Chapt 15. The Closed Letter to dr. Zea Mays Coates

1482 Words
..**.. Hasil penelitian Zea sudah tersebar luas. Yah, semua orang sudah tahu itu. Lalu akibatnya, hasil penemuan ini keluar dari Laboratorium Nasional Amerika Serikat. Sangat disayangkan jika berita ini menyebar luas dengan cepat hingga ke penjuru Negeri hingga Zea tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendengarkan berita itu melalui siaran televisi. Nenek dan adiknya pun selalu bertanya mengenai kebenaran hal itu. Namun, sangat sulit bagi Zea untuk mengatakan yang sejujurnya, sementara Badan Kesehatan Dunia saja masih menggantung status dari penelitian. Tidak, bukan menggantung melainkan memvonis penelitiannya begitu saja dan menonaktifkannya. Zea sangat kecewa dengan keputusan mereka. Tidak terlewatkan sebuah Negara besar, tempat dimana sebuah Laboratorium Nasional menetap. Laboratorium yang dicurigai keras sebagai penyebar Monodna IV-98. Laboratorium itu, National Laboratory of The Abacheviro. Yah, Laboratorium Nasional Abacheviro adalah tokoh utama yang dicurigai oleh sebagian besar Peneliti bersahabat. Sebab dari Negara Laboratorium itu adalah asal usul penyebab pro dan kontra yang masih berlangsung hingga tahun ini. Termasuk Zea, dia sangat mempercayai kepastian itu. Mendengar berita ini, Laboratorium Nasional Abacheviro menjadi murka. Sebab mereka belum menyelesaikan misi untuk mendata seberapa lama bertahan dan hilangnya virus Monodna IV-98 yang mereka ciptakan, yang terdapat di udara. Sebab tidak ingin didahului, akhirnya mereka mencari siasat lain agar penelitian mengenai ramuan itu tidak dilanjutkan dan ditentang oleh Badan Kesehatan Dunia. Banyak sekali pro dan kontra yang terjadi dari hasil penemuan Zea. Bahkan Zea sangat melindungi segala berkas, kutipan, terutama hasil penelitiannya itu. Dia menyembunyikannya di dalam brangkas yang tertutup rapat buatan Amerika, yang sengaja diberikan khusus untuk Zea di Laboratorium pribadinya. Yah, Zea tidak ingin terjadi sesuatu dengan racikannya, Zingi curas. … Berita ini tersebar luas hingga masuk berita Internasional. Entah siapa yang memulainya duluan. Zea sempat menanyakan hal ini terhadap Axton, Hugo, dan Rega. Namun, mereka mengatakan tidak pernah menyebarkan berita ini secara langsung oleh pasien Monodna IV-98. Berita ini membuat sebagian masyarakat mulai menimbang dan menyuruh pemerintah Amerika untuk mengembangkan racikan itu. Racikan yang diberi nama Zingi curas, ciptaan dr. Zea Mays Coates. Zea sangat melindungi cairan Zingi curas miliknya. Dia bahkan tidak lupa mengontrol Laboratorium miliknya setiap waktu, bahkan saat ia pulang bekerja sekalipun.            Yah, sejak rapat besar itu, dia sudah tidak lagi membahas mengenai Zingi curas. Zea masih menunggu kabar dari Badan Kesehatan Dunia.            Apalagi dia masih belum mendapatkan perasaan apapun mengenai siapa yang berkhianat di Laboratorium mereka. Itulah yang menjadi alasan kuat bagi Zea untuk tidak lagi membahas perihal rapat lalu.            Jika salah satu timnya membahas mengenai Zingi curas atau yang berkaitan dengan virus Monodna IV-98, maka Zea pasti akan segera menyudahi pembicaraan itu. Dia beralasan tidak mau membahas itu dan ingin mengerjakan pekerjaan yang lain, yang lebih bermanfaat dan bisa diterima oleh Badan Kesehatan Dunia. … Pada hari itu, hari pertama ia bekerja di minggu awal bulan, Zea mendapatkan beberapa suara penting melalui sebuah surat tertulis. Surat tertulis itu berasal dari beberapa masyarakat Amerika yang sudah divonis akan meninggal karena sudah tidak tahan dengan virus Monodna IV-98 yang mereka derita selama ini. Hidup mereka telah hampa dan hanya tinggal menunggu kematian menjemput. Walau Dokter tidak memvonis kematian mereka, tetapi mereka ingin hidup mereka menjadi berharga di ujung nafas. Mereka mendengar mengenai penawar yang diberhentikan paksa oleh Badan Kesehatan Dunia. Kecaman Badan Kesehatan Dunia yang tidak mau mendukung hasil penemuan dari anak Bangsa. Pemerintah tidak tahu kalau masyarakat terutama pasien Monodna IV-98 sudah membahas ini berulang kali. Bahkan mereka sang pasien telah berkirim informasi satu sama lain hanya demi membahas penawar yang mereka tahu bernama Zingi curas. Yah, setelah sepakat satu sama lain. Termasuk anggota keluarga besar dari beberapa pasien Monodna IV-98 juga menyatakan rela jika anggota keluarga mereka menjadi responden penelitian atau diuji langsung oleh penawar Zingi curas. Sang pasien, mereka dengan sukarela menjadi bahan penelitian langsung dari panawar Zingi curas itu. Alasan terkuat mereka adalah ingin keluarga mereka tetap hidup dan dunia menjadi sehat kembali jika saja penemuan itu dinyatakan berhasil jika diaplikasikan langsung ke tubuh manusia. Beberapa surat itu menjadi bahan pertimbangan tersendiri untuk Zea. Hatinya terenyuh sebab ia mengingat beberapa anggota keluarganya meninggal karena terserang oleh Monodna IV-98. Suara mereka menjadi alasan kuat untuk Zea kembali bangkit dan memupuk kembali keteguhan hatinya. Hingga ia berani memohon sekali lagi kepada mereka untuk mengizinkannya melanjutkan penelitian ramuan Zingi curas. Dia kembali mendiskusikan hal ini kepada timnya. Tidak peduli jika pengkhianat di timnya tidak suka mendengar berita ini. Tetapi yang jelas, dia akan tetap mengawasi dan memperhatikan ekspresi timnya satu persatu tanpa terkecuali. Termasuk, Rega. Walau dia sudah menganggapnya seorang sahabat, tetapi tidak menutup kemungkinan jika pengkhianat itu datang dari orang-orang terdekatnya. Sampai detik ini, dia memang masih dekat dengan Rega. Namun, untuk urusan penelitian, tetap menjadi rahasia pribadinya. ---**--- Beberapa hari kemudian., National Laboratory of The United States, Washington D.C, USA., Laboratorium Biologi., Siang hari.,            Mereka semua duduk saling berhadapan, berseberangan dengan meja panjang berbahan keramik putih. Bukan untuk membahas yang telah lalu, tetapi mereka mendiskusikan beberapa kiriman surat yang ditujukan oleh dr. Zea Mays Coates.            Hari ini, sejak mulai pagi tadi, mereka tidak bisa bekerja sehat. Yah, konsentrasi mereka buyar karena surat dari beberapa pasien Monodna IV-98 yang ditujukan untuk dr. Zea Mays Coates. Apalagi ada beberapa surat tambahan dari keluarga besar pasien Monodna IV-98 yang menyatakan bahwa mereka siap jika keluarga mereka menjadi sampel penelitian utama untuk menguji penawar Zingi curas secara langsung. Mereka bahkan memohon kepada dr. Zea Mays Coates agar penelitian itu segera diteruskan. “Kenapa kau diam saja, Zea?” tanya Prof. Calder memperhatikan ekspresi wanita itu yang sejak tadi masih terus membungkam mulut.            Mereka semua menatap satu sama lain melihat sikap diam Zea. Tadinya, wanita itu sangat antusias sekali. Namun, setelah membaca isi surat dari keluarga pasien Monodna IV-98, dia terdiam seribu bahasa.            Isi surat yang sama, membuat mereka semakin berani melangkah maju. Surat itu akan menjadi saksi dan bukti kuat bahwa Zea berhak mengajukan banding dan meminta Badan Kesehatan Dunia untuk memberikan dukungan terhadap penelitian terakhir dari Zingi curas. * Kepada yang terhormat, dr. Zea Mays Coates di tempat, Sehubungan dengan berita yang sedang beredar di berbagai media massa, saya sungguh menyesal kenapa pemerintah melarang Zingi curas untuk diteliti lebih lanjut. Melalui surat tertulis ini, saya akan membuka suara dan memberikan bukti penyerahan diri serta keikhlasan hati terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh dr. Zea Mays Coates. Saya pasien Monodna IV-98 menyatakan sangat setuju bila menjadi sampel penelitian dari Zingi curas. Hidup saya sudah hancur. Saya ingin nyawa saya berharga di ujung napas. Sebagai manusia yang ingin menjadi berharga, saya mohon lanjutkan penelitian Anda. Jika masih ada yang melarang Zingi curas untuk diteliti lebih lanjut, maka kami siap membantu Anda dan membela Anda apapun yang terjadi. Kami siap membantu Anda untuk memohon kepada Badan Kesehatan Dunia agar penelitian Zingi curas segera dilanjutkan sampai akhir. Karena kami siap dan rela berkorban demi kesembuhan dunia. Yang setuju dan bertanda tangan di bawah ini, Saya pasien Monodna IV-98, Barbara Crusha. * Surat yang sama juga dikirim oleh 19 orang pasien Monodna IV-98 yang lain. Sangat banyak sekali yang mendukung penelitian Zingi curas agar segera dilanjutkan.            Apalagi membaca surat dari keluarga pasien Monodna IV-98, membuat hati Zea menjadi pilu dan sangat haru. * Kepada yang terhormat, dr. Zea Mays Coates di tempat, Semoga Anda sehat selalu, dr. Zea. Semoga Tuhan selalu melindungimu dan keluargamu. Maaf, jika surat kami menjadi beban untuk Anda. Tetapi kami harus mengirim surat ini kepada Anda terkait ancaman pemerintah terhadap penelitian Anda mengenai Zingi curas. Kami sudah membaca banyak berita mengenai Zingi curas dan kami semua sangat murka mendengar bahwa Anda dinyatakan bersalah atas tuduhan yang belum pasti. Kami adalah keluarga besar dari pasien Monodna IV-98 sangat berharap kalau Anda mau melanjutkan penelitian terakhir dari Zingi curas. Demi niat baik dari salah satu keluarga kami yang terserang virus Monodna IV-98, kami sekeluarga rela dan ikhlas bila keluarga kami dijadikan sebagai sampel penelitian dari penawar Zingi curas. Kami akan mendukungmu dan melawan pemerintah. Tolong kami, dr. Zea. Bantu kami agar keluarga kami menjadi berharga di ujung napas. Melalui surat tertulis ini, kami menyatakan siap menanggung resiko yang terjadi. Termasuk ikhlas bila nyawa keluarga kami tidak tertolong saat penelitian sedang berlangsung. Tolong kami dan bantu kami. Demi dunia dan manusia yang tidak bersalah. Yang setuju dan bertanda tangan di bawah ini, Kami, keluarga dari pasien Monodna IV-98, Immanuel Jonathan Chris. *            Terdapat nomor telepon serta alamat rumah dari masing-masing surat yang dikirimkan langsung untuk Zea. Dia tidak bisa berbicara ketika membaca surat dari keluarga pasien Monodna IV-98 sebab ingatannya mengenai orang tuanya yang telah tiada kembali berputar di kepalanya. “Zea??” sapa dr. Viona menyentuh lengannya.            Namun, sayangnya Zea masih terus membungkam mulut dengan pandangan kosong. “Zea? Kau baik-baik saja??” Rega ikut menyadarkan Zea.            Lihat bagaimana cara Zea memegang surat itu hingga akhirnya terjatuh diatas meja. Sepertinya, Zea sedang memikirkan sesuatu yang mungkin membuat hatinya teriris. “Zea? Apa yang kau pikirkan? Katakan pada kami??” tanya dr. Atlas menatap wanita yang ia kagumi itu. * * Novel By : Msdyayu (Akun Dreame/Innovel, IG, sss)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD