Rutinitas

1628 Words

Hari ini adalah hari minggu terakhir Ghea masih bisa tiduran di kasur sampai jam delapan pagi. Sebab minggu depan, ia sudah harus mulai kuliah—ah, tidak. Tapi, ospek dulu. Ghea jadi membayangkan keseruannya, hal yang seharusnya Ghea dapatkan tiga tahun lalu. Mengeluarkan sepedanya dari garasi, Ghea bersenandung kecil, bersiap-siap untuk pergi ke kedai. Selepas mengunci pintu, mata Ghea terbelalak melihat Zebra sudah bersandar di depan gerbangnya sambil memainkan ponsel. Mau tak mau otak Ghea langsung mengulang kejadian satu bulan lalu di warung soto, ketika Zebra menyatakan cintanya untuk pertama kali. Kedua pipi Ghea terasa panas tanpa bisa ia cegah. “Karena saya cintanya sama kamu.” Ghea—dengan jantung berdebar dan tubuh membeku—menatap Zebra dengan sorot terkejut. Bahkan dahinya mas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD