Prolog

535 Words
Arinda Zulaikha menyusut kasar air matanya. Saat sang ibu datang berkunjung ke rumahnya, untuk bertemu Yasmin Alisya, cucunya. Selain datang untuk melihat cucunya, Mega, ibunya Arinda datang untuk menghujat dan memarahinya karena menikah dengan pria yang tidak bertanggung jawab. Meninggalkannya bersama Yasmin, hingga satu tahun lamanya. Tanpa kabar dan tidak tahu di mana kini keberadaannya. Arinda hanya tahu sang suami pergi ke Surabaya untuk bekerja di sebuah pabrik roti. Satu bulan merantau Nando Febrian, sang suami, masih intens memberi kabar dan rutin memberi uang satu Minggu satu kali. Akan tetapi, di bulan kedua Nando hilang bagai di telan bumi. Tidak ada kabar sama sekali. Arinda sudah mencari tahu dari teman-teman Nando yang sama-sama merantau dengannya. Mereka mengatakan Nando akan segera pulang untuk memberi kejutan dan meminta Arinda menunggu dan hari ini genap satu tahun kepergiannya. "Dari dulu Ibu sudah melarangmu untuk menikah dengan pria pengangguran itu. Tapi, kau malah berkeras hati menikah dengannya dan rela meninggalkan rumah demi dia. Lebih memilih hidup susah dan meninggalkan seluruh kemewahan yang diberikan oleh orang tuamu. Dan kini, dia pergi meninggalkanmu. Lebih baik sekarang kamu ikut pulang bersama Ibu, daripada hidup susah menanti suamimu itu!" sergah Mega, menunjuk Arinda tepat di wajahnya. Arinda menggelengkan kepalanya. "Aku akan menunggu dia pulang, Bu. Kata teman-temannya dia akan pulang untuk menjemputku dan Yasmin." "Kapan kau mendapatkan kabar itu? Satu tahun yang lalu, kan? Ck, kamu ini mau saja dibodohi. Dia itu sudah menikah lagi disana dan memiliki istri yang begitu cantik dan kaya. Tidak percaya, pergi sana temui dia ke Bandung! Selama ini suamimu itu berbohong padamu." "Tidak mungkin, Bu. Mas Nando di Surabaya, bukan di Bandung!" bantah Arinda. Suaranya meninggi karena ucapan sang ibu. Biar selama ini sang ibu menghina dan merendahkan suaminya, Arinda bisa terima dengan senang hati. Akan tetapi, jika ibunya menuduh Nando menikah lagi, ia tidak terima itu. "Terserah padamu percaya atau tidak. Yang jelas itulah fakta yang sesungguhnya. Seandainya kau butuh bukti dan pembenaran, datanglah ke alamat ini dan lihat siapa yang tinggal disini." Melemparkan secarik kertas yang berisi sebuah alamat kepada Arinda. Tanpa ada kata-kata lagi Mega pergi begitu saja. Sebenarnya Mega kasihan melihat Arinda. Cinta buta kepada supir mereka sendiri, sehingga rela menikah tanpa restu dan meninggalkan segala kemewahan demi pria itu. Selama menikah Nando tidak bekerja dan Arinda lah yang banting tulang membuat kue dan dititipkan di warung-warung. Dan saat Yasmin berumur satu tahun, Nando mengatakan ada lowongan pekerjaan di Surabaya sebagai supir di pabrik roti. Pria itu berjanji akan menjemput Arinda saat uangnya cukup untuk mengontrak rumah. Akan tetapi, hingga detik ini hal tersebut belum pernah terwujud. Jangankan menepati janji, kabar pun sudah tak ada lagi. Arinda menangis. Meratapi pernikahan yang diharapkan bisa berujung manis malah membawanya pada kehancuran. Selama Nando pergi, sang ibu selalu datang memaki dan memarahinya. Belum lagi para tetangga yang mengatakan ia x gatel karena suami mereka yang selalu saja menebar pesona kepadanya. Karena kemolekan tubuh dan kecantikan yang ia miliki, membuat para pria beristri tersebut selalu berusaha merebut perhatian Arinda, yang mereka sebut sebagai janda kembang. Padahal ia dan Nando belum bercerai sama sekali. Begitu sang ibu pergi, Arinda meraih kertas tersebut dan membawanya ke kamar. Ia memutuskan untuk pergi ke alamat tersebut untuk membuktikan bahwa ibunya salah.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD