Bab.6

460 Words
Sore ini terasa lebih dingin dari biasanya untuk ukuran area perkantoran, di karenakan cuaca yang mendung. "Pulang sama siapa mba?" Sapa salah satu pegawai pada jihyo.  Jihyo tersenyum, "seperti biasanya, naik bus mbak." Jawabnya sopan. Wanita yang bernama yuna itu segera menawarkan tumpangan pada jihyo, sebab hanya jihyo lah satu-satunya OB yang belum balik kerumah. "Gak usah mbak, ngerepotin." Tolak jihyo karena merasa tidak enak. "Kok ngerepotin sih? Gak apa-apa loh saya." Tawar Yuna lagi. "Sebab kita kan berbeda arah jalan pulang." Jelas jihyo sebari menunduk. "Padahal saya gak papa loh mbak, saya juga wanita saya juga pernah merasakan kerja seperti mbak dulu." Ucap Yuna sebari membayangkan masa lampau nya. Sebelum jihyo mengucapkan kalimat setuju, panggilan dari Daniel membuatnya mengurungkan niat. "Maaf kak, kayaknya beneran gak bisa. Pak Daniel mencari saya.." ujar jihyo dengan sungkan. Yuna pun hanya bisa mengangguk pasrah, padahal ia sengaja ingin mengajak jihyo pulang bareng supaya mobil nya lebih ramai dan punya teman mengobrol. Apa daya hari ini, Yuna seperti biasanya harus menyetir sendirian. "Saya duluan ya mbak." Ujar jihyo meninggalkan Yuna di meja kerjanya. "Ikut keruangan saya." Ujar Daniel sebari berjalan menuju ruangan nya.  Didalam ruangan Daniel, jihyo melihat sebuah kaca besar transparan milik bosnya tengah menampilkan air hujan yang turun begitu deras sehingga memberikan kesan kehangatan bagi dirinya. "Ada jadwal apa sehabis ini?" Tanya Daniel yang sukses memecah pikiran jihyo. "Hm, gak ada pak. Saya akan langsung pulang." Ujar jihyo.  Sudah lama jihyo tidak bertemu chenle. Karena, dirinya yang selalu dibuat lembur oleh Daniel padahal ia hanya OG pilihan. "Kalau begitu temani saya lebih dulu ke toko buku." Pinta Daniel pada jihyo. Ingin rasanya menolak, tapi apa daya jika atasan yang menyuruhnya. "Baik, pak." Jawab jihyo dengan hati yang sedih karena harus mengiklaskan waktu luang nya untuk bertemu dengan anaknya. Sedangkan Daniel merasa senang karena hari ini, ia akan melihat dengan jelas wajah anaknya, chenle yang tengah dibawa oleh suruhan Daniel ke taman bermain disalah satu mall yang akan Daniel dan jihyo kunjungi. *** "Buat apa semua buku ini? Apa gak beli terlalu banyak?" Tanya jihyo memberanikan diri ketika Daniel meminta bantuan nya untuk membawakan hampir lima buku tebal. "Kamu gak inget aku suka baca buku?" Balas Daniel informal. "Kenapa bapak pakai aku-kamu?" Tanya jihyo sedikit tan suka. "Sudah habis jam kerja kamu, jadi disini anggap aku sebagai teman rekan kerja saja." Ujar Daniel berusaha tersenyum. Jihyo tidak mau menyanggah, sudah lelah dirinya jika harus berdebat lagi dengan Daniel. Usai belanja Daniel sengaja membawa jihyo kearah pusat taman bermain anak-anak. Memancing nya agar wanita itu menyadari ada anak mereka disekitar sini. "Chenle?" Gumam jihyo ketika wanita itu nampak terkejut melihat anaknya yang sedang berkeliaran di pusat bermain anak-anak. 'Tapi apa benar itu chenle? Kenapa dia bisa ada disini.' Jihyo melirik sekilas ke arah Daniel yang terlihat santai, sedangkan ia panik dan takut kalau semisal daniel bertemu dengan anaknya, lebih tepatnya anak mereka. Tanpa disangka, suruhan Daniel bersama anak nya, chenle menghampiri mereka berdua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD