KEDELAPAN

1068 Words
Jam tiga subuh mas Dimas bangun dan berpamitan untuk keluar sebentar, dia ingin pergi memancing. Mas Dimas ini memiliki hobi memancing, dia pernah bercerita bahwa setiap kali memancing ikan dia bisa bertahan sampai dua hari dua malam. Hmm sepertinya selain mantan mas Dimas kini pesaingku yaitu bertambah lagi, yaitu para ikan-ikan. Sementara aku lebih memilih untuk kembali tidur dengan selimut karena udaranya begitu dingin. "Dapat berapa banyak ikan mas ?" Tanyaku saat mas Dima menjemputku ke kamar. Aku sudah selesai mandi dan beberes kamar saat mas Dimas menelponku menanyakan apakah aku masih tidur atau sudah bangun. Tak berapa lama setelah menelpon mas Dimas kembali ke kamar untuk menjemputku mengajak sarapan pagi sambil menikmati pagi hari di pantai. "Belom dapet dik." Jawabnya sambil menyeruput kopi hitamnya. "Lah, dari malam sampai sesiang ini belum dapet ikan mas ?" "Belom dek. Makanya sekarang laper mau makan dulu nanti baru balik mancing lagi." "Lagi ?" "Iya, sama kamu ya ? Kamu pasti suka tempatnya bagus banget." "Dimana emang ?" Mas Dimas memilih langsung menyantap makanannya, setelah selesai dia lalu bersiap mengajakku ikut bersamanya, dengan menggunakan celana pendek dan kaos aku mengikutinya dari belakang. Dia membawaku naik ke sebuah tempat yang lebih mirip kaya gunung kali ya, apalah aku ga tau pokoknya tempatnya itu ada di ujung, dan setelah hampir setengah jam lebih kita sampai juga, jangan tanya capek apa enggak ? Jelas pasti capek dong, dasarnya aku tidak suka juga melakukan olahraga jadi gerak dikit capek. Tapi sebandinglah sama perjuangannya, diatas bukitnya aku bisa melihat dengan leluasa betapa indahnya ciptaan Tuhan, pantai Krakal yang luas dan indah, airnya bersih, pemandangannya indah banget, bebatuan besar yang menambah keindahan pantai, deburan ombak yang menyejukkan telinga dan menenangkan hati. "Suka ?" Tanya mas Dimas. "Heem mas, bagus banget disini." "Aku dari semalam disini mancing." "Gelap banget lho mas padahal." "Aman dek, ada senter." Aku mengangguk menikmati pemandangan di sekeliling pantai Krakal. "Temenin mancing disini mau ?" "Iya mas." Meskipun tidak mengerti tentang bagaimana cara memancing tapi aku mengiyakan ajakan mas Dimas. Banyak hal yang kita bicarakan dari hal yang penting sampai tidak penting. Bagaimana masa muda kita dulu sampai mengenang memori pertama kita saling mengenal. Sesekali pancing mas Dimas gerak tanda dapat ikan betapa senangnya aku ketika mendapat ikan walaupun ukurannya sangat kecil, kadang marah karena harus dikembalikan lagi ke pantai padahal sudah capek-capek memancing sampai membuang waktu berjam-jam. Kadang juga malah jadi bahan lelucon karena bukan ikan yang nyangkut tapi ranting pohoh, ikat rambut bahkan juga sandal. Entahlah aku begitu menikmati suasana semanis ini bersama pacar halalku. **** "Sayang maaf malam ini kita gak bisa videocall." Kataku pada Bayu lewat chat. "Kenapa ? Dia gak jualan ? "Enggak yaank, dia tadi pulang kerja kesorean karena ada lembur di kantor." " Suruh dia pergi sana kemana gitu." "Ya ga bisa yank, dia capek soalnya." "Aku capek juga tetep jualan demi biar bisa komunikasi sama kamu. Sampai kepala pusing lho gak tak rasain cuma buat biar bisa komunikasi sama kamu." "Yank jangan begitu, aku bingung harus gimana kalau kamu ngomong seperti ini." "Emang begitu kenyataannya, aku selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin buat komunikasi sama kamu. Aku kurang tindakan apa lagi buat kamu ? Meskipun aku jarang buat nemuin kamu, setidaknya aku selalu mengusahakan waktuku buat kamu. Kamu priorotasku sekarang, siang pas di rumah aku juga selalu curi-curi waktu buat hubungi kamu, dan malam bener-bener waktuku buat kamu, tapi kamu gak pernah bisa usahain buat aku." "Lha aku mesti gimana ? Mana aku tau kalau dia mau libur ? Ini juga aku bisa kan chat sama kamu ? Kita bisa komunikasi sama kan ? Yang gak bisa cuma video call aja yank." "Aku kangen kamu." "Aku juga kangen yank sama kamu. Yaudah nanti aku usahain bisa video call yank. Tapi gak bisa lama ya yank." "Iya yank. I love you." "Love you too." Malam semakin larut, aku dan Bayu masih tetep berkomunikasi seperti biasa, kami banyak bercerita. Bayu selalu rajin menanyakan apa saja kegiatanku dan apa saja yang aku alami pada setiap harinya, meskipun kadang aku terlambat membalas pesan dan itu membuat Bayu marah dan mengirim banyak chat spam ke aku. Bayu memang protektif dibanding Dimas suamiku, dia selalu mengerti setiap gerak gerikku bahkan aku keluar dari aplikasi hijaupun dia tau. "Lama !" "Kemanan aja ?" "Ngapain ?" "Ninggalin aku !" "Gak peduliin aku !" "Oke bye !" "A" "B" "C" "Satu menit." "Sepuluh menit." "Dua puluh menit." Dan masih banyak lagi chat spam yang dia kirimkan padaku, dan kalau sudah begitu aku harus mencari alasan yang tepat agar Bayu tidak marah dan percaya lagi padaku. Biasanya aku mengirimkan foto kegiatanku dan apa yang aku lakukan sehingga aku lama tidak membalas chat dari dia. "Aku nirurin Rama dulu yank, hp aku taruh di nakas dulu yank, kamu jangan ngomel. Nanti kalau Rama udah tidur aku video call kamu." "Udah tadi ditinggal lama sekarang mau ditinggal lagi ?" "Yaampun yank, kan kamu tau kalau Rama tidur itu aku juga harus pura-pura tidur. Nanti kalau aku sambil chat kamu Rama malah gak tidur-tidur." "Paling juga kamu ikut tidur atau malah bercinta sama dia." "Enggak. Dia lagi di teras kamar, mau lembur kerjaan nanti." "Lembur kamu kali." "Yank apaan sih kamu tuh." "Yaudah sana tidurin dulu Rama, telpon aku kalau sudah tidur." Aku letakkan ponsel di nakas, biasanya memang aku sering bablas ketiduran kalau aku nidurin Rama, dan pasti Bayu marah dan mikir aku bercinta sama mas Dimas. Lucu memang, Bayu melarang aku bercinta dengan suamiku, dia bilang aku hanya boleh bercinta dengan dia, jelas aku tidak bisa melakukan hal itu, aku masih tau kewajibanku pada suamiku, aku tidak mungkin melalukan dosa itu dengan tidak menuruti ajakan suami ketika mengajakku bercinta, apalagi mas Dimas ini termasuk kategori pria yang memang hyper s*x. Kalau sudah begitu aku biasanya terpaksa harus berbohong, bahkan pernah ditengah-tengah kegiatan panasku dengan mas Dimas aku membalas pesan dari Bayu, aku mencuri waktu saat aku sedang menguasai permainan, dan setelah aku o*****e kupeluk suamiku dengan erat, padahal saat itu aku sedang membalas pesan Bayu, tapi di depan mas Dimas aku pura-pura menetralkan nafasku yang terengah-engah karena pengaruh o*****e. "Hai sayang." Sapaku lewat telepon. "Bisa video call beneran yaank ?" Tanya Bayu. "Aku alasan pup yank, demi kamu nih." "Emang dia gak curiga ?" "Asal jangan lama-lama bisa yank nanti aku langsung balik ke kamar." "Iya, yang penting aku bisa lihat kamu, walaupun cuma sebentar udah bikin kangenku ilang yank." "So sweet yank. Aku juga kangen sama kamu."

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD