"Kami mau ke acara pertunangan Om Devan," kata Danu tanpa sadar. “Pertunangan?” Senna terkejut mendengar jawaban dari sang ayah. Riris langsung menoleh tajam, matanya sedikit membesar, lalu senggolan bahu penuh kemarahan diam-diam ia layangkan ke suaminya. Ia Mencoba mengoreksi sikap ceroboh itu dengan ekspresi penuh kekesalan. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dan kalimat itu sudah sampai di telinga Senna. Senna terdiam untuk beberapa detik, seolah tubuhnya membatu. Jantungnya berdetak lebih cepat, bukan karena kaget semata, tapi karena ada rasa sesak yang tiba-tiba saja naik dari d**a ke tenggorokan. Pertunangan Om Devan? Tangannya yang tadi memegang botol minum bergeser lemas. Matanya tidak menatap siapa-siapa, hanya kini menatap ke lantai. "Aku ikut," ujar Senna kemudian. Riris terk

