Menemani bude ku keliling ke beberapa kota untuk jualan konveksi sudah jadi kebiasaanku sejak SMU. Dulunya aku belum pandai menyetir, jadi hanya duduk saja di samping pakde ku yang pandai menyetir. Namun, sejak pakde ku (kakak bapakku) meninggal hampir setahun lalu karena sakit, aku terpacu untuk belajar menyetir. bude juga belajar menyetir, jadi kami dapat bergantian kalau jaraknya jauh, sehingga tidak terlalu melelahkan.
Aku terbeban membantu bude karena memang dia lah yang membiayai kuliahku sekarang ini di semester dua. Aku sudah dianggap anak sendiri, sementara dia sendiri tidak dikaruniai anak sejak pernikahannya sekitar 10 tahun lalu setelah ia lulus sarjana muda.
Cara bisnis kami adalah membeli barang dari beberapa pembuat konveksi di rumah-rumah, lalu menjualnya ke kota-kota lain.Untungnya lumayan juga, buktinya mobil box sudah terbeli.Permintaan barang memang meningkat terus.Sayang,pakde ku keburu wafat sehingga bude sekarang hanya mengandalkan dirinya dan aku.
Sekarang, kalau keliling ke luar kota berjarak jauh,bude juga menyesuaikan dengan jadwal kuliahku. Sedang kalau jarak dekat dapat dilakukannya sendiri.Aku pun ikut menyesuaikan diri, yakni sengaja tidak ambil kuliah di hari Senin, sehingga minimal hari Minggu-Senin bisa untuk bantu keliling. Kadang memang kami sampai menginap bila perjalanan cukup jauh, dan karena hal inilah akhirnya kedewasaan ku pun tumbuh dengan cepat.
Kisahnya begini, suatu saat kami keliling ke beberapa kota di Jateng utara hingga akhirnya sampai di Semarang sudah jam tujuh malam. Selesai makan malam di warung makan sederhana, kami segera mencari Losmen kecil supaya pengeluaran dapat dihemat. Rencananya, besok pagi baru kami keliling ke beberapa tempat di kota propinsi ini. Biasanya tempat kami menginap selalu ada dua ranjang kecil, masing-masing untuk satu orang, tapi malam itu ternyata yang sisa adalah satu kamar dengan ranjang yang muat untuk dua orang. Kami tidak berpikir macam-macam dan menerima kamar itu. Cukuplah untuk tempat kami istirahat malam itu.
Begitu masuk kamar,bude langsung bergegas mandi karena sangat lelah dan ingin segera tidur. Perjalanan sepanjang siang tadi memang melelahkan dan bude cukup lama menyetir. Aku pun segera mengunci pintu kamar dan jendela-jendela rapat-rapat, takut nyamuk masuk, lalu menyiapkan peralatan mandi. Tidak lama bude keluar dari kamar mandi, mengenakan kimono batik sebatas paha sambil mengeringkan rambut sehabis keramas.
bude tidur dulu, dit,capek sekali, katanya sambil naik ke ranjang, memilih tempat yang mojok ke tembok, mengatur bantal di sisi kiri lalu membaringkan tubuhnya.
Waktu itu masih sekitar jam 8 malam.
iya bude,aku juga mau mandi dulu,jawabku sambil masuk ke kamar mandi.Air dingin segera menyegarkan tubuhku yang berkeringat.
Tidak sampai 15 menit aku mandi keramas, menggosok gigi lalu pakai celana pendek dan kaos.Ketika keluar dari kamar mandi kulihat bude sudah tertidur pulas. Fisik wanita memang tidak sekuat pria, padahal kalau dihitung justru aku yang lebih lelah. Selain menyetir aku juga harus angkat-angkat barang dari mobil ke toko-toko, sedangkan bude hanya mencatat atau membuatkan kuitansi dan menerima pembayarannya saja.
Setelah selesai berbenah, aku pun segera mematikan lampu kamar lalu menyalakan lampu kamar mandi dan membuka pintunya sedikit, sehingga sebagian sinarnya masuk ke kamar. Meski hanya redup cukuplah untuk membuat suasana tidak gelap pekat.aku tidur tepat di sebelah bude.Kipas angin kecil di atas ranjang terus berputar dan tidak lama kemudian aku pun terlelap.
Jam dinding kamar Losmen menunjukkan jam 11 malam ketika mendadak aku terbangun karena rasa panas yang luar biasa menerpaku, badanku berkeringat banyak sekali. Kipas angin kecil di langit-langit kamar ternyata tidak mampu menghalau udara panas kota Semarang. Maka aku segera bangkit dan melepas kaos yang ku pakai lalu kembali ke ranjang dengan telanjang d**a. Namun,begitu kembali ke atas ranjang, pandanganku terpaku pada sebatang paha gempal milik bude yang samar-samar terlihat di antara redupnya sinar lampu kamar mandi.
Posisiku tidur di sebelah kanan bude dan sekarang kimono bude tersibak pada bagian paha kanannya, sampai kelihatan celana dalamnya.Perlahan aku bangkit dan membuka pintu kamar mandi lebih lebar lagi sehingga sinar lampu masuk makin terang dan pemandangan menggairahkan itu semakin jelas.Paha yang masih gempal menggairahkan dan gundukan di balik celana dalamnya benar-benar membuatku panas dingin.Kalau selama ini tidak pernah ada pikiran kotor di benakku, maka sekarang melihat kemolekan tubuh milik bude,tubuhku jadi merinding.Ku telan ludah beberapa kali sambil membayangkan aku menggeluti tubuh polos wanita bertinggi sekitar 170 cm dan berdada besar itu.
dengan perlahan ku baringkan tubuh bude yang tidur telentang dan, entah ada dorongan apa, perlahan ku geser dan ku tempelkan paha kiri ku yang hanya bercelana pendek ke paha kanan bude yang terbuka. Kalau dia terbangun,aku akan berpura-pura tidur, pikirku nakal. Tapi ternyata dia tidak bangun. Aku pun semakin berani.tempelan ku di pahanya semakin lekat, bahkan tubuhku yang telanjang d**a pun ikut bergeser mendekatinya.Tidak ayal batang zakar ku mulai ereksi. Nafsu syahwat ku mulai naik.Ku amati kimono bude dan kucari tali pengikatnya di bagian pinggang. Tanganku bergerilya melepas ikatan kimono itu dan beruntung simpulnya dengan sekali tarik terlepas.
Hati-hati ku buka bagian depan kimono bude ke kiri dan kanan dan...gila, tubuh bude begitu mengundang nafsu untuk menggelutinya.Dia ternyata tidak memakai bra.
Dua gunung gempal montok menantang dan merangsang ku.batang zakar ku bergerak-gerak dan aku pun mulai melepas celanaku luar-dalam,sehingga aku sekarang telanjang di samping bude.Nafsu kotor membuatku tidak ingat lagi hubungan bude dan keponakan.
Dengan gaya pura-pura tidur aku semakin mendekap bude.Udara panas membuat tubuhku dan tubuh bude sama-sama berkeringat.Dengkurnya yang halus terdengar dekat sekali ketika kepala kami berdekatan. Seperti orang menggeliat, dengan nekat aku bergerak memeluk bude,tanganku mengenai teteknya yang kira-kira berukuran 36B besar dan padat.Kaki kananku berada di sela-sela pahanya.Otomatis batang zakar ku tertekan di batang paha kanannya.Kubiarkan posisi ini beberapa saat sambil menunggu reaksinya.Ternyata bude cuma melenguh kecil dan bergerak-gerak sedikit namun tetap tidur.
Aku bertambah berani, t***k kiri bude ku usap-usap pelan dengan tangan kanan dan tubuhku semakin condong memeluknya.Namun tidak berapa lama kemudian bude menggeliat,meregangkan badan dan berguling ke arahku.Aku mengikuti arah gerakannya dan jadi gelagapan karena tubuh bude yang lebih besar dariku sekarang malah yang menindih ku.Aku telentang dan terasa t***k besar bude menekan dadaku. Anehnya, bude tetap masih tidur. Maka ‘rejeki’ ini pun tidak akan ku tolak
Aku justru mengatur posisi tubuh bude,kupeluk dan ku geser tubuh montok itu sehingga ia kini benar-benar tepat di atas ku, menindih ku dengan wajahku di sekitar lehernya.Tangan kiri ku memeluknya,sementara tangan kananku pelan-pelan melepas kimono nya ke belakang. bude nampak pulas sekali sehingga tidak merasa ketika kimono nya ku lolosi.Bahkan ketika kedua lengannya bergantian kuangkat untuk memudahkan ku melepasnya dari kimono, ia tidak bereaksi.
Sebentar kemudian bude sudah tinggal berbalut celana dalam saja.Pelukan tangan kiri ku tambah erat, sementara tangan kananku bergerak lincah ke arah bawah, menelusup ke balik celana dalam nya. p****t gempal nya ku remas,bude hanya menggelinjang dan mendesah kecil,
hemm..hem..Matanya tetap terpejam.Semakin berani,celana dalam nya mulai ku turunkan dengan bantuan tangan kiri juga. Untuk ini aku terpaksa harus mengangkang kan pahaku menahan kedua paha bude, melepaskan celana dalam bude pelan-pelan sampai sekitar paha lalu menurunkannya dengan bantuan jari kakiku sampai lepas ke bawah.
Kemudian ku atur posisi batang zakar ku sehingga terjepit di paha bude.ugh... nikmat sekali rasanya.Sejauh ini,entah pura-pura entah tidak,bude tetap terlelap, sehingga aku pun kian brutal.Kupeluk erat tubuh atasnya, kujilati teteknya, ku gerak-gerakkan batang zakar ku sambil sedikit ku hentak-hentakkan pinggulku ke atas sehingga batang zakar ku di sela-sela pahanya ikut merasakan nikmat.
Lama-lama aku tidak tahan lagi dan ingin segera mem benamkan nya ke dalam v****a bude.Perlahan tubuhnya ku dorong sampai telentang dan ku telungkupi.Pahanya ku kang-kangkan lebar-lebar, kucium-cium dan ku jilat-jilat v****a nya.Lalu batang zakar ku yang sudah tegang penuh ku masukkan agak kasar ke lubang nikmat itu.Begitu sudah melesak seluruhnya, aku pun segera menggenjot sekuat-kuatnya. Aku tidak perduli lagi apakah bude mau bangun atau tidak..
sleep sleep sleep,aku terus memompa.Tangan bude kiri kanan ku pegang ku rentangkan di atas kepala dan mulutku asyik menjilati teteknya.uhh.uhh.uhh,kurasakan tenaga bude berusaha memberontak namun aku tetap menekannya sehingga ia hanya dapat melenguh dan menggelinjang kecil dengan mata tetap terpejam.
Beberapa menit kemudian kurasakan pahaku yang sedang memompa dijepit erat-erat paha bude, lalu pantatnya terangkat tinggi dan ber kejat-kejat beberapa kali sampai batang zakar ku terasa diremas-remas,lalu terasa basah.Setelah sekali lagi pahanya menjepit ketat pahaku dan mengejat-ngejat tiga kali, dia jadi layu. Kedua pahanya tergolek ngangkang ke kiri-kanan. Tangannya yang masih ku pegang pun lalu terasa lemas.
Aku melepaskannya, lalu melanjutkan pompa an ku sambil memeluk punggung dan menyedot-nyedot teteknya kiri-kanan. Matanya tetap terpejam sambil tubuhnya terguncang-guncang naik turun, terus sampai akhirnya aku o*****e dan batang zakar ku terbenam dalam di v****a nya.Tubuhku pun lemas lunglai ambruk menindihnya.Mataku berat dan mengantuk sekali setelah itu.
Aku terbangun lagi ketika jam dinding menunjukkan sekitar jam dua pagi dan mendapati tubuh kami masih pada posisi semula. Aku menelungkup di atas tubuh bude.Dia pun masih tertidur dengan dengkur halusnya. Di luar masih gelap, dalam kilasan cahaya dari kamar mandi ku amati wajah bude yang berkesan kuat dengan alis tebal.Aku jadi ingin mencium bibirnya yang agak tebal.
Pelan ku naikkan tubuhku yang lebih pendek dari tubuhnya. Ku kecup-kecup kecil bibirnya sebentar, lalu ku tempelkan bibirku di bibirnya. Lidahku menguak bibir itu, menyeruak di sela-sela giginya, menerobos masuk lalu menjilati lidah nya bude
hemm. hemm.bude melenguh kecil dan kurasakan lambat laun mulai ada balasan jilatan pada lidahku.
Tubuh bagian pinggul bude bergerak-gerak kecil sehingga batang zakar ku pun mulai mengembang lagi. Tanganku pun mulai beraksi meremas dua bongkah daging kenyal di depan dadaku. Entah kenapa, sampai saat ini bude tetap tidak mau membuka matanya. Malu kah dia bersetubuh dengan keponakan sendiri? Malu kah dia telah mem perjaka i keponakannya sendiri? Malu kah dia karena telah membuat keponakannya jadi kepenakan nya’?
Aku tidak perduli, terserah dia mau buka atau tutup mata, toh yang penting aku dapat menyalurkan syahwat tanpa gangguan,batang zakar ku sudah menegang besar kembali, kedua kakiku segera membuka paha bude lebih lebar dan sleep masuklah kembali zakar ku ke sangkarnya yang mulai terasa licin.Gerakan maju-mundur, naik-turun, masuk-keluar pun mulai kulakukan, sambil tangan tetap meremas-remas teteknya, sambil lidah kami tetap bergelut. Malah kali ini terasa kedua tangan bude memeluk dan menekan leherku. Nikmat sekali.
uhhh..ahhh..uhhh.desis bibir bude yang setengah terbuka.
Aku bergerak keluar-masuk dengan santai, demikian pula pinggul bude yang sesekali ikut mengimbangi gerakan ku dengan gerakan berputar atau terangkat. 15 menit sudah kami bergerak berirama dan lagi-lagi mendadak kedua kaki bude memeluk pahaku erat-erat, lalu pinggulnya terangkat tinggi-tinggi dan ber kejat-kejat lima enam kali. Sebelum akhirnya kembali melemas di atas ranjang. Aku mengira-ngira, pasti bude mengalami seperti yang ku alami tadi, dan kini pun aku mulai tidak tahan untuk mengeluarkan sesuatu dari batangan zakar ku.
Ku percepat gerakan ku, semakin kasar mencumbu v****a bude, semakin gemas meremas teteknya, semakin kuat bibir dan lidahku mengulum mulutnya, sampai akhirnya,crootttt sekali (pantatku ber kejat dua kali). . crooot kedua kali (pantatku ber kejat lagi dua kali). . crooot lagi (pantatku ber kejat empat kali). . croottt croottt crot (pantatku ber kejat-kejat keras sampai menekan v****a bude dalam-dalam).Habis tuntas rasanya seluruh cairanku.Lemah lunglai badanku terkapar di atas tubuh bude,kami tidak perduli dengan badan yang bersimbah keringat hingga seprei ranjang basah kusut.
“Cukup, dit. bisik bude sambil mendorongku dari atas tubuhnya....