46. Cantik

1285 Words

Rengga POV. Efek baikan dengan Sinta, membuatku semangat lagi. Benar Omen, sesekali lelaki harus menunjukan sikap supaya tidak di remehkan perempuan. Ya bukan maksudku berniat bersikap egois pada perempuan, terutama Sinta. Aku hanya minta di dengar. Lucu sih, Sinta malah menganggapku berubah jadi monster karena tidak lagi setenang biasanya, padahal salah dia sendiri, menguras emosiku sekali. Dari mulai menolak di dekati, sampai menolak bicara padaku, sampai terjadi perang dingin antara kami. Tapi sekarang semua sudah berlalu, kesalah fahaman kami akhirnya selesai. Segala sesuatu itu memang harus di bicarakan supaya ada titik temu. Dan pagi ini, aku semangat sekali mengantri beli bubur ayam. Sinta minta itu padaku, melalui telpon semalam sebelum aku tidur. “Tidur ya Reng, gak ada begada

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD