When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ghea baru sampai di rumah ketika waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Kuliah hari ini sangat padat, dari pagi hingga sore, ditambah kuis mata kuliah pengantar bisnis yang bikin sakit kepala. Rasanya tubuh Ghea nyaris remuk. Belum lagi Ghea juga harus mampir ke kedai sebelum pulang. Ghea menghela napas panjang, menaruh tas selempangnya ke atas meja dan membaringkan tubuh lelahnya ke atas kasur. Dipandanginya langit-langit kamar, pada tempelan bintang glow in the dark yang sengaja ia tempel untuk mengusir sepi. Menggulingkan tubuh, Ghea mengambil ponselnya, membuka galeri foto dan menggeser potret Zebra, memandanginya. Senyum Ghea langsung melebar saat foto punggung Zebra yang ia sengaja ambil diam-diam terpampang di layar. Ya Tuhan, hanya dengan memandangi fotonya saja kenapa Ghea bis

