Bab.3a (season 4)

1113 Words
Mereka berdua kini sedang menikmati air kelapa di pinggir pulau, Clarissa masih saja ngakak mengingat kejadian sang suami barusan di rumah hantu. Melindungi dalam hal apa, jelas jelas Keiden kabur duluan ke luar dan meninggalkan nya disana sendirian. Untung sayang dan telah jadi pasangan hidup kalau nggak Clarissa masih bisa mikir-mikir lagi sebelum menikah. "Aku memang salah tapi jangan ledekin terus dong Risa..rasanya kayak aku malu banget sekarang." Ujar Keiden membuat Clarissa mengangguki nya, wanita itu juga sempat berpesan pada suami nya untuk tidak mencoba hal - hal seram kembali. "Masih banyak permainan lain yang mengasyikkan Keiden." Ucap Clarissa membuat Keiden mau tidak mau mengangguki ucapan istri kesayangan nya itu. "Mau tambah makan gak sayang?" Tanya Keiden dengan random ketika melihat pasangan di dekat mereka nampak tengah memakan berbagai macam sate-satean seafood. Belum Clarissa menjawab Keiden sudah mengangkat tangan nya keatas mengode untuk memesan pada seorang pelayan yang mulai datang menghampiri mereka. "Ada yang ingin di pesan?" Tanya pelayan tersebut pada Keiden Clarissa hanya bisa mengglengkan kepalanya melihat tingkah Keiden yang mirip anak kecil satu ini, apapun di beli bahkan hal tak perlu saja terkadang juga ingin dibeli oleh nya. "Sate usus, sate udang, sate cumi dan sate ikan bakar." Ujar Keiden membuat clarisa kelimpungan, nanti siapa yang akan makan sisa makanan sebanyak itu. Ia tahu sang suami bukan tipe pria yang banyak makan nya, walau pria itu sangat suka dengan makanan berbau seafood. "Kita kan baru makan seafood waktu itu." Ujar Clarissa saat pelayan nya baru saja pergi menjauh dari mereka. Keiden mengangguk. "Nanti siapa yang habiskan kalau gak habis, kamu tahu ya aku gak suka kamu buang makanan lagi." Ujar Clarissa yang di angguki oleh Keiden menurut. Setelah pesanan mereka datang mata Keiden berbinar dengan lebar nya, tangan kanan nya langsung mengambil dua sate dengan kedua tangan nya. "Nama nya maruk kalau begitu, satu dulu." Ujar Clarissa mengingatkan Keiden. Keiden menurut sebagai suami yang baik pria itu cukup terbilang penurut pada istri nya dalam hal seperti ini. Suami itu harus tahu dimana dirinya menjadi seorang yang penurut pada sang istri juga ketika dirinya harus menjadi imam yang baik untuk membimbing istri nya menjadi seorang yang benar. Dan itu ada pada diri Keiden, jadi Clarissa memilih pria tersebut dengan mudah untuk dijadikan seorang suami. "Kenapa lihatin aku begitu, seperti pertama kali kamu suka sama aku." Ledek Keiden seraya memakan sate cumi nya. Clarissa menggelengkan kepala. "Jangan geer deh." Ujar Clarissa, Keiden menawari istrinya untuk makam bersama tapi wanita itu menolak nya karena tidak lapar dan tak ingin menganggu kesenangan suami nya. "Air kelapa ini sudah sangat pas masuk ke dalam perut ku Keiden." Ujar Clarissa pada sang suami yang menertawakan nya. Keiden mengangguk lagi. "Seperti benih anak kita kemarin malam bukan?" Goda Keiden seraya mengigit bibir bawah nya berniat meledek sang istri yang wajah nya jadi memerah padam. Pria itu memang berhasil sekali membuat nya merasa seperti di awang awang. "Nanti malam lagi sayang, aku mau coba variasi baru?" Ujar Keiden membuat Clarissa menelan saliva nya. Apa maksud Keiden dari memakan variasi, dasar bocah liar apa yang sebetul nya pria itu pikirkan sih. "Kamu kan udah sering ganti variasi dari dulu, kamu lupa waktu pertama kali kita menikah. Kamu terus terusan minta jatah dan melakukan gaya yang berbeda, jangan pura pura gak ingat!" Ujar Clarissa. "Memang nya gaya apalagi yang belum sempat kita lakukan, hhhmm?" Tanya Clarissa masih dengan wajah memerah. Keiden tertawa kecil mau dilihat sedemikian rupa istrinya ini tetap saja imut dan manis saat di lihat, gak pernah ngebosenin. "Kamu beneran tipe aku banget deh, gak nyesel aku pilih kamu sayang." Ujar Keiden membuat Clarissa malah menaikan satu alisnya. "Gak usah nge gombal dan mengganti topik. Kamu emang pinter yah kalau masalah mengganti topik begini, menyebalkan tahu." Kesal Keiden. "Kamu sayang sama aku apa sebel, pilih salah satu dong jangan maruk mau dua-dua nya." Ucap Keiden kepada istri nya. Keiden memang sejak menikah suka sekali menjahili sang istri entah kenapa itu telah menjadi kebiasaan nya, Clarissa sih tidak mempermasalahkan sifat suami nya yang itu hanya saja terkadang ia merasa kesal sesaat. "Mau main batu gunting kertas batu gak sayang?" Tawar Keiden pada istrinya Clarisa mengangkat satu alis nya. "Buat apa kamu tawari aku melakukan itu, lihatlah sekarang makanan mu belepotan kemana mana." Ujar Clarissa mengambil tisu dari tas nya dan mengelap bibir sang suami saat itu. "Yang kalah harus nurut sama yang menang, kita lakukan tiga kali suit untuk menjadi penentu siapa pemenang nya gimana?" Tanya Keiden. "Kalau aku minta kamu beli pulau ini memang nya bakal di turutin?" Tanya Clarissa membuat Keiden melebarkan mata nya, ternyata istri nya tidak seperti apa yang ia kira selama ini. "Bercanda kali, kamu serius banget ngeliatin aku kayak gitu!" Kesal Clarissa Keiden nyengir seperti bocah. "Bisa sih aku beli pulau ini, tapi yang pulau kemarin aja gak jadi kamu tempatin sayang padahal udah aku beli. Dan lagi kalau aku beli resort ini lagi, aku hanya butuh nyicil dua bulan." Ujar Keiden membuat Clarissa tertawa terpingkal pingkal. "Baiklah, ayo kita main batu gunting dan kertas, seusai janji yang kalah harus nurut." Ucap Clarissa yang sudah berniat akan mengerjain suami nya nanti malam, wanita itu akan meminta Keiden tidur di sofa saja dan dirinya tidak sendiri di atas kasur. Wajah Keiden yang ngambek nanti akan ia foto dan ia jadikan kenang kenangan liburan mereka kali ini. "Suit!" Ucap mereka berdua yang ternyata di menangkan oleh Clarissa di suit pertama Suit kedua pun di menangkan oleh Clarissa. "Satu kali lagi kalau aku menang kamu harus turuti kemauan ku Keiden sayang." Ujar Clarissa yang sangat percaya diri sampai dimana suit ketiga dimenangkan oleh Keiden. "Kamu main curang ya?!" Kesal Clarissa tak terima. Keiden menggeleng. "Jelas nggak dong sayang, memang nya kamu punya bukti aku curang?" Tanya Keiden membuat Clarissa ingin sekali memukul suami saat itu tapi ia tidak mau di sebuah sebagai wanita yang menyandang gelar kekerasan rumah tangga. "Sekali lagi, lakukan sekali lagi!" Ujar Clarissa yang di angguki Keiden. Keiden juga yang menang kali ini. "Gimana sayang?" Tanya Keiden meledek sang istri. Clarissa meminta sekali lagi, benar benar akan menjadi yang terakhir sebagai penentu kemenangan suit kali ini. Keiden yang percaya diri pun mengangguki nya dan benar saja pria itu kembali membawa kemenangan. Bangga menjadi seorang pria yang cerdas, itulah isi pikiran Keiden saat ini. "Baiklah, aku mengaku kalah. Apa yang bapak Keiden inginkan sekarang?" Tanya Clarissa pada sang suami. Keiden yang mendengar Clarissa memanggil nya dengan embel embel bapak pun merasa semakin bersemangat dengan permainan ini. "Tidak untuk sekarang, tapi malam ini. Kamu harus melayani ku sengaja seorang sekretaris yang nakal, kamu harus bersikap suka menggoda diri ku yang akan menjadi bos ganteng dan seksi ini." Ujar Keiden membuat Clarissa tak bisa berkata kata lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD