Shania duduk bersandar di atas tempat tidur, matanya menatap kosong pada jendela kaca. Kedua tangan nya saling bertaut di pangkuan nya. Sesekali air matanya turun. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dirinya. Perasaan bersalah, malu, marah, kecewa dan juga lain nya. Semua campur aduk. Sampai ia tidak tau harus bagaimana. "Shan, makan dulu " tegur Veranda, mama nya yang sudah sejak pagi membujuk nya untuk makan. Shania tidak bergeming, ia seolah tuli, terus menatap pada jendela lebar yang terbuka. Sehingga menampilkan gedung - gedung ibu kota. "Shan.. " "Gimana Rezky?" Tanya Shania, menoleh dengan tatapan sayu. Ia menatap menyelidik pada ekspresi Mamanya yang terlihat sulit di artikan oleh nya. "Ma " "Dia udah sadar pagi tadi " jawab Veranda, Shania menghela napas lega sejenak. "Dia

