DUA PULUH DUA (Izin)

1247 Words

Rian menunggu Dinda yang ada di kamar sedang tidur untuk sekadar istirahat dari sakitnya. Dia tidak pernah tahu tentang alerginya Dinda yang paling sensitif terhadap debu. Sejujurnya selama tinggal bersama Rian juga kadang membantu membersihkan apartemen. Jadi, tidak semua pekerjaan itu dilakukan oleh Dinda. Sekarang dia berada di samping Dinda yang baru saja dia tempelkan plester penurun panas karena kakaknya tadi menyarankan lebh baik pakai itu setelah Dinda minum obat jika Dinda tidak mau dikompres pakai yang lainnya. Ponselnya dalam keadaan silent terlihat menyala sedari tadi yang ada di atas meja. Rian beranjak dari tempat tidurnya namun ditarik oleh Dinda. “Kamu mau ke mana?” “Bentar sayang, ada telepon. Mau ngasih tau Papa kita nggak bisa ke sana,” ucap Rian yang memang yakin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD