“Tentu saja aku takut, bodoh. Berada di tempat gelap, jelek dan kotor seperti ini dalam keadaan terikat, ada orang-orang jelek, bau dan menjijikkan seperti kalian. Mana mungkin aku tak takut, aku masih normal dan waras. Mikir sedikit jika mengajukan pertanyaan!” Aku berteriak dan memaki mereka, memuntahkan segalanya tepat di depan wajah semuanya, orang-orang di sini tampak agak heran, tentu saja raut muka itu hanya sebentar saja, tak lama kemudian mereka kembali ke ekspresi biasanya.
“Betapa berani sekali, memang benar, kau harus takut dengan keadaan seperti ini.”
“Aku bukan orang kaya, aku tak punya keluarga. Tak ada gunanya menculikku karena tak akan ada yang menebusnya. Lebih baik lepaskan aku dan biarkan aku pergi.”
“Siapa bilang? Banyak gunanya menculikmu.” Pria di depanku menjawab dengan seringai jahatnya.
“Apa sih mau kalian? Kenapa membahas hal-hal mengerikan seperti itu?” Aku bergerak-gerak coba melepaskan diri, tapi sialnya usahaku tak membuahkan hasil apa-apa selain membuat ikatan ini mengerat dan menyakitiku.
“Bermain-main dan membuat sesuatu yang tak akan pernah kau lupakan seumur hidup.” Jawaban itu membuatku semakin ketakutan, tapi sebisa mungkin aku tak memperlihatkannya.
“Tidak, terima kasih, aku tak tertarik, cari saja babi atau anjing di luar sana, kupikir itu jauh lebih setara dengan wajah kalian.” Segera saja kubalas ucapannya. Oh tidak, kenapa tiba-tiba saja aku bisa melontarkan kalimat sekasar itu? Aku belum pernah mengatakan kalimat seperti ini pada seseorang sebelumnya.
“Mulutmu sangat nakal, tapi itu pasti akan terasa sangat nikmat nanti.” Pria di depanku mencoba menyentuhku, tapi aku mengelak dengan kasar.
“Singkirkan tangan menjijikkan itu dariku!” Aku membentaknya.
“Wowowo, kasar sekali, aku suka dengan yang kasar.” Pria itu malah semakin tertarik dan berminat denganku. Ah s****n! Apa-apaan mereka.
“Kenapa kalian melakukan ini padaku? Siapa yang menyuruh kalian!” Aku tak tahu kenapa aku menanyakan kalimat ini. Mau dijawab benar atau tidak, tidak akan ada pengaruhnya sama sekali terhadapku.
“Tentu saja untuk bersenang-senang, kau akan melayani kami sepanjang malam. Aku janji kau akan terpuaskan dan tak akan pernah melupakannya.”
“Kalian makhluk busuk menjijikkan! Kenapa tak saling menusuk p****t satu sama lain saja, hah?”
Dan lagi-lagi aku berbahasa kasar. Lebih parahnya, tampaknya kali ini ucapanku membuat mereka murka. Oh tidak, ini bukan kabar bagus, aku harus melakukan sesuatu secepatnya untuk membebaskan diri dari situasi mengerikan ini. Tapi apa? Apa yang bisa kuperbuat?
“Kau ... Oke, lupakan menunggu klien, aku akan membuatmu menjadi gadis baik dan patuh.” Ekspresi pria itu langsung mengeras.
Oh gawat, aku tak sengaja berkata-k********r seperti itu, sejak kapan aku memiliki kepribadian seperti itu sih? Bagaimana bisa aku mengucapkan hal-hal yang tak pernah kuucapkan sama sekali dalam hidupku? Apa mungkin ini dikarenakan oleh wanita yang ada di dalam tubuhku? Ah tidak, pokoknya keadaan semakin buruk karena ucapanku.
“Jangan menyentuhku! Enyahlah!” Aku memekik padanya, tapi bukannya menjauh, pria itu memukulku dan merobek bajuku. Oh s**l, aku tak suka dengan ini.
“Tidak! Hentikan!” s**l, apa aku memang harus mengalami hal semacam ini? Tidak mau.
Pria itu menyeringai jahat dan jujur saja itu membuatnya semakin jelek saja.
“Tenang saja, manis. Kau akan menikmatinya.” Dia membelai pipiku dan mendekatkan wajah, hendak menciumiku, pastinya, apalagi yang akan b******n lakukan memangnya?
“Menikmati apanya, kau p*******a b******n!” Segera saja kukeluarkan semua ludah yang kumiliki lalu kusemburkan padanya saat wajahnya sangat dekat denganku. Aku tahu ini sia-sia, tapi berjuang lebih baik daripada pasrah begitu saja. Oh dan aku tak menyangka jika ludahku sebanyak itu, hampir memenuhi seluruh wajahnya.
“Oh, dia meludahimu.” Salah satu pria malah tampak tertawa.
“Jangan diperjelas!”
“Dasar wanita. Jika ingin membuat ini sulit dan kasar, akan kuwujudkan!”
Saat pria itu maju lagi, aku segera menendangnya sekuat tenaga hingga membuat pria itu terjengkang dan terempas sejauh beberapa meter, kurasakan jika kakiku terkilir karena melakukan itu. Tapi aku cukup puas dengan itu, mereka pikir dapat menaklukkanku dengan mudah? Oh dan siapa orang yang cukup bodoh mengikat tangan dan badanku, tapi kakiku dibiarkan bebas? Aku bahkan bisa melarikan diri jika seperti ini.
“Oh, bagaimana rasanya?” Aku langsung mengejek, dan sedetik kemudian aku jadi menyesal karena itu.
“Apa yang kalian lihat? Bantu aku dan lucuti dia, akan kuperlihatkan padanya cara kasar.”
Aku segera dipegangi dan bajuku benar-benar dirobek sampai tak ada yang menempel pada tubuhku. Aku meronta dan menjerit sekerasnya saat diperlakukan seperti ini, kedua kakiku kutendang-tendang tanpa ada apa pun yang kukenai.
Sekarang aku hanya mengenakan b*a hitam saja sebagai atasan, aku menjerit dan menangis dengan apa yang mereka lakukan, belum pernah aku diperlakukan seperti ini, belum pernah ada yang melihat tubuhku seperti ini. Ini buruk, aku akan dilecehkan oleh sekelompok pria jelek dan menjijikkan, ini buruk, ini benar-benar mimpi buruk.
Saat salah satu pria akan memegang dadaku, aku memekik sangat keras. “Hentikan!” Aku tak peduli apakah ini akan berguna atau tidak, aku hanya ingin berteriak dan melakukan perlawanan sekuat mungkin.
Sesuatu yang kuat masuk ke dalam tubuhku, tiba-tiba pria yang hendak menyentuhku malah mencekik lehernya sendiri, aku yang memerintahkan itu. Tampak yang lain kebingungan karena perilaku pria itu, aku memerintahkan untuk mencekik lebih kuat dan ia melakukannya.
Tepat di hadapanku, Ia mencekik sangat kuat hingga ada suara tulang remuk dan patah, ya, kekuatan cekikannya luar biasa kuat hingga membuat tulang lehernya patah. Sedetik setelahnya tubuh itu tumbang tak bernyawa, mereka semua terkejut, termasuk aku. Bagaimana bisa aku melakukan hal itu? Tentu saja aku juga tak dapat menjawabnya. Aku tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi. Apakah itu benar-benar adalah perbuatanku?
Keadaan ini benar-benar membuat semuanya kaget, termasuk aku sendiri. Pria itu mencekik dirinya sendiri sampai mati, tapi aku sama sekali tak sadar dengan apa yang baru saja kulakukan. Aku hanya merasakan jika ada luapan energi yang tiba-tiba saja meluap dalam diriku, kugunakan itu pada si pria, lalu aku membayangkan atau tepatnya memerintahkanku di untuk mencekik dirinya sendiri sampai mati.
Siapa yang sangka jika dia akan melakukan itu sungguhan sesuai dengan apa yang kuperintahkan. Tubuhnya meronta dan mengejang saat berusaha melakukan perlawanan, saat yang lain terdiam menyaksikan, pria itu terus bergerak coba melepaskan tangannya sendiri, matanya membelalak dan napas terakhirnya segera berembus ketika ada suara retakan. Ya, lehernya sampai patah karena kekuatan dari cekikannya sendiri.
Pria terakhir datang dan melihat apa yang terjadi, aku menengok ke arahnya.
“Apa yang terjadi di sini? Kenapa dia mati?” Pria lain menunjuk jasad di lantai, setelahnya aku tak memandang ke depan, kutundukkan kepalaku untuk meresapi apa yang sebenarnya telah terjadi. Apa benar-benar itu adalah perbuatanku? Apa aku benar-benar telah memerintahkannya untuk mencekik lehernya sendiri?
“Wanita itu, sepertinya dia yang melakukannya, dia penyihir.”
“Ya, dia pastilah penyihir.”
Mendengar kata itu, aku segera mengangkat wajah lalu memandang sisa pria yang masih berada di depanku.
“Sembarangan, siapa bilang aku adalah penyihir?” Sebenarnya aku ingin mengucapkan itu, tapi tak ada gunanya berdebat dengan mereka, apalagi aku memang yang melakukan itu, ditambah aku ingat beberapa waktu sebelumnya jika aku mampu melakukan beberapa hal yang mengandung unsur sihir.
“Persetan, kalian tak ada gunanya. Cepat urus wanita itu, dia bahkan masih terikat. Harusnya tak ada masalah.” Dua pria lain agak ragu, tapi segera saja mereka maju.
Saat dua pria lainnya akan maju, dan aku siap melakukan pertahanan mati-matian, tiba-tiba saja semua dinding sekitar hancur. Seolah diledakkan oleh bom atau ditabrak kendaraan besar, dinding-dinding itu hancur dengan teramat mudahnya.
Aku segera menoleh memandang ke arah pelaku yang menghancurkan dinding ruangan ini. Tatapanku tertuju bertepatan dengan munculnya sosok makhluk dari dalam kegelapan. Ya, dari luar sana kulihat muncul para makhluk hitam mengerikan yang bahkan bentuknya tak jelas. Tidak semua juga, sih, tapi sebagian besar. Baru saja menyaksikan kemunculan para makhluk itu, tiba-tiba saja mereka melepaskan serangan yang ... entahlah, aku tak bisa melihatnya dengan jelas, hanya saja serangan tanpa aba-abaーdan bahkan aku tak sempat menyaksikan seperti apa serangan itu—segera mengenai tiga pria yang menculikku.