimana dengan yang ini?” tanya Meghan. Elysse yang sudah kesakitan kehilangan semangat dan terus berontak.
“Cukup bagus, itu yang pertama.” Aldrea menyahut.
“Jangan! Lepaskan aku!”
Irina dan Cassandra tampak senang akan Elysse yang meronta dan memohon untuk dilepaskan. Kekuatan mereka lebih besar dari Elysse sehingga dia tak dapat melepaskan diri. Kedua wanita itu memegangi Elysse dengan sangat kuat agar dia tak lepas, tentu saja itu akan menyakitinya.
Meghan kembali menampar Elysse. Kali ini tamparannya membuat pipi Elysse lebam dan berdarah, Elysse tak menjerit, dia menangis tanpa suara.
“Diam dan nikmati saja.”
“Hentikan, jangan lakukan itu!”
Dalam rasa sakit itu, Elysse terus coba melakukan perlawanan, perut dan pipinya terasa sangat sakit, belum lagi dua tangan yang dipegang oleh Irina dan Cassandra terasa amat sakit. Aldrea menggunting bagian b*a yang dikenakan Elysse, dia merinding dan meringis dengan sentuhan logam dingin itu, rasanya menyeramkan, dia merinding karena membayangkan rasa tajamnya benda itu.
Saat gunting merobek baju Elysse, ia berteriak keras dan menendang Aldrea, sayangnya tangan Aldrea tak sengaja menusukkan gunting pada perut Elysse sebelum kemudian tubuhnya terjengkang langsung jatuh ke lantai.
“Aaahh.” Elysse mengerang ketika benda tajam dan dingin itu masuk ke dalam tubuhnya. Rasa sakit ini tak pernah dia rasakan sebelumnya, dia tak pernah menyangka jika dirinya akan tertusuk sungguhan oleh gunting tajam tersebut. Otaknya tak dapat mencerna apa yang baru saja terjadi, dia linglung dan kehilangan kesadarannya.
“Oh, astaga.”
“Ahhh!” Irina dan Cassandra melepaskan pegangan pada tangan Elysse, mereka syok melihat hal itu korban mereka yang tertusuk gunting. Keduanya langsung mundur, bahkan Irina sampai menjerit histeris saar melihat darah yang keluar dari luka tusukan, darah yang mulai menetes ke lantai.
“Astaga, kenapa kau menusuknya?” Meghan agak kaget saat lebih dari setengah bagian gunting masuk ke dalam tubuh Elysse.
Ini bukan skenario yang sudah dia buat dan rencanakan, jika Elysse meninggal maka mereka akan mendapat masalah. Memang mereka bisa keluar dari penjara dengan bayaran yang tidak kecil, tapi tetap saja urusan hukum dan noda sebagai pembunuh akan melekat pada diri mereka. Maka dari itu Aldrea memucat dan kaget karena hal ini terjadi, kecelakaan yang sama sekali tak terduga.
“s**l, aku tak mau dilibatkan jika dia mati.” Irina mundur dengan rasa syok. Ia tampak takut melihat Elysse yang mengeluarkan darah segar.
“Yang benar saja. Kau menusuknya. Kita tak ada rencana melakukan itu!” Cassandra memekik.
“Aku tak sengaja, dia menendangku.” Aldrea perlahan bangkit dengan perlahan memegangi bekas tendangan yang Elysse berikan padanya. Sementara Elysse hanya memekik sesaat ketika gunting menusuknya, saat ini tangannya yang tak dipegangi oleh siapa pun, tergantung lunglai begitu saja.
Sementara wajahnya tak terlihat karena dia menunduk diam, bergeming. Padahal darahnya terus keluar. Seharusnya dia meringis atau berteriak mengaduh lalu tumbang ke lantai. Itu adalah reaksi normal ketika kau tertusuk, bahkan mungkin harusnya pingsan karena mengalami syok dan rasa sakit pertama kali yang tak tertahankan. Tapi yang saat ini Elysse perlihatkan hanya berdiri diam mematung, dia tak bergerak atau melepaskan suara apa-apa setelah Irina dan Cassandra melepaskan pegangan mereka.
Keempat gadis itu tak menyadari perubahan yang terjadi tiba-tiba pada diri korban mereka, keempatnya terlalu syok karena kecelakaan ini.
“Kita pergi.” Meghan segera memberi instruksi pada yang lain. “Jangan sampai ada yang mengetahui kejadian ini.” Ia menambahkan yang langsung disetujui oleh teman-temannya. Tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatan mereka, Meghan dan ketiga gadis lainnya berniat membiarkan Elysse begitu saja di sana.
“Itu yang akan kulakukan.” Irina menyahut. Baru saja mereka hendak pergi, tiba-tiba saja.
“Mau pergi?” tanya Elysse dengan keadaan yang masih menunduk, nada suaranya berbeda dari sebelumnya. Kali ini agak berat dan tegas.