Bab 79

1012 Words

Sepulang Nazmi bekerja. Malika melihat suaminya sangat lelah, penilaian itu dari matanya yang sayu. Malika menghampiri Nazmi yang duduk bersandar di sofa. "Bang, ini minumnya," kata Malika, menaruh cangkir teh di meja dengan hati-hati. "Terima kasih," sahut Nazmi beranjak dari posisinya kemudian menyeruput teh tersebut. "Lelah, Bang?" "Hmm, lumayan." "Paman Arsen memberi posisi apa di perusahaan?" tanya Malika. "Sesuai profesiku, memotret, tetapi yang dipotret adalah properti yang mereka jual." "Oh, seperti apa?" "Saat ini mereka lagi menaikkan barang-barang dekorasi ruangan. Ada produk terbaru dan juga produk antik." "Wah, produk antik? Seperti jam model kuno atau kursi jaman kerajaan?" "Haha, bisa jadi, tapi tadi yang antik hanya guci, piring juga vas bunga." "Aah, begitu, Ma

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD