Bingung.
Itulah satu kata yang ini mewakili Kaysha untuk menjawab lamaran dari seorang mafia.
‘Ini terlalu cepat. Ya, terlalu cepat pria berbahaya itu melamarku di depan patung yang begitu mirip dengan wajahku, bahkan di depan bunga yang melambangkan namaku di area balap liar.’
Kaysha menghembuskan napas berat, sepasanga bola mata indah itu menatap pada hamparan laut di depan sana. Berdiri di atas bebatuan yang mengeliling sebagai pembatas.
Deru angin kencang begitu saja menerpa wajahnya dan menerbangkan rambut panjang nan tebalnya itu.
‘Seorang pria berbahaya di kota asing ini begitu saja melamarku. Bahkan pria itu sendiri tau kalau aku sudah memiliki kekasih.’
Kaysha berbicara dalam diam, lebih tepatnya lagi berbicara dalam hatinya. Setelah lamaran dari Michele di halaman tengah d
