Pagi satelah pergumulan panas dua sejoli Vania dan Satya mereka bangun dengan perasaan yang bahagia.
"Sayang... mas harus kembali ke Bandung akhir akhir ini pekerjaan sangat banyak makanya aku sampai nggak sempat hubungi kamu maafin mas ya sayang"sambil mencium kening Vania.
"Iya mas gak papa tapi jangan lupain aku ya".
"Kok gitu ngomongnya mana mungkin mas lupain kamu,pokoknya mas sempetin buat kunjungin kamu seminggu sekali".
"Kamu mau mas anter ke cafe atau gimana sekalian mas balik ".
"Nggak mas aku masih pingin disini masih sakit semua badanku gara gara mas sih".
"Maaf sayang abis mas kangen banget kamu juga nakal bikin mas khilaf kamu cantik sayang,sexy,kamu begitu indah gimana mas tahan kamu milik mas sayang" Satya mencium bibir Vania dalam mengecup kening Vania.Maafin mas ya belum bisa buat kamu bahagia tapi mas janji suatu saat nanti mas akan buat kamu bahagia selalu temenin kamu disini,tinggal lah disini sayang ini untukmu aku nggak mau kamu menderita kalo perlu nggak usah kerja aku akan kasih kamu credit card buat keperluan kamu".
"Nggak mas ntar kalo kita dah jadi suami istri aku akan menerima apapun yang mas kasih tapi selama belum ada ikatan aku nggak mau bergantung sama mas aku akan tetap kesini saat aku off karena mas akan datang".
Sambil memeluk Vania Satya berjanji akan buat Vania bahagia.
"Mas balik dulu ya sayang".
"Hati hati ya mas,sambil bergelayut manja serasa enggan melepas Satya.
"Iya sayang udah pake baju ntar mas gak jadi balik gara gara kamu bangunin "sesuatu"dibalik celana mas ini gara gara liat tubuh indah kamu,nakal ya sekarang".
Setelah kepergian Satya Vania masih enggan untuk bangkit dari tempat tidurnya
Badanku rasanya capek semua bagian sensitifku juga masih terasa nyeri.Aku mau tidur lagi masih ngantuk.
......................
"Mas aku udah putusin aku mau dirumah aja ya, lagian papa mama kamu kemarin bilang kalo kita harus cepet cepet punya momongan aku mau fokus kesana mas,aku juga udah mulai sayang ma kamu mas".
Satya terdiam saat Vivi mulai jujur membuka hati untuk Satya,ia mulai bimbang antara menuruti kemauan papanya dan cintanya dengan Vania.
Apalagi Vivi sekarang memutuskan untuk fokus dirumah menjadi ibu rumah tangga.
"hmmm.." hanya itu jawaban Satya sambil fokus pada hpnya.
"Sayang maafin mas ya kalo minggu ini mas nggak bisa kesana mas lagi banyak kerjaan disini kalo kerjaan disini udah beres mas sempetin kunjungin kamu ya",sederet pesan yang dikirim Satya untuk Vania.
"hmm...padahal aku lagi kangen sama kamu mas tapi kamu malah nggak dateng,gumam Vania.
Dengan malas ia melangkah untuk masuk ke apartemen Satya tapi diurungkannya karena Satya tidak akan pulang.
"Aku balik ke kos aja kalo mas Satya nggak jadi pulang" gumamnya.
Hari ini Vania menghabiskan hari liburnya untuk berjalan jalan dengan temen temen cafenya sekaligus untuk menghilangkan kekecewaan karena Satya batal pulang.
Setelah puas jalan jalan akhirnya ia sampai juga di kos an.Disana ia sudah ditunggu seseorang.
" Van ada yang kamu tuh"kata dinda teman kok Vania.
"Siapa din?"
"Katanya sih namanya Dika gitu mending kamu temuin dulu sana".
"Iya Din makasih ya".
" Maaf mas cari saya",tanya Vania.
"Iya Vania kan kenalkan saya Dika teman Satya"jawab laki laki itu yang ternyata teman mas Satya.
"Iya mas ada apa ya".
" Gini Van aku kesini tadi karena mau ngabarin kamu kalo saat ini Satya kecelakaan di Bandung dan kondisinya kritis, Satya selalu bilang kalo aku harus bisa jagain kamu selama dia di Bandung makanya aku ngabarin ke kamu berita ini".
Bagai disambar petir di siang hari kakiku lemas tak berdaya aku jatuh ke lantai dengan tangis kesedihan.
"Mas Dika bisa antar aku ke Bandung aku ingin liat mas Satya sekarang".
"Sabar Van, kamu tenang dulu maaf aku nggak bisa antar kamu kesana keluarga Satya tidak mengijinkan siapapun untuk menjenguk Satya selain keluarga mereka .Aku saja sahabatnya juga tidak diijinkan kesana tadi hanya sekretaris papanya yang bilang untuk saat ini semua urusan disini aku yang handle.Jadi tolong kamu yang sabar ya Van,kalo begitu aku pamit dulu kita cuma bisa mendoakan yang terbaik untuk Satya".
Tak ku hiraukan lagi saat mas Dika pamit aku hanya bisa menangis mendengar kabar yang menyakitkan itu,aku harus bagaimana mas Satya sekarang antara hidup dan mati tapi aku tak bisa berbuat apa apa.Tuhan tolong selamatkan mas Satya baru kemarin aku merasakan kebahagiaan tolong jangan pisahkan aku dengan mas Satya.
Sudah sebulan berlalu tapi belum ada kabar dari mas Satya mas Dika juga tak memberikan kabar lagi aku juga lupa tak meminta nomor mas Dika,hp mas Satya pun sudah tidak aktif sejak kecelakaan itu.Aku semakin terpuruk hari hari ku lalui tanpa semangat hanya waktu di cafe aku paksakan untuk bersikap biasa karena aku harus profesional.Tapi jika aku sendiri seperti sekarang aku hanya bisa menangis dalam diam menunggu kabar dari mas Satya.