Bab 22

1652 Words

Di ruang keluarga, perdebatan pun kembali terjadi. Revan sendiri bingung bagaimana menghilangkan kecurigaan sang Mama. "Dia asistenku, dan aku nggak ada maksud tertentu saat menjadikannya asisten. Mama tahu sendiri kalau Angga udah terlalu sibuk menangani banyak hal, udah seharusnya aku cari asisten tambahan," tegas Revan. "Mama bilang, kalau aku nggak berani bawa Clara ke sini, artinya aku bohong. Tapi lihat, aku berani." "Baiklah, Mama nggak punya pilihan selain percaya. Iya nggak, Ayra?" jawab Mira sambil mengedipkan sebelah matanya pada Ayra. "Oke, kalian masih nggak percaya," kesal Revan. "Mama percaya, kok. Tapi lebih percaya lagi kalau kamu datang sama perempuan yang berstatus calon istrimu." Revan tidak terkejut, ia sudah menduga kalau pembahasan akan berakhir ke arah sana. "H

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD