BB.S2// COZ I'M BELIEVE YOU

1114 Words
Dominic masih berada di tempat pelelangan itu. Pelelangan baru saja dibuka, dan Dominic melihat, tanpa melakukan apapun.  "Hai." Sapa salah satu wanita dengan  body luar biasa duduk tepat dihadapan Dominic.  Dominic memilih untuk mengabaikan wanita itu dan matanya tetap fokus pada barang yang sedang di lelang.  Saat ini Dominic sedang duduk di meja bundar dengan empat bangku. Pemilik bangku pertama tentu saja Dominic, lalu ada dua tamu lain yang tidak ingin disebutkan siapa, yang pasti tamu itu datang jauh dari Asia. Dan satu lagi tentu saja wanita yang baru saja datang.  Tanpa ada ada percakapan diantara mereka, seolah fokus pada tujuan masing-masing. Tapi ada satu yang membuat fokus Dominic sedikit goyah. Wanita yang baru saja datang itu dengan nakal bermain-main dengan kakinya yang ia gesekan kepada kaki Dominic, lalu sesekali kaki nya naik kesela pangkalan paha Dominic dengan sensual.  Dominic bersikap biasa saja, dan itu membuat kesal wanita itu. Dia pun semakin gencar memainkan kakinya dengan semakin naik kearah 'milik' Dominic. Dominic pun tidak bergeming sedikitpun, seolah wanita itu hanyalah serangga yang sedikit menggelitik nya.  "Terjual." Suara dari si moderator mengadakan barang lelangan itu terjual.  "Sekarang yang paling ditunggu buat kalian. Keluarlah." Sang moderator menyuruh seseorang untuk keluar.  Dan datanglah sepuluh orang pria dan sepuluh orang wanita yang tampan dan cantik. Ya, saat ini giliran pelelangan manusia. Ingat, ini pelelangan manusia. Si tuan bebas melakukan apapun kepada orang yang sudah dibelinya.  Pria dan wanita itu menunjukan yang terbaik dari tubuh mereka atau apapun untuk menarik para tamu. Dan jika dari mereka ada yang tidak terjual, maka mereka harus siap dijadikan pemuas nafsu bergilir untuk beberapa orang.  Dua pria asing yang duduk dalam satu meja pergi untuk menghampiri wanita dan pria yang dia pilih, meninggalkan Dominic dengan wanita itu. Wanita yang belum diketahui namanya berdiri dan berganti tempat duduk jadi disebelah Dominic.  Dominic yang tidak menghiraukan wanita itu pun tidak menggubris apa yang dilakukan wanita itu.  "Kau tidak membeli itu?" Tanya wanita itu. "Aku sudah mempunyai istri yang lebih menggoda daripada wanita yang ada didepan mataku." Awalnya mata Dominic menatap kedepan tempat moderator memperkenalkan lelangan nya. Tapi setelah mengatakan itu, wajahnya menatap wanita itu, seolah mengatakan jika Jean nya lah yang lebih menggoda.  Wanita itu tahu jika Dominic sedang menyindirnya. Tapi wanita itu seolah tidak punya muka dan dengan entengnya meletakan tangannya ke pangkal paha Dominic. Bukan hanya meletakan, tapi wanita itu mengelus sensual Dominic.  "Apakah istrimu bisa membuat ini cepat bereaksi?" Wanita itu dengan berani menyentuh 'milik' Dominic yang memang sudah bereaksi. Dominic ini pria normal yang akan bereaksi diperlakukan seperti itu.  Dominic mendekatkan wajahnya ke wajah wanita itu, dan wanita itu mengira Dominic akan menciumnya, tapi nyatanya Dominic hanya ingin membisikan sesuatu di dekat kupingnya.  "Istriku bahkan tidak melakukan apapun bisa membuatku bereaksi." Dominic menatap wanita itu dengan smirk tercetak dibibirnya.  "Apa kau ingin menjadi orang pertama yang menjadi monkey percobaan senapan baruku?" Dominic berbicara dengan nada dingin yang membuat siapapun takut.  Dominic memang membeli senapan dari lelang ini. Senapan yang akan menjadi favoritnya. Tidak mengeluarkan bunyi tapi bisa mematikan orang dari jarak jauh.  "Bilang kepada Yamazaki, jika ingin membuatku tergoda, setidaknya carilah wanita dari kelas atas untukku." Dominic membenarkan rambut wanita itu yang diam terpaku karena ketahuan.  Wanita itu menelan salivanya karena takut. Dia pun langsung berdiri dan menjauhi Dominic dengan wajah pucat.  Ponsel Dominic bergetar, ada satu pesan dari nomer yang tidak diberi nama.  'Istri anda sudah dirumah.'  Begitu isi pesan itu. Dominic tidak membalas, dia yakin orang suruhannya mengerti apa yang harus dilakukannya. Dominic kembali memperhatikan jalannya lelangan itu.   "Lalat kotor." Ujar Dominic.  Tidak lama, karena setelah itu dia pergi dari tempat lelangan. Bosan mendera tatkala tiba-tiba merindukan sentuhan Jean, istrinya.  ****  Dirumah Jean sedang duduk dibalkon rumah dengan memegang amplop berwarna coklat. Tangannya meremas kuat amplop itu sampai tak berbentuk.  Baru saja Jean mendapatkan amplop itu dari seseorang yang mengatasnamakan Dominic Archer dan mengatakan jika itu paket untuknya. Jean hanya menurut dan membuka apa isi amplop itu. Dan setelah tahu apa yang ada didalam nya, Jean merasa panas, karena kiriman itu berisi foto Dominic bersama wanita ditempat pelelangan tadi.  Marah? Kesal? Ingin sekali Jean melakukan itu, tapi saat dipikir kembali, apa haknya untuk marah? Jean memang mencintai Dominic, tapi Dominic tidak mencintainya, ditambah pernikahan mereka bukan didasari karena keinginan mereka, melainkan hanya sebagai menguntungkan sesama. Jadi Dominic berhak untuk melakukan apapun yang dia mau, termasuk bermain dengan wanita manapun yang dia mau.  Mobil sport Dominic datang, hanya hanya memperhatikan mobil itu masuk kedalam, tanpa mau pergi kebawah dan menyambut Dominic seperti biasanya.  Saat Dominic turun, wajahnya menoleh keatas melihat Jean yang juga sedang menatapnya. Sama seperti saat baru menikah, Jean terpergok memperhatikan Dominic. Bedanya dulu aja menghindar tatapan Dominic, tapi sekarang Jean dengan berani menatap lama Dominic.  Dominic sudah masuk kedalam, Jean enggan untuk beranjak dari tempatnya. Biarlah Dominic yang datang menghampiri nya. Tapi Jean kembali berpikir tidak mungkin Dominic menghampirinya. Setidaknya itu dugaan Jean.  Tapi nyatanya, dugaan Jean salah, Dominic datang menghampiri nya dengan langkah lebar. "Tidak ada sambutan?" Kata Dominic dibalik punggung Jean.  Jean membuang nafas kasar, seberapapun ia kesal, tetap saja akan kalah dengan keinginannya untuk melihat pria itu tanpa terkecuali.  Jean menghadap Dominic dan membukakan jas, serta dasi yang masih menempel, seperti biasanya.  "Kau sudah makan?" Tanya Jean dengan suara lemas. Dominic menyadari itu, tapi dia enggan untuk bertanya.  "Belum." Jawab Dominic singkat.  "Aku akan membuatkan makanan untukmu." Jean meninggalkan Dominic yang masih diam ditempatnya.  "Kau sakit?" Tanya Dominic sebelum Jean lebih jauh.  Tidak ada jawaban. Sebenarnya ini adalah hal tertalangka yang pernah Dominic lakukan. Menanyakan apakah Jean sakit atau tidak adalah satu hal yang tidak pernah dilakukan pria itu, dan ini untuk pertama kalinya. Seharusnya Jean senang, tapi dia sedang malas untuk menanggapi.  "Tidak." Jawabnya singkat. Mata Dominic menangkap satu objek di lantai. Foto dirinya dengan wanita yang menggodanya Dipelalangan, orang suruhan Yamazaki.  "Kau melihatnya?" Tanya Dominic. Sekarang dia tahu kenapa sikap Jean sedikit cuek padanya.  See? Sebenarnya Dominic tahu semua gerak gerik atau tingkah laku Jean, tapi dia lebih memilih diam daripada harus bertanya-tanya.  Jean yang tadinya hendak membuka pintu pun menghentikan tangannya, dan kembali menghadap Dominic.  "Apa?" Tanya Jean. Dia belum sadar jika dia melupakan foto tadi.  Dominic mengambil foto itu baru Jean tersadar jika dia melupakan foto yang dia dapat. Tapi Jean sudah tertangkap basah melihat foto itu, mau tidak mau harus mengakuinya.  "Jadi kau sudah melihatnya? Ini yang membuatmu menjadi lemas?" Pertanyaan Dominic telat sasaran.  "Ya." Jawanya lagi singkat.  "Kau mempercayainya?" Tanya Dominic menatap Jean tajam.  "Tidak." Jean menjawab cepat.  "Begitu?"  "Ya." "Kenapa?" Tanya Dominic berulang.  Jean balik menatap tajam Dominic tanpa takut, dan langsung menjawabnya.  "Karena aku mencintaimu. Karena aku mempercayaimu." Jawabnya yakin.  Jean tahu jika mencintai Dominic adalah sebuah kesalahan, tapi cinta membutakan yang salah menjadi benar.  _____________
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD