Ghea menatap jam yang menempel di dinding: pukul sebelas malam. Zebra sudah pulang sejak dua jam lalu karena harus bersiap-siap untuk berangkat besok pagi. Ghea sendiri tidak bisa tidur karena memikirkan nasib Zebra nantinya di luar sana. Diraihnya Mou-Mou ke dalam pelukan, berharap boneka itu dapat sedikit meredam gejolak yang Ghea rasakan. Jika boleh jujur, Ghea benar-benar takut. Hatinya juga diliputi kecemasan. Sebab semua orang di dunia ini pun tahu jika Palestina bukanlah tempat yang aman untuk dikunjungi. Zebra di sana dalam jangka waktu yang relatif lama. Satu tahun atau bahkan bisa lebih jika kondisinya tidak memungkinkan untuk pulang. Tapi yang paling Ghea takuti adalah... bahwa mungkin... Zebra tak akan pernah kembali. Kenapa Zebra baru memberitahu Ghea hari ini? Kenapa tid

