Bab.2b (season tiga)

962 Words
Erik tersenyum kecil sebelum mereka akhirnya ketahuan juga, tapi bukan Erik namanya kalau tidak bisa menghindar dari masalah sekecil itu. Erik menarik tangan Candy hingga berhasil keluar dari perpustakaan, sampai dimana kepala salah satu guru memergoki mereka yang bermain di luar kelas ketika jam pelajaran masih berjalan. “Erik dan Candy, seperti nya kalian sudah harus selesai bersenang-senang.” Ujar guru BK saat itu. Erik hanya diam sedangkan Candy menundukan kepalanya merasa kesal sekali dengan pria di sebelah nya itu yang masih setia menggengam tangan nya. “Kalau pacaran jangan disekolah.” Ujar guru mereka membuat Candy menggeleng sedangkan Erik malah tersenyum senang. “Berdiri di lapangan sampai jam istirahat tiba.” Ujar guru BK pada kedua murid nya itu. Candy melebarkan matanya, pertama kali selama hidup nya ia di hukum berdiri didepan tiang bendera. “Dan ini semua terjadi karena lelaki bernama Erik.” Gumam Candy. Candy tak mencoba protes seperti Erik, wanita itu berjalan kedepan sendirian meninggalkan Erik yang memilih mengikuti nya juga dari belakang. “Kamu serius mau melakukan hal ini?” Tanya Erik. “Ini semua gara gara kamu, kalau kamu gak ajak aku melakukan hal barusan aku ga mungkin di hukum begini. Masih mending juga mereka gak panggil orang tua ku kesekolah.” Ujar Candy membuat Erik merasa cukup bersalah dan tak enak hati. “Tunggu disini.” Ujar Erik pada Candy. Hingga beberapa menit setelah nya Erik membawa payung untuk melindungi Candy dari panas nya sinar matahari. “Kenapa pakai payung segala?” Tanya Candy. Erik tersenyum. “Buat princess ku apa yang nggak sih?” Ujar Erik membuat Candy membuang pandangan nya dari sang lelaki. Hingga istirahat tiba, mereka berjalan bersamaan ke kantin. Erik masih menyuruh Candy untuk patuh padanya dan mengancam nya akan foto kecil mereka. Beginilah hidup Candy, dibawah pengaruh Erik mungkin sampai mereka lulus. “Bakso dua porsi.” Ujar Erik. Setelah datang Erik mengambilkan sayur untuk Candy dan satu untuk nya. “Saos sama kecap tolong.” Ujar Erik yang segera diambilkan Candy dengan ekspresi terpaksa. “Thank you.” Ujar Erik yang mulai menyantap bakso nya dengan pandangan mata seakan tak percaya. “Bakso hari ini enak banget.” Ujar Erik. Candu hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat Erik yang menurut nya terlalu lebay. “Apa jangan-jangan karena makan nya sama kamu ya Candy?” Gombal Erik didepan teman-teman nya yang menyoraki nya. “Kok bisa pacaran sama Erik sih?” Tanya teman Erik pada Candy. Candy menggeleng hendak mengklarifikasi perihal gosip itu, tetapi Erik sudah lebih dulu menyela perkataan nya. “Biasalah, secara aku cowok idola. Seperti nya ketampanan ku juga menyangkut di mata seorang wanita bernama Candy.” Ujar Erik sembari menyenggol kecil Candy. Erik ingin menyuapi Candy hanya saja wanita itu menolak. “Jangan malu-malu Candy.” Bisik Erik dengan nada seakan mengancam nya. Candy mau tidak mau harus memakan suapan bakso dari Erik. “Hm, enak?” Tanya Erik. Candy mengangguk dengan terpaksa, memakan satu sendok dengan Erik membuat nya kesal setengah mati rasanya. Pria ku bukan hanya jago mengacam juga jago mengarang cerita “Pulang sekolah aku lagi yang antar ya?” Ujar Erik dengan mesra didepan teman-teman nya. Candy mengangguk mengiyakan. “Aku juga belum menyapa om Keiden, sudah lama sekali.” Ujar Erik seakan ingin membahas masa lalu mereka “Kita tidak pacaran.” Ujar Candy kepada teman Erik saat itu sebelum pergi meninggalkan lelaki di samping nya. “Hei, Candy!” Teriak Erik dari jauh. “Dia sedang marah karena cemburu.” Ujar Erik kepada teman nya. Erik mengejar Candy hingga pria itu berhasil menangkap tangan sang wanita. “Kenapa marah banget sih. Padahal aku cuma bilang itu aja?” Ujar Erik. Candy menggeleng. “Coba kamu pikirkan sendiri, dimana letak kesalahan mu?” Ujar Candy. Erik mengangguk. “Nanti sore temani aku beli bola basket mau?” Tanya Erik mengubah topik permbicaraan. “Hanya ingin ditemani beli bola saja, gak lebih dari itu. Seriusan deh, mau ya?” Tanya Erik pada Candy. Candy menghela napas nya, tak baik juga dirinya marah-marah sampai seperti ini. “Iya.” Ujar Candy membuat Erik tersenyum senang. Didalam mall. “Sedang apa?” Tanya Erik melihat Candy terus menerus memegang ponsel nya. “Mengabari papah.” Ujar Candy. Erik merebut ponsel Candy dan memanggil Keiden lewat vidio call ponsel wanita itu. “Hei Erik kembalikan!” Ujar Candy. “Hai om!” Sapa Erik pada Keiden yang telah menjawab panggilan tersebut. “Tunggu, kamu Erik anak Peter?!” Tanya Keiden. Erik mengangguk, ayah nya dan Keiden hanya sering bercerita tentang kedua anak nya. Tapi Keiden dan Erik bahkan tidak bertemu sudah hampir bertahun lama nya. “Wah. Sudah ganteng ini ya?” Puji Keiden membuat Candy ingin muntah. “Kapan-kapan main kerumah om dengan papah, nanti mamah nya Candy yang akan masak makan malam secara pribadi untuk mu dan keluarga.” Ujar Keiden yang diangguki Erik. “Dengan senang hati om, nanti saya kabari papah dan mamah setelah pulang. Oiya, saya juga minta izin bawa Candy ke mall untuk beli buku.” Ujar Erik yang diangguki oleh Keiden. “Candy jarang sekali dia keluar rumah, ajak saja dia sampai dia terbiasa berada di luar.” Ujar Keiden sembari tertawa dan tersenyum kepada sang anak. Erik memberikan ponsel tersebut pada Candy, sedangkan Candy hanya bisa tersenyum kecil dan meminta izin untuk menutup telpon nya kembali. “Gimana?” Tanya Erik. “Gimana apanya, kamu barusan membohongi ayah ku. Padahal yang kamu beli itu bola basket bukan sebuah buku.” Ujar Candy. Erik menghela napas nya. “Oke, kita akan ketoko buku sebelum pulang. Sekalian buktikan kalau aku bukan pria yang suka berbohong, demi Candy apa yang ngga sih?” Ujar Erik membuat Candy terdiam dan memandangi wajah lelaki itu dengan kebingungan. Sampai jumpa di bab selanjutnya!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD