Bab.5b (season 4)

1125 Words
Keiden tak berhenti memeluk istrinya diatas kasur sore ini. "Kamu masih mau meluk aku sampai kapan, malam?" Tanya Clarissa yang tak di jawab oleh Keiden sama sekali. Clarissa memejamkan matanya tanpa ingin mendengar jawaban Keiden atau ribut dengan suami nya hanya karena hal sepele yang dibuat nya. "Kenapa masih bertanya, sampai aku puaslah." Ucap Keiden perlahan di tekuk leher sang istri. Berada di pelukan Clarissa memang hal yang terbaik, ah begitu juga sebalik nya untuk wanita tersebut. "Aku mau istirahat sebentar." Ujar Clarissa pada suami nya yang ikut tertidur sore itu Entah mereka yang sama sama lelah atau bagaimana yang pasti kedua nya tertidur seraya saling berpelukan. "Enak juga pelukan terus sama kamu." Ucap Clarissa yang bangun terlebih dahulu. "nanti sore mau naik kuda gak sayang?" tanya keiden ketika mendapat berita bisa menaiki kuda di pinggir pantai. sedangkan clarissa sudah negative thinking saja dengan lelaki itu, ia kira kuda nya adalah keiden dan clarissa akan berada di atas nya alahsil mereka main kuda kudaan bersama. "kok kamunjorok sih sayang?" tanya clarissa keiden menaikan satu alisnya. "seru risa main kuda masak kamu gak mau, aku aja nih cerita nya?" tanya keiden pada istrinya. "maksud kamu naik kuda yang hewan itu, yang nama nya kuda?" tanya clarissa yang diangguki keiden memang nya apalagi kalau bukan kuda, jangan bilang istrinya itu sedari tadi melamun jorok lagi. keiden menertawakan clarissa dan menanyakan hal tersebut pada istrinya tentang apa yang di pikirkan oleh wanita tersebut sebelum nya. clarissa menggeleng dan jelas tidak mau mengakui hal apapun itu pada Keiden sang suami. "Kalau begitu aku mau." Ujar Clarissa "Mau apa?" Tanya Keiden meledek wanita nya. "Naik kuda dong, masa naikin kamu." Ujar Clarissa membuat Keiden melebarkan matanya. "Jangan bilang yang kamu bayangkan itu adalah mengira aku sebagai kuda nya Hm?" Ledek Keiden membuat Clarissa menggeleng dengan cepat karena tidak mau mengakui itu sama sekali. Enak saja, bisa-bisa dirinya di katai m***m oleh Keiden setelah ia mengaku. "Aku mandi duluan." Ucap Clarissa membuat Keiden menahan tangan nya. "Kenapa menahan ku?" Tanya Clarissa pada sang suami sedangkan Keiden berusaha untuk tetap tenang ketika mulai membayangkan sang istri mandi sendirian. "Kamu gak ada rencana mau mandi bareng aku?" Tanya Keiden dengan tampan manja nya pada sang istri saat itu sedangkan Clarissa tak mau tahu apapun yang saat ini berada di pikiran Keiden sang suami. "Aku mau mandi, jangan menahan ku Keiden." Ujar Clarissa membuat Keiden mengalah dan membiarkan sang istri mandi sendirian kala ini. Bisa-bisa saat mandi bersama mereka akan kembali melakukan itu dan tidak jadi menunggangi kuda bersama. Selesai bebersih Clarissa dan Keiden pun akhirnya menuju ke pinggiran pantai untuk menunggangi kuda berdua. Beberapa penjaga banyak sekali pria muda dengan tubuh bagus mereka, Keiden yang melihat hal itu merasa tidak suka dan tak mau membiarkan istrinya naik dengan bantuan penjaga muda itu. "Cepat Keiden, kamu tunggu apa lagi?" Tanya Clarissa membuat Keiden menggelengkan kepala "Mau apa kamu?" Tanya Clarissa Keiden terdiam sejenak. "Pulang aja yuk sayang, gak jadi..males aku rasanya." Ujar Keiden membuat Clarissa jadi nampak kebingungan dengan sikap sang suami yang suka berubah ubah. "Kalau kamu gak mau aku aja loh ya." Ucap Clarissa seraya mulai pergi meninggalkan Keiden disana sendirian. Keiden merasa di selingkuhi, wanita nya sama sekali tidak mempedulikan nya saat ini. "Clarissa!" Panggil Keiden dari jauh. "Kamu gak lihat disana cowok semua?" Tanya Keiden pada sang istri yang hanya bisa melongo. Keiden memakan saliva nya sembari mengacak rambut nya dengan satu tangan nya yang terlihat seperti pria resah. "Jangan bilang kamu cemburu sama anak anak kecil itu?" Tanya Clarissa seraya menunjuk beberapa kumpulan para pria disana. Keiden mengangguk. "Iya, memang nya kenapaaa gak boleh aku cemburu sama mereka?" Tanya Keiden kesal membuat Clarissa malah tertawa "Kamu gak seharusnya cemburu sama mereka, mereka memang tampan tapi kamu lebih tampan dan hanya kamu yang paling aku cinta." Ujar Clarissa membuat wajah Keiden memerah padam. "Tapi, kalau mereka sentuh sentuh kamu aku gak suka." Ujar Keiden dengan suara kecil yang tidak bisa Clarissa dengar dengan jelas. "Nggak, aku jamin." Ucap Clarissa "Kamu tinggal marahin mereka, lagian juga aku udah punya anak sayang ga perlu se khawatir itu." Ujar Clarissa pada Keiden. Keiden mengangguk lalu menuju ke tempat bersama dengan Clarissa. "Bisa kami naik kuda berdua?" Tanya Keiden pada lelaki di sana. Satu lelaki mengangguk dan menawari mereka bantuan dengan dirinya yang akan menjadi guide mereka. Clarissa mengangguk dan tersenyum manis kala itu, masalah nya bukan karena Clarissa sudah berumur melainkan Istrinya itu masih nampak cantik, segar dan muda. Belum lagi wajah nya itu bisa mengalihkan dunia para lelaki. Konon kata nya juga para anak muda pinggir pantai menyukai seorang wanita yang lebih tua dari mereka. Keiden sampai saat ini masih berburuk sangka padahal tidak ada satu pun bukti bahwa lelaki itu tertarik pada Clarissa. Hanya saja beberapa pandangan mereka sempat tertuju pada istrinya itu, karena wajah Clarissa yang terkadang membuat orang sedikit salah fokus. "Silahkan naik, apa perlu saya bantu?" Tanya pemuda tersebut Clarissa mengangguk dan menyetui untuk di bantu, Keiden yang melihat tangan clarisa di pegang merasa cukup kesal tapi tidak bisa melakukan apapun. Kalau dirinya saat ini gegabah hanya karena cemburu buta, Clarissa bisa bisa dalam bahaya atau bahkan dapat terjatuh dari kuda. Seharusnya Keiden tidak menawari hal ini pada sang istri, ia juga baru tahu kalau penjaga kuda tersebut adalah para lelaki muda. Walau dirinya masih gagah dan tampan, Keiden tetap takut clarisa akan berpaling pada yang muda. "Silahkan pak sekarang giliran bapak." Ujar pemuda itu kembali pada Keiden yang mengangguk. Kini Keiden dan Clarissa telah menaiki kuda tersebut. "Gimana seru gak?" Tanya Clarissa pada sang suami yang terlihat diam saja tanpa suara sedikit pun. Clarissa menyenggol Keiden dari depan membuat peia tersebut akhirnya menoleh pada perempuan jahil itu alias istrinya sendiri. "Kenapa sih diam aja, kamu loh yang ajak aku naik ini kuda. Toh kamu juga ada di belakang aku, meliku aku lagi. Ga enak tuh di lihat sama yang dibawah." Ujar Clarissa seraya melirik pemuda yang menjaga mereka dari bawah sana. Keiden mengangguk. "Gapapa aku juga bingung kenapa merasa kesal sendiri." Bisik Keiden pada Clarissa yang tertawa kecil. "Jangan ketawa sembarangan, bahaya tahu." Ujar Keiden yang di angguki Clarissa nya. "Apa perut mu sudah enakan, aku sebetulnya sengaja ajak kamu cari angin di luar supaya gak mual lagi. Aku khawatir karena kamu terus menolak aku basa ke dokter bahkan di periksa oleh dokter." Ujar Keiden membuat Clarissa tersenyum manis. "Selagi aku bisa jalan gak apa apa sayang, kecuali kalau udah bener bener ga bisa ngapa-ngapain. Jangan sampe deh aku kayak gitu, tapi makasih ya udah kasih aku pemandangan yang indah begini sore ini. Naik kuda lagi, aku jadi flasback masa itu kan." Ujar Clarissa yang di sambut ciuman oleh sang suami di atas kuda mereka saat itu, di saksikan oleh matahari yang nampak nya akan segera tenggelam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD