Jason duduk di taman belakang dengan segelas es teh di tangannya. Dia sudah tidak lagi menghitung berapa gelas es teh atau es jeruk yang diminumnya sejak sampai di Jakarta. Cuaca kota ini memang membuat Jason kadang frustasi, tetapi mau tidak mau, dia harus mampu kembali beradaptasi jika ingin tinggal lebih lama di Indonesia.
Sore ini Jakarta tampak sedikit mendung—namun tetap membuatnya gerah—dan setelah hampir satu minggu di Jakarta, dia berharap hujan akan turun untuk sedikit menyejukkan kota metropolitan ini. Meski jet lag yang dialaminya sudah hilang, tapi Jason masih berusaha menerima fakta bahwa kelembaban Jakarta berhasil membuatnya gampang berkeringat. Dia lebih sering bertelanjang d**a jika tubuhnya tidak mampu lagi menoleransi panas. Menghidupkan mesin pendingin ruangan adalah
