Keahliannya

1286 Words
“Tuan.” Beberapa ketukan pintu terdengar dari luar. Wendel perlahan menjawab. "Masuklah." Geral pun masuk dan bertanya, “Tuan, apa yang harus kita lakukan dengan Nyonya?” Wendel berdiri tegak di samping tempat tidur. Tingginya sedikit di atas enam kaki. Dia mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Meskipun pakaiannya sederhana tetapi terlihat bahannya mahal dan mirip pakaian yang dijahit secara eklusif membuat tampilannya sempurna. Tatapan tertunduk pada jari-jarinya yang sedang memainkan jam tangan yang mahal. Wendel lalu mengalihkan pandangannya ke arah Lizy dengan tatapan acuh tak acuh. “Kamu pasti belum tahu. Di Imperial Garden ada dua ekor singa di halaman belakang. Mengapa kita tidak mengumpankanmu kepada mereka?” Lizy terkejut. Pernikahan mereka diatur oleh orang-orang dari generasi yang lebih tua. Ada 4 keluarga kaya yang terkenal di Rotterdam yaitu Davis, Smith, Steven dan Reymon. Tuan muda Davis yang tinggal di Imperial Garden sangat berpengaruh dan bisa disebut sebagai jutawan termuda dan terbaik di generasinya. Namun, tidak ada yang mengenalinya. Imperial Garden terletak di daerah terpencil, sekilas tidak mencerminkan kekayaannya. Keluarga Oliver telah menyelidiki perkebunan itu dan menemukan ada nenek dan cucu yang tinggal dan dikabarkan bahwa cucunya sekarat. Harapan terbesar Clara adalah menikahkan kedua putrinya dengan salah satu keluarga kaya teratas di Rotterdam. Namun, setelah mendapatkan informasi tentang pemuda yang dikabarkan sekarat, membuat Clara mengurungkan niatnya. Dia tidak ingin putrinya menjadi bagian dari pernikahan tersebut tetapi Nelson Oliver adalah pria yang patuh pada wasiat leluhur sehingga dia tidak ingin menentangnya. Putri kandungnya jelas bukan pilihan, jadi tindakan Clara yang berikutnya adalah menemukan Lizy sebagai pengganti untuk pernikahan ini. Itulah sebabnya, sepengetahuan Lizy pria di hadapannya ini pastinya bukan orang yang dibicarakan oleh keluarganya. Tetapi dia merasa skeptic. Pria itu memancarkan dominasinya dalam setiap gerakannya. Darah bangsawan yang mengalir di dalam tubuhnya membuat dia seperti raja yang tegas dan kejam. Selain itu, dia juga mempunyai serigala dan itu bukan hewan peliharaan biasa. Lizzy hendak bicara ketika pria itu tiba-tiba berhenti. Tangannya disandarkan ke meja untuk menompang dirinya. Matanya sedikit karena merasa kesakitan. Dia sedang sakit? Sepertinya itu penyakit yang mengerikan. Tatapan Lizy bertemu dengan tatapan pria itu. Wendel lalu berpaling untuk menatapnya tetapi kata-katanya ditunjukan kepada pelayan. “Pergilah dari sini!” Lizy tahu bahwa dia tidak boleh pergi. Dia telah kembali ke keluarga Oliver dengan satu tujuan yaitu menikah. Jadi, dia harus menghormati identitasnya sebagai pengantin di Imperial Garden. Dia menatap Wendel tanpa terpengaruh dengan rasa takut. “Kamu sakit apa? Aku tahu tentang praktik medis dan ahli dalam akupuntur. Aku akan merawatmu.” Wendel menekan bibirnya yang tipis untuk mendorong kata-kata dari tenggorokannya, "Pergi!" Lizy tidak hanya mengabaikan perintahnya tetapi berani mendekatinya. “Sebelumnya, aku mencium aroma tanaman Myristica fragrant houtt, Muntigia calabura, apium graveolen dan tumbuhan lainnya pada tubuhmu. Itu adalah obat tradisional untuk mengobati insomnia. Kamu memiliki gangguan tidur di malam hari. Apakah tebakanku benar?” “Nyonya, kamu…” Pelayan itu menatap Lizy dengan terkejut. Mata Lizy yang cerah tertuju pada wajah tampan Wendel. “Pada tahap apa gangguan tidurmu? Jika itu parah akan mempengaruhi mentalmu. Ketika tubuh lelah tetapi gagal beristirahat maka kamu akan berubah menyeramkan.” Mata Wendel memerah saat ekpresi suram menutupinya dan mengulurkan tangannya untuk mencekik Lizy. "Nyonya, berhentilah memprovokasi Tuan. Tuan, lepaskan Nyonya!” pelayan itu menjadi panik. Saat udara segar semakin tipis dengan setiap tarikan napasnya, wajah Lizy semakin memerah. Dia dengan cepat menusukkan jamum tipis di titik akupuntur Wendel. Cengkeraman Wendel pun mengendur dan dia terduduk di sofa. Lizy menghirup oksigen dengan lega. Dia tidak ingin mati setelah kembali ke Rotterdam. Dia benar-benar takut saat ini. Pria di depannya sangat berbahaya dan dia juga misterius. Gangguan tidurnya saja membuatnya berubah menjadi monster. Selain itu, Lizy tidak punya cara lain. Dia hanya bisa mengandalkan keahliannya. Setelah mengatur napasnya, dia mendekatinya dari belakang dan meletakkan jari-jari pada pelipis Wendel dan memijitnya. Wendel memejamkan mata dan menyembunyikan keadaannya. “Perawatanmu adalah memijatku?” “Bersikaplah senang. Kamu adalah orang pertama yang aku pijat.” “Benarkah? Kamu bukan wanita beruntung pertama yang memijatku.” Lizy terdiam dan bertanya dalam hatinya ‘Apakah ada cara lain untuk bicara dengan pria ini?’ "Kita dapat mencapai kedamaian dan harmoni. Kamu tidak perlu tahu tentang masalah pribadiku dan aku akan membantumu berakting di depan nenekmu. Aku juga bisa membantu mengobati isomniamu. Bagaimana menurutmu?” Wendel tidak mengatakan apa-apa. Saat Lizy menusukan jarum tipis ke titik akupuntur Wendel, dia pun menutup matanya dan terkulai di sofa. Lizy bergerak cepat dengan lembut menangkap kepalanya. Dia tertidur. Pelayan yang menyaksikan semua secara langsung terkejut dan mengeluarkan keringat dingin. Tidak ada yang mengetahui identitas Tuan Muda ini selain dirinya. Dia adalah Tuan Muda dari keluarga Imperial Garden yang mewarisi bisnis ternama dan sangat berpengaruh di negaranya. Tidak ada yang berani berunding dengan Tuan seperti ini, apalagi seorang gadis. Dia gadis yang berbeda dengan gadis yang bertemu dengannya sebelumnya. Jika gadis sebelumnya meninggalkan Tuan Muda setelah mereka mengetahui penyakitnya tetapi gadis ini tidak. Justru dia mencoba unuk mengobati Tuan Muda. Tempramen yang tenang dan berterus terang, selain itu dia adalah gadis yang cerdas. Dia mampu membuat Tuannya tertidur. Itu sangat menakjubkan. Bahkan dokter yang didatangkan dari luar negeri saja tidak berhasil menyembuhkannya. Pelayan itu benar-benar melihat Tuannya tertidur di telapak tangan gadis itu. “Nyonya…” Pelayan itu berbicara. Lizy meletakkan jarinya di bibirnya sebagai intruksi untuk diam. “Sssh. Kamu boleh pergi. Ada aku di sini.” Pelayan itu merasa Tuannya aman dengan gadis tersebut sehingga dia mundur pelan-pelan. Ruangan itu menjadi sunyi. Wendel tertidur di telapak tangannya selama beberapa saat sebelum akhirnya Lizy menggesernnya ke posisi yang lebih nyaman di sofa. Lalu dia menyelimutinya saat dia memasuki tahapan tidur yang dalam. Setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, dia pun juga ikut tidur. Wendel yang berada di sofa perlahan membuka matanya dan berjalan mendekati tempat tidur. Jari-jarinya yang panjang mendekati kerudung Lizy. Tetapi tiba-tiba pergerakan jari-jari Wendel terhenti dan dia mengurungkan niatnya untuk membuka selendang tutup kepala gadis itu. Dia menatap gadis tidur di atas tempat tidur. Jika dia membuka matanya, maka sepasang matanya terlihat sangat indah dan akan bersinar seperti anak kucing yang sedang bermanja-manja. Ada kombinasi kemurnian dan sensualitas. Wendel melihat ada bekas kemerahan di kulit lehernya, saat itu dia hanya mencubitnya dengan ringan, tetapi dengan cepat bekas tanda itu terlihat. Wendel kembali ke sofa dan berbaring. Selama ini gangguan tidur semakin parah tetapi dengan jarum akupuntur perlakuan dari Lizy membuat dia bisa menutup matanya meskipun hanya setengah jam. Itu sangat luar biasa. Wendel menatap sosok mungil itu dan berpikir bagaimana tangannya bisa membuatnya tertidur. Pagi keesokan harinya, Lizy Oliver sedang menikmati sup kepiting dan s**u kurma yang disajikan oleh pelayan di ruang makan. Nyonya Davis Tua duduk di sampingnya dan mengobrol dengan riang. “Lizy, aku menyukaimu pada pandangan pertama. Jika Wendel melukaimu di masa depan, beritahu nenek maka aku akan memukulinya untukmu. Minumlah susunya lebih banyak dan buatlah bayi yang banyak. Nenek akan menggendong bayi kecil kalian.” Nyonya Davis tua sangat bersemangat dan hangat. Lizy menyukainya. Suara pelayan pun terdengar. “Tuan, selamat pagi.” Wendel telah turun ke ruang makan. Lizy menoleh dan menatapnya. Dia memakai stelan jas yang di dalamnya ada kemeja putih. Pakaiannya yang sederhana tetapi tidak memudarkan ketampanannya. Dia berjalan dengan anggun di atas karpet merah menuju ke kursi di samping Lizy. Seorang pelayan wanita membuntutinya dan memegang sprei pengantin yang bernoda merah. Wanita itu mengucapkan selamat pada majikannya sambil tersenyum. “Nyonya, selamat! Sepertinya cicit Anda akan segera hadir!” "Kerja yang baik. Bonusmu bulan ini double.” Nyonya Davis tua meneriakan hadiahnya dengan murah hati. Lizy bisa melihat langsung bahwa wanita tua itu sedang memegang seprai pengantin dari kamar Wendel dan dirinya tadi malam. Seorang perawan akan berdarah pada malam pertamanya, kan. Tapi mereka tidak melakukan apa-apa. Jadi, dari mana asal noda itu?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD