2. HASRAT

1104 Words
Dunia mungkin sudah gila, tetapi sepertinya J merasa lebih gila saat pikirannya menolak tidur. Matanya memang sedari tadi tertutup, namun otak dan pikirannya enggan berpaling dari status yang terlihat menggoda tadi. Berkali-kali J mencoba menghitung domba dalam benaknya. Bahkan dia juga sempat melakukan perkalian hingga seratus yang berakhir nihil, bukannya mengantuk otaknya justru semakin hiperaktif. Teringat kembali oleh J salah satu kalimat di status tadi, ‘bersedia menghamili saya tanpa menuntut dan dituntut sebuah komitmen, hubungan, ikatan, dan pertanggungjawaban’. Bukan hanya ingat, J bahkan seolah hafal setiap kalimat yang ada di sana, terlebih bagian tersebut. Pria mana yang sanggup menahan godaan dan tantangan semacam itu? Artikan hal itu sebagai ajakan ‘mari kita bergelut asyik tanpa perlu memikirkan masa depan’. Pria bugar dengan hasrat yang menggebu sepertinya jelas saja sangat menyukai ide itu. Terlebih lagi tanpa harus memikirkan komitmen yang selalu dituntut para wanita zaman sekarang. Tiba-tiba saja bulu kuduk J berdiri mengingat pengalaman hubungan terakhirnya. Mungkin memang kesalahannya yang terlalu memesona hingga Tania kekasih terakhirnya mendadak menjadi pencemburu dan pengganggu. Ditambah lagi hanya butuh dua minggu hingga Tania memaksanya melamar yang jelas saja ditolak mentah-mentah oleh J. Berakhir dengan J yang memutuskannya saat itu juga. Untuk apa setia kepada satu wanita saat keberadaan wanita cantik di dunia ini tidak ada habisnya? Terlalu banyak wanita cantik, sayang jika disia-siakan. Lagipula, menurut J pernikahan sangat tidak cocok untuk dirinya yang menyukai kebebasan. Menurutnya, status tadi adalah kesempatan emas untuknya. J hanya perlu menghamili gadis tersebut dan menikmati proses tersebut tanpa nantinya dipaksa untuk melamar setelahnya. Bukankah itu cukup menggoda? Terbayang kembali wajah imut gadis tadi. Mata bulat besarnya yang mirip dengan anak kucing, hidungnya yang mancung, bibirnya yang mungil namun berwarna semerah ceri, pipinya yang chubby. Bagaimana wanita dengan wajah menggemaskan seperti itu berekspresi saat dibawa ke puncak kenikmatan? “Really? Hanya membayangkan dan kamu langsung mengeras? Are you kidding me?” Merasa kesal, J memelototi bagian celananya yang kini terlihat sedikit menonjol atas desakan hasrat yang tidak dapat dihindari. Otaknya sama sekali tidak dapat berhenti membayangkan apa yang dapat dilakukan oleh bibir mungil berwarna semerah ceri tersebut. “Ah, sial! Aku butuh mandi air dingin kalau terus begini.” Sudah lama rasanya saat J bertingkah seperti remaja yang baru saja mendapatkan pelajaran biologi tentang organ reproduksi. Belum pernah dia bereaksi secepat ini hanya dengan membayangkan seorang wanita. Mungkin bukan hanya karena wanita itu, namun kesempatan yang jarang-jarang atau mungkin tidak akan pernah terjadi ini membuatnya sangat tergoda. Bercinta dengan gadis yang sama sekali belum dikenal. Sepertinya hal tersebut bisa dijadikan pengalaman yang berarti. Semakin memikirkannya, J semakin tergoda dengan status tadi. Hanya perlu menghamilinya, lalu setelah itu dia bisa melenggang santai mencari wanita lain. Bayangkan kalau bercinta satu kali tidak membuahkan hasil apa pun, mereka bisa mengulanginya terus hingga dia hamil. J akan memastikan mereka melakukannya sesering dan sebanyak yang dimau. Dengan wajah imut dan polos seperti gadis itu, pasti akan sangat menarik jika kenyataannya dia liar di ranjang. Merasa semakin tertantang dan penasaran, dengan segera J bangun dari posisi tidurnya. Persetan dengan domba atau aturan perkalian yang tidak juga membuatnya tertidur. J menyalakan kembali laptop yang sudah mati tadi, secara langsung membuka akun media sosial dan mencari kembali namanya. Siapa tadi namanya? Ah ya, Ambar Anindya. Dengan tidak sabar, diketiknya nama Ambar Anindya di kolom pencarian. “Nah, ketemu!” Dengan senyum lebar J membuka komentar yang kini sudah mencapai sembilan ratus lebih. Mencoba membaca satu per satu komentar yang sebagian besar adalah laki-laki dengan niat yang jelas mudah terbaca, menawarkan dirinya untuk menghamili Ambar. Niat yang sama yang juga datang darinya. Sudah kodrat laki-laki mudah tergoda dengan hal-hal semacam ini, jadi aku memakluminya. Lucunya ada banyak komentar pedas yang berasal dari wanita yang memaki-maki tindakan Ambar ini sebagai tindakan yang merendahkan kaum hawa. Bahkan yang membuatnya tertawa, terlihat beberapa komentar dari laki-laki yang menyanggupi menjadi–katakanlah–donor s****a Ambar yang kemudian dibalas oleh entah istri atau kekasihnya, sehingga terjadi kericuhan dalam kolom komentar tersebut. Benar-benar kacau. “Dasar pria-pria b******k!” Astaga! Ada apa dengan para laki-laki ini? Kalau memang masih ingin mencicipi wanita lain, kenapa mereka mau-maunya menikah? Atau bagi yang masih memiliki kekasih, kenapa tidak putuskan dulu kekasihnya? Tidak ingin munafik, J mengakui kalau dia juga laki-laki b******k yang suka mempermainkan wanita untuk kenikmatan pribadinya. Tapi maaf saja, dia tidak pernah menduakan siapa pun kekasihnya. Hanya saja memang sudah berkali-kali dia mendapatkan tamparan atau siraman air dari beberapa wanita yang tidak terima diputuskan. Toh, sedari awal berhubungan dia sudah memberikan peringatan pada mereka, kalau hanya membutuhkan kepuasan fisik semata, tidak membutuhkan drama yang menyangkut hati dan perasaan. Dan juga sudah ditekankan pada mereka kalau dia bukan jenis pria yang bisa diajak berkomitmen apalagi sampai menuju jenjang pernikahan. Entah wanita-wanita tersebut yang bodoh atau terlalu sombong hingga menganggap mereka dapat membuatnya termehek-mehek dan merasa bangga saat bisa menyeret dan membawanya ke dalam lubang hitam bernama pernikahan. Tapi sayang sekali, pernikahan sangat tidak cocok untuk J. Itulah kenapa sampai saat ini dia masih single. Kembali lagi pada status tadi, dari sekian banyak komentar yang masuk, J belum melihat ada satu pun yang mendapat balasan dari Ambar. Terlihat bahwa Ambar terakhir online sekitar beberapa waktu setelah menulis status penuh sensasi tersebut. Apakah mungkin ini hanya prank? Namun J ragu dengan wajah seperti Ambar bisa melakukan prank seperti ini. Apalagi di profil media sosialnya tersebut tercantum lengkap tentang sekolah, universitas, bahkan pekerjaannya dari awal hingga saat ini. Terlihat media sosialnya tersebut juga digunakan Ambar untuk berjualan online. Kecuali dia penipu kelas kakap, tidak mungkin ini hanya prank. Bahkan kota domisilinya saat ini juga tertera jelas. Dari beberapa komentar tadi juga ada teman-temannya yang sangat terkejut dan tidak percaya dengan status Ambar tersebut. Jadi, J rasa ini bukanlah prank. Mencoba memikirkan apa yang harus dilakukannya, J memutuskan bahwa tidak ada salahnya dia mencoba mendaftarkan diri. Hitung-hitung menguji kadar keberuntungannya. Lagipula kalau pun tidak terpilih, J tidak akan merasa rugi karenanya. Toh dia sama sekali tidak mengenal Ambar. Mereka hanya dua orang yang tanpa sengaja berteman di media sosial, entah bagaimana. Mengendikkan bahunya, J mulai memencet tombol chat yang disediakan media sosial tersebut. Serendah-rendahnya J, dia tidak akan merendahkan diri dengan menulis di kolom komentar seperti laki-laki lain yang dapat dibaca oleh ratusan bahkan ribuan orang. J lebih menyukai interaksi pribadi antara mereka berdua saja. Dengan santai J mengetik pesan pribadi pada Ambar. Halo, aku J. Apakah kamu serius dengan statusmu? Jika serius, hubungi aku segera. Dijamin aku memenuhi semua syarat yang kamu berikan. Singkat, padat, dan jelas. Tidak perlu bertele-tele yang penting tepat mengenai sasaran. Tersenyum, J tiba-tiba menyadari semua kekonyolan ini. Namun entah kenapa dia sangat menikmati dan menantikan kekonyolan yang mungkin akan berlanjut ini. Semoga saja. Dengan penuh harap, diam-diam J menyilangkan kedua jarinya dan berdoa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD