12. Awal mula pengacau

1552 Words
"Penunggu di taman itu pocong." Celetuk Aiden kembali, mata Kiya semakin membola mendengarnya. "s****n lo!" El nampak geram karena adiknya ketakutan mendengar cerita pocong yang dilontarkan oleh aiden. "Gue serius, El." Aiden membela dirinya sendiri. "kalaupun lo gak percaya, lo tanya aja sama si Retha atau si Rean." sambung Aiden, kembali membela dirinya sendiri dengan bertanya kepada Retha dan rean karena mereka adalah Indigo jadi, sedikit banyaknya tahu tentang kisah sekolah ini beserta dengan para penghuni nya. Retha dan Rean saling tatap, lalu mengedikkan bahu nya acuh. "Kalaupun ada ya, mereka gak akan ganggu juha." Sebenarnya, Retha hanya mengetahui penunggu pohon mangga itu adalah macam putih. Sudah sering dirinya berkomunikasi dengan sosok itu, tetapi jika mendenger pocong ah rupanya Retha tak pernah melihatnya atau mungkin belum. Dan semoga saja tidak, karena jujur saja pocong adalah makhluk halus yang paling Retha takuti dari makhluk-makhluk halus lainnya. "Tuh kan berarti ada yaaa.." rengek Kiya sembari memegang pergelangan tangan kakak nya. El menghela nafas pelan. Yang awalnya kasihan karena melihat ekspresi dan wajah adiknya, kini El berubah pikiran. Lihat saja dia akan menakut-nakuti Kiya hingga adiknya itu menangis. El tersenyum miring melihat adiknya, kenapa El begitu jahil dan iseng? Apa ini adalah karma bagi Alvin karena sifat jahilnya menurut pada Elzyo? Sepertinya iya. Dan Alvin malah bangga dengan hal itu, ah memang benar-benar minta, ya minta di gampar author si Alvin tuh. "Dek.." "Humm..?" Kiya menatap manik mata kakak nya, Kiya mengerutkan kening saat El seperti orang yang tengah ketakutan. "Bang?" Tak ada jawaban dari El, membuat Kiya semakin bingung. "Hallo abang? Masih ada kan? Apa abang kesurupan?" Tanya Kiya dengan polos nya. "Abang iihhh kenapa?" Tetap saja tak ada jawaban dari El. "Dek..." "Kenapa sih bang?" "Lihat tuh di belakang.." ucap El sambil melihat ke arah belakang. "Ada apaan?" Tanya Kiya. "Po..pocong." Mata belo Kiya langsung membulat, "A-apa po..pocong?!" Kiya setengah tak percaya. Saat Kiya akan melihat ke arah belakang, El segera melarangnya. "Gak boleh lihat, dek!" Peringat El. "Loh, kenapa kak?" Tanya Kiya. "Nanti kamu takut, dek!" "Hah, abang, terus adek harus gimana..." "Kamu sekarang berdiri dek, terus mundur dikit dan cepat lari dalam hitungan ketiga." Kiya dengan wajah polos nya mengangguk. El tersenyum miring, mulai menuntun Kiya dan melepaskannya. 1...2...3 "Kaburrrr... Ada pocong!!!!!!" Teriak Kiya membuat El tertawa puas, sementara yang lain nya menggeleng-gelengkan kepalanya. Bisa-bisanya Kiya tertipu dengan El. Konyol sekali bukan. "Kiya, tungguuuuu!!!" Retha segera berdiri dan menyusul Kiya yang berarti tak tentu arah. *** Otak itu begitu kecil, tak terlihat seperti sebuah benda penyimpan memori. Tetapi otak adalah pencipta hal besar, bisa juga menjadi perusak ulung yang kejam. Setiap denyutnya, setiap ruangnya, selalu menyimpan misteri, selalu samar untuk ter terka. Setiap aliran dalam desahnya, menghembuskan amarah. Setiap denyut ototnya, mengusik emosi mengguncah, Melahirkan sedetik tindakan tak terduga, Menutup semenit naluri yang tebuka. Otak juga dapat membongkar bongkahan emosi durjana, merobohkan ketabahan sanubari yang bijaksana. Seketika itu, saat otak pikiran tak lagi sinkronisasi suasana semakin tak tertuju, sang moderator mengucap tak tentu. Berucap tak tersaring kalbu. Setelah itu, Kejadian yang tak pernah terfikir menyeruak, sang lidah pun mulai membicarakan apa yang telah otak pikirkan. Kadang berbicara dengan membabi buta, memakai suara yang keras lagi membentak. Pada saat itu, emosi bergerak, lidah bekerja lebih cepat dari akal dan tindakan semakin keluar dari lingkaran nurani. Seperti itu lah keadaan emosi, dimana nurani semakin terbenam oleh hasutan lidah, Tindakan bergerak tanpa melewati akal, Jagalah lidahmu setelah kau bersihkan hatimu, Satukan keduanya dengan implikasi tindakan yang baik, Reynand selalu berbicara kepada ketiga anaknya. Karena orang yang paling kuat bukanlah orang yang merobohkan ribuan musuhnya, melainkan orang yang mampu mengendalikan emosi dan nafsunya sendiri. Saat emosi dapat terendam, disana lah titik dewasa yang sesungguhnya sedang bermain. "Kamu kenapa ketawa sih?" ucap Naya sembari melihat ke arah Rean sebal. Dia sudah kesal semenjak kedatangan Lisa dan sekarang dirinya tambah kesal ulah Rean yang sangat tidak peka. "Gak apa-apa kok, Nay." Jawab Rean kembali memasang wajah cuek, seperti tak ada apa-apa. "Oh jadi ini cewek yang lagi di suka sama Rean? Kita lihat saja nanti." Wanita itu berbicara dengan hatinya dan tersenyum miring setelahnya. Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano "Penunggu di taman itu pocong." Celetuk Aiden kembali, mata Kiya semakin membola mendengarnya. "s****n lo!" El nampak geram karena adiknya ketakutan mendengar cerita pocong yang dilontarkan oleh aiden. "Gue serius, El." Aiden membela dirinya sendiri. "kalaupun lo gak percaya, lo tanya aja sama si Retha atau si Rean." sambung Aiden, kembali membela dirinya sendiri dengan bertanya kepada Retha dan rean karena mereka adalah Indigo jadi, sedikit banyaknya tahu tentang kisah sekolah ini beserta dengan para penghuni nya. Retha dan Rean saling tatap, lalu mengedikkan bahu nya acuh. "Kalaupun ada ya, mereka gak akan ganggu juha." Sebenarnya, Retha hanya mengetahui penunggu pohon mangga itu adalah macam putih. Sudah sering dirinya berkomunikasi dengan sosok itu, tetapi jika mendenger pocong ah rupanya Retha tak pernah melihatnya atau mungkin belum. Dan semoga saja tidak, karena jujur saja pocong adalah makhluk halus yang paling Retha takuti dari makhluk-makhluk halus lainnya. "Tuh kan berarti ada yaaa.." rengek Kiya sembari memegang pergelangan tangan kakak nya. El menghela nafas pelan. Yang awalnya kasihan karena melihat ekspresi dan wajah adiknya, kini El berubah pikiran. Lihat saja dia akan menakut-nakuti Kiya hingga adiknya itu menangis. El tersenyum miring melihat adiknya, kenapa El begitu jahil dan iseng? Apa ini adalah karma bagi Alvin karena sifat jahilnya menurut pada Elzyo? Sepertinya iya. Dan Alvin malah bangga dengan hal itu, ah memang benar-benar minta, ya minta di gampar author si Alvin tuh. "Dek.." "Humm..?" Kiya menatap manik mata kakak nya, Kiya mengerutkan kening saat El seperti orang yang tengah ketakutan. "Bang?" Tak ada jawaban dari El, membuat Kiya semakin bingung. "Hallo abang? Masih ada kan? Apa abang kesurupan?" Tanya Kiya dengan polos nya. "Abang iihhh kenapa?" Tetap saja tak ada jawaban dari El. "Dek..." "Kenapa sih bang?" "Lihat tuh di belakang.." ucap El sambil melihat ke arah belakang. "Ada apaan?" Tanya Kiya. "Po..pocong." Mata belo Kiya langsung membulat, "A-apa po..pocong?!" Kiya setengah tak percaya. Saat Kiya akan melihat ke arah belakang, El segera melarangnya. "Gak boleh lihat, dek!" Peringat El. "Loh, kenapa kak?" Tanya Kiya. "Nanti kamu takut, dek!" "Hah, abang, terus adek harus gimana..." "Kamu sekarang berdiri dek, terus mundur dikit dan cepat lari dalam hitungan ketiga." Kiya dengan wajah polos nya mengangguk. El tersenyum miring, mulai menuntun Kiya dan melepaskannya. 1...2...3 "Kaburrrr... Ada pocong!!!!!!" Teriak Kiya membuat El tertawa puas, sementara yang lain nya menggeleng-gelengkan kepalanya. Bisa-bisanya Kiya tertipu dengan El. Konyol sekali bukan. "Kiya, tungguuuuu!!!" Retha segera berdiri dan menyusul Kiya yang berarti tak tentu arah. *** Otak itu begitu kecil, tak terlihat seperti sebuah benda penyimpan memori. Tetapi otak adalah pencipta hal besar, bisa juga menjadi perusak ulung yang kejam. Setiap denyutnya, setiap ruangnya, selalu menyimpan misteri, selalu samar untuk ter terka. Setiap aliran dalam desahnya, menghembuskan amarah. Setiap denyut ototnya, mengusik emosi mengguncah, Melahirkan sedetik tindakan tak terduga, Menutup semenit naluri yang tebuka. Otak juga dapat membongkar bongkahan emosi durjana, merobohkan ketabahan sanubari yang bijaksana. Seketika itu, saat otak pikiran tak lagi sinkronisasi suasana semakin tak tertuju, sang moderator mengucap tak tentu. Berucap tak tersaring kalbu. Setelah itu, Kejadian yang tak pernah terfikir menyeruak, sang lidah pun mulai membicarakan apa yang telah otak pikirkan. Kadang berbicara dengan membabi buta, memakai suara yang keras lagi membentak. Pada saat itu, emosi bergerak, lidah bekerja lebih cepat dari akal dan tindakan semakin keluar dari lingkaran nurani. Seperti itu lah keadaan emosi, dimana nurani semakin terbenam oleh hasutan lidah, Tindakan bergerak tanpa melewati akal, Jagalah lidahmu setelah kau bersihkan hatimu, Satukan keduanya dengan implikasi tindakan yang baik, Reynand selalu berbicara kepada ketiga anaknya. Karena orang yang paling kuat bukanlah orang yang merobohkan ribuan musuhnya, melainkan orang yang mampu mengendalikan emosi dan nafsunya sendiri. Saat emosi dapat terendam, disana lah titik dewasa yang sesungguhnya sedang bermain. "Kamu kenapa ketawa sih?" ucap Naya sembari melihat ke arah Rean sebal. Dia sudah kesal semenjak kedatangan Lisa dan sekarang dirinya tambah kesal ulah Rean yang sangat tidak peka. "Gak apa-apa kok, Nay." Jawab Rean kembali memasang wajah cuek, seperti tak ada apa-apa. "Oh jadi ini cewek yang lagi di suka sama Rean? Kita lihat saja nanti." Wanita itu berbicara dengan hatinya dan tersenyum miring setelahnya. Bersambung. Nih buat kalian yang pusing sama cast nama, aku kasih ya. Anak nya Reyna+Reynand. 1. Raditya Ardani Daniyal (Nanti akan di datangkan di episode selanjutnya) 1. Reandra Xavier Daniyal 2. Renata Xaviera Daniyal Anak nya Felli+Alvin. 1. Elzyo Fathir Mahendra 2. Azkiya Felixa Mahendra Anak nya Angga+Siska. 1. Aleia Khansa Rahardian (Sudah meninggal dari bayi) 2. Alfakhri Altair Rahardian Anak nya Valen+Revin. 1. Ardan Razzan Ardiaz 2. Randika syakir Ardiaz 3. Rafasha Eshaal Ardiaz Anak nya Revan+rahma 1. Azka Jaydan Ardiaz 2. Arshaka Shafwan Ardiaz Anak nya Doni+Anna 1. Fazmi irham Geovano 2. Farel Anshary Geovano
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD