Ananiyah

1403 Words

Hembusan angin membelai lembut pipi Abbas yang masih terdiam di lorong kelas sepuluh. Pikirannya melangnangbuana untuk saat ini, kenapa dengan bodohnya ia mengatakan perasaannya tanpa persiapan. Abbas yakin, Cewek berkerudung yang baru beberapa menit berlalu pergi itu menolaknya karena berpikit Abbas sama sekali tak ada niat untuk serius. Ia pun mengusap wajahnya pelan, kemudian melangkah pelan menuju kelasnya. Sesampainya di sana ia bisa bernapas lega, karena sang guru belum masuk kelas. Katanya sih ada keperluan mendesak, panggilan alam. "Bass, sini deh sini!" panggil Yudi sambil menarik tangan Abbas, Abbas hanya pasrah. Yudi menarik kursi dan mendudukan cowok bermata cokelat itu. Yudi sesaat mengobrak-abrik ponselnya dan kemudian ia menyodorkan pada Abbas. Abbas menatap tak m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD