Arabelle

Part 01

Arabelle Pov_

Menjadi putri tunggal dan pewaris Wijaya Grup menjadikan Hidup Arabelle layaknya seorang putri, dengan segala bentuk fasilitas dan kemewahan yang ia miliki.Tapi Bukan Arabelle namanya klo tidak bisa keluar dari sangkar emas dan memilih hidup sendiri di apartemen pribadinya.

Apartement yang ia tempati itu adalah salah satu milik Wijaya Grup . Arabelle memilih tinggal di apartement miliknya, agar ia terbebas dari sang papa dan mama.

Ting......

Terdengar bel pintu apartemenya berbunyi. Arabelle dengan malas melangkahkan kakinya menuju arah pintu untuk melihat siapa yang pagi-pagi bertamu disaat hari libur seperti ini. Arabelle menyentuhkan jari telunjuknya hingga terdengar suara kunci pintu apartementnya terbuka.

“Papa...Mama......Tumben kesini.” Arabelle sedikit terkejut saat membuka pintu ternyata yang datang adalah kedua orang tuanya.

“Arabelle, apa seperti ini caramu menyambut orang tua,” teriak Celia kepada putri semata wayangnya.

“Sorry Mam,” jawab Arabelle tanpa bersalah dengan senyuman di wajah cantiknya. Arabelle mempersilahkan mama dan papanya untuk masuk kedalam.

“Apa ada hal penting, pap?” Arabelle duduk disamping papa dan mamanya, menatap pria paruh baya yang tetap terlihat tampan dan berkharisma itu.

Antonio Wijaya menatap putri semata wayangnya, dengan penuh kasih. Ia mengusap rambut panjang sang putri, setelah mendapat kabar dari kaki tangganya yang memegang anak cabang perusahaannya yang di Milan. Antonio Wijaya dengan berat hati mengutarakan keinginannya pada putri semata wayangnya. Karena Antonio Wijaya percaya kemampuan putrinya dalam menanggani pekerjaan dan mengurus perusahaannya yang sekarang lagi membutuhkan putrinya.

“Ayah mau mindahin kamu ke cabang perusahaan kita yang di Milan, karena Perusahaan yang disana sekarang lagi ada sedikit masalah, dan sangat membutuhkan kamu sayang,” ucap Antonio Wijaya.

“Om Rehan bicara ke papa klo ada salah satu perusahaan yang menarik kerja sama dengan perusahaan kita di Milan, dengan alasan yang kurang masuk akal. Papa ingin kamu kesana membereskan kekacauan ini, meskipun tanpa kerjasama itu. Karena papa tidak ingin citra perusahaan kita jelek dimata relasi bisnis kita yang lain.” Wijaya menatap putrinya, menanti jawaban dari anaknya itu. Ia sebenarnya tidak mau Arabelle pindah ke Milan dan menetap disana untuk beberapa waktu, tapi mau bagaimana lagi, ini yang terbaik untuk perusahaan. Karena cuma Arabelle putrinya yang bisa mengatasinya.

Arabelle menatap papanya dengan sayang. Arabelle menggangguk dengan mantab memberi jawaban untuk papanya, karena Arabelle percaya pada papanya. papanya tidak akan memutuskan tanpa ada alasan yang pasti.

Antonio Wijaya tersenyum mendapati anaknya mau pindah ke Milan untuk menyelesaikan masalah yang ada di sana. Ia berharap Arabelle secepatnya bisa membereskan masalah yang di cabang perusahaannya yang di Milan. Melihat Arabelle, menggingatkannya dengan masa mudanya dulu, yang penuh semangat dan bertangan dingin dalam bisnis. Sampai perusahannya menjadi salah satu kerajaan bisnis terbesar di Indonesia yang mempunyai puluhan cabang diluar negeri.

“Besok kamu akan berangkat ke Milan, jet pribadi kamu sudah papa siapkan,” ucap Antonio Wijaya kepada putri tercintanya.

“Ok pa,” jawab Arabelle sambil tersenyum. Ia berusaha tetap tersenyum meskipun berat untuknya meninggalkan papa dan mamanya. Orang yang sangat ia kasihi.

***

Celia memandang putrinya dengan sayang, ia tak menyangka putri kecilnya sekarang sudah menjadi sosok yang dewasa dan penuh tanggung jawab.

“Sayang, jangan lupa sering-sering ngasih kabar ke mama sama papa,” ucap Celia dengan raut muka sedih, karena akan ditinggal untuk beberapa saat oleh putri semata wayangnya.

“Ok Mam, mama sama papa jaga kesehatan saat Arabelle jauh sama mama dan papa,” ucap Arabelle sambil memeluk mamanya. Arabelle menenangkan perempuan yang sangat ia cintai itu.

Celia membalas pelukan putri tercintanya dengan rasa sayang .Ia sangat mencintai dan menyayangi putrinya melebihi apapun. Arabelle adalah hidupnya, harta yang sangat berharga untuknya dan suaminya. Karena semenjak meninggalnya putri keduanya, Arabelle adalah satu-satunya penyemangatnya dan suaminya.

***

Arabelle clarisa wijaya

Arabelle adalah Anak semata wayang pemilik Wijaya Grup. Sosoknya yang santai dan sedikit Bar-Bar, membuat dia terlihat istimewa dimata pekerja dan para sahabatnya, meskipun dia terlahir menjadi pewaris Wijaya Grup, tak membuat Arabelle menjadi pribadi yang sombong dan suka menghambur-hamburkan uang. Arabelle adalah gadis pekerja keras dan bertanggung jawab. Kalau berurusan dengan pekerjaan dan perusahaan, Arabelle tidak pernah bermain-main.

****

Stevant Pov

“Brak,” Stevant melemparkan berkas kerja sama perusahaannya diatas meja kerjanya. Stevant begitu marah karena kesalahan asistennya untuk mewakilinya bertemu dengan perwakilan perusahaan Wijaya Corporation, dengan hasil akhir pembatalan kontrak kerjasama. Karena sebuah kesalah pahaman kontrak, akhirnya kontrak kerja samanya batal.

“Sam, atur ulang pertemuan dengan pihak Wijaya Corporation, minggu depan, kita berangkat ke Milan,” ucap Stevant dengan tegas pada asistent pribadinya.

“Baik Pak,” jawab Sam dengan kepala tetap tertunduk takut akan kemarahan Bos besarnya.

***

Stevant Abraham Adelard

Pemimpin perusahaan Abraham Company, yang menggantikan Ayahnya, Robert Abraham. Stevant adalah pemudah berusia 28 tahun yang dikenal sebagai pribadi yang dingin dan berwibawah, sikapnya yang tegas dalam menggambil keputusan, membuat Stevant sangat disegani oleh setiap karyawan perusahaannya, pria yang jenius dan perfectionis, dengan wajah datar dan dinginnya membuat para wanita memuja ketampanannya. Tidak salah dia dinobatkan menjadi Billionare termuda karena kejeniusannya dalam mengembangkan perusahaan.

Dia misterius tak tersentuh oleh gadis manapun yang mengginginkannya, menutup hatinya untuk wanita. Karena menurut Stevant, adanya wanita disampingnya membuatnya akan kerepotan, karena mendengar mamanya ngomel saja, sudah membuat kepala Stevant pusing, ditambah lagi harus mempunyai kekasih. Hal yang masih belum terfikirkan oleh seorang Stevant.