Part 16

2282 Words

Maharani masih bertahan di balkon apartemen, menyaksikan kerlip keperakan yang menghias langit, meski udara terasa menusuk kulitnya. Malam semakin larut, namun wanita itu masih enggan masuk ke dalam, pikirannya masih dibayangi pertemuan dengan orang tua Amir seminggu yang lalu. "Jadi Maharani seorang janda?" Kalimat itu meluncur dari bibir Watini, Ibunda Amir. Ada penekanan di setiap katanya. Sorot mata tajam dan penuh selidik dari Watini sejujurnya membuat nyali Maharani menciut untuk melanjutkan rencana pernikahannya dengan Amir. Berbeda dengan Hakan Mahardika-Ayah Amir, pria berkepala botak di bagian depan itu lebih ramah padanya. Meski pada akhirnya dua hari kemudian--setelah makan malam itu--Amir mengabarkan jika orang tuanya memberi restu, namun Maharani yakin Watini terpaksa m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD