7

1717 Words
Di kelas Indi mereka semua sedang mengobrol bersama. Namun saat ini, mereka langsung heboh ketika Anjani dan Raya datang membawa kabar penting juga. Mereka pun saat ini langsung meminta teman-temannya untuk berkumpul itu. "Apa sih woy? Jadi apa berita penting dari lo itu. Awas ya kalo ga penting gua bakalan timpuk po nih ya Ray" ujar Sinta kepada Raya yang saat ini sedang heboh itu. "Dijamin ini penting, heboh dan ga kalah hot sama beritanya Anjani sama Abi deh wkwkw. Perumpamaan aja Jan, ga usah marah ya lo. Kalian samua tau ga siapa yang tadi gua sama Anjani temuin waktu mau masuk ke Fakultas? Kita ketemu sama Nathan anjir. Dan yang lebih anjir nya lagi nih ya ternyata Nathan itu tuh lagi ga sendiri jalan nya dong. Dia sama cewek anjir" ujar Raya dengan sangat heboh sekali. "What? Nathan sama cewek? Sumpah lo? Lo beneran udah mastiin kalo itu Nathan beneran? Wah gila sih ini. Waduh Ndi, siapa nih Ndi yang mau ngerebut Nathan dari lo nih Ndi, berani-beraninya deh dia kayak gini sama lo Ndi" ujar Samuel. "Beneran lah orang gua tadi juga sempet nyegat dia juga kok. Katanya sih mereka mau ke perpustakaan pusat sih. Duh tadi kalo aja ga ada kelas udah gua ikutin tuh orang berdua. Tapi sumpah ceweknya cantik juga deh. Eh tapi ga deng, tetep Indi kok Ndi yang paling cocok sama Nathan itu" ujar Raya tersebut saat ini. "Apa sih woy, ya biarin dong Nathan kalo mau deket sama cewek mana pun. Lagian juga ga ada urusannya sama gua tau. Lo semua nih ya aneh bener deh ngurusin hidup orang lain banget sih woy. Sana dah mending urusin hidup lo pada deh" ujar Indi kepada mereka dan setelah itu ia pun kembali ke kursinya dan duduk. "Yahh marah. Ah elah tuh kan lo pada sih. Indi jadi marah deh" ujar Anjani itu. "Dah lah tentang aja. Indi mah ga bisa marah lama-lama dia tuh. Paling juga kelar ini kelas dia kelar juga marahnya wkwkwk. Dah sekarang duduk di kursi masing- masing-masing aja lah udah jamnya masuk nih" ujar Yudhi dan mereka semua pun saat ini berada di tempat duduk nya masing-masing. Mereka pun sudah ada disana. Tak lama kemudian Dosen mereka datang dan mereka pun melakukan perkuliahan pada saat ini. Mereka fokus dalam mendengarkan dan mengeluarkan pendapat mereka mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan mereka pada saat ini. Dan setelah satu jam setengah berada di kelas, mereka pun akhirnya sudah selesai dalam perkuliahan di jam pertama itu. Mereka pun saat ini langsung keluar dari kelas dan merkea pun akan pergi ke kantin pada saat ini juga semuanya. "Weh siapa tuh guys yang kita liat disana anjir. Bener ga sih?" tanya Samuel saat mereka sudah sampai di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Sam menunjuk ke bagian tengah dimana disana ada dua orang lelaki dan satu orang perempuan yang tengah duduk Menikmati makan mereka tersebut pada saat ini. "Nah bener, itu tadi cewek yang gua liat sama Nathan" ujar Raya dengan heboh. Aduh kenapa sih harus ketemu mulu sama si Nathan. Gimana gua mau lupa sama dia kalo kayak gini ish. Please jangan pada ngajak buat kesana please, cari tempat lain aja please. Batin Indi, tapi seperti nya Tuhan sedang tidak berpihak kepadanya karena memang saat ini mereka semua kompak berjalan ke arah sana. "Wahh wahh woy ini ada apa nih. Nath, lo bener-bener ga punya hati ya. Kasian Indi dong kalo lo selingkuh gini tuh" ujar Sinta kepada Nathan dengan tiba-tiba itu. "Hah? Selingkuh? Lo ngomong apa woy astaga ga paham gua tuh" ujar Nathan itu sementara Indi saat ini malas sekali dengan teman-temannya yang pastinya akan membawa-bawa dirinya dalam hal ini. Padahal dia biasa saja malah dia tidak enak jika ternyata Nathan memang sedang melakukan pdkt dengan cewek itu. Ia sangat tidak enak jika nantinya hubungan Nathan dan cewek itu akan menjadi renggang. "Ini tuh cuman temen gua woy. Kayak gua sama Natya, gua sama Anjani, gua sama Indi. Temen semua heh. Ga ada yang lebih" ujar Nathan kepada mereka itu. "Hai, gua Fara, temennya Nathan" ujar Fara memperkenalkan dirinya tersebut. "Hai, gua Axel, temennya Nathan sama Fara" ujar cowok selain Nathan itu tuh. "Udah deh woy mending sekarang lo semua pada pesen makan sana. Lo ke kantin pada mau makan apa cuman mau liat gua aja woy. Dasar emang ya ribut banget ganggu orang pada makan tau ga" ujar Nathan kepada mereka semua itu. "Wkwkwk ya sorry dong Nath, lo kan tau kita. Pokoknya ya Nath lo ga boleh ya sama siapa pun itu selain sama Indi. Ga boleh pokoknya" ujar Raya padanya itu tuh. "Astaga woy ini hidup gua sama Indi. Kenapa lo yang pada ribut sih ihh. Ganggu orang aja dah ya lo tuh. Pada urusin hidup lo sendiri aja sana" ujar Nathan yang kata-katanya, maknanya hampir sama dengan apa yang sudah dikatakan oleh Indi saat mereka awmua tadi ada di kelas mereka itu. Semuanya pun saat ini saling menatap karena di otak mereka saat ini memiliki pemikiran yang sama untuk Indi dan Nathan. "TUH KAN OMONGANNYA AJA SAMA ANJIR" ujar mereka semua serempak. "Apa sih lo pada tuh, kenapa bisa barengan gitu dah" Ujar Nathan dengan heran. "Itu omongan lo tadi itu tuh ya mirip. Banget sama omongan Indi pas tadi kita lagi gibahin lo dikelas tau. Gila emang kalian dah the best cocoknya dah" ujar Samuel. "Oh god, salah ngomong gua. Udah lah sana pesen makan" Ujar Nathan yang sudah lelah untuk meladeni teman-temannya yang banyak berbicara tersebut itu. Mereka pun saat ini memesan makanan untuk mereka. Mereka pun saat ini tinggal menunggu, makanan mereka saja. Saat ini mereka pun mengobrol semua. Namun tak lama kemudian, handphone Indi berdering dan itu adalah telfon dari Anrez. Indi pun saat ini ijin kepada teman-temannya untuk mengangkat telefon itu. "Whoaa telfon dari mantan ini uhuy. Mau ngajak balikan tuh Ndi" ujar Yudhi yang tadi sempat melihat siapa nama penelfon di handphone Indi tersebut itu tadi. Teman-temannya Indi pun saat ini sedang membahas mengenai Indi dan Anrez, yang mana adalah mantan pacarnya itu. Sementara itu, Nathan entah kenapa saat ini ia melirik ke arah Indi yang sedang mengangkat telfon yang katanya dari mantan nya. "Hallo Rez kenapa Rez?" tanya Indi dalam telfon dengan Anrez tersebut saat ini. "Hai Ndi, kamu udah makan atau belum Ndi? Makan yuk" ujar Anrez tersebut. "Eh, gua ini lagi pesen makan Rez di kantin FEB nih. Maybe next time kali ya Rez" ujar Indi kepada Anrez tersebut yang masih menelfon nya pada saat ini itu. "Oh gua susul aja ya Ndi kalo gitu, soalnya sekarang gua udah di lobby FEB juga hehehe. Ga papa kan kalo gua susul?" tanya Anrez dan Indi sempat melihat ke arah teman-temannya sejenak, dan karena tidak enak dengan Anrez, ia pun memgiyakan. Indi pun saat ini menunggu Anrez yang seperti nya masih berjalan ke kantin. Tadi Anrez bersama dengan Nico juga karena tadi ada suara Nico juga. Indi pun masih menunggu Anrez. Dan akhirnya Anrez dan Nico itu pun datang juga saat ini. "Hai Ndi, hehehe kaget ya Aku udah sampe sini wkwkw" ujar Anrez tersebut. "Wkwkw ga lah, kan lo tadi udah bilang kalo udah di lobby makanya gua nunggu di sini. Btw gua bilang sama temen-temen gua dulu ya buat misah sama mereka dulu. Ga enak kalo gabung sama mereka kayaknya gehehe. Soalnya gua belum ngomng juga tadi" ujar Indi yang diangguki oleh Anrez dan juga Nico tersebut pada saat ini. "Guys, gua misah ga papa ya?" tanya Indi sewaktu ia datang kembali ke meja itu. "Loh kenapa Ndi? Ada masalah atau apa?" tanya Samuel kepada Indi tersebut saat ini karena tadi sebelum mendapatkan telefon Indi baik-baik saja berada disini. "No, ga gitu. Gua sama temen gua. Soalnya mereka dateng kesini. Ga enak kan kalo gua nolak mereka" ujar Indi kepada mereka semua itu pada saat ini itu dan mereka pun melihat ke siapa teman yang ditunjuk oleh Indi pada saat ini tersebut. Dan ternyata orang itu adalah mantan dari Indi yang tadi malem mereka lihat itu. "Woy lah itu mah bukan temen tapi mantan. Udah lah ajak kesini aja biar rame kan. Ga papa kesini aja Ndi, biar kita juga kenalan sama mereka" ujar Samuel itu. Namun Indi berpikiran jika ia membawa Anrez dan Nico kesini akan semakin ribet. Ia pun saat ini berpamitan kepada teman-temannya itu, sekalian mau bolos nanti juga. "Gua mau ke tempat dulu waktu SMA, wkwkw mau bolos juga nanti. Udah lah gua duluan ya guys. Have fun ya. Btw Ray, tipsen ya wkwkwk" ujar Indi dan segera pwegi dari sana karena jika ia berlama-lama disana maka akan semakin banyak pertanyaan yang harus ia jawab juga disana. Teman-temannya sungguh kepo sekali. Indi pun saat ini ke tempat Anrez dan Nico itu dan Indi pun mengajak mereka untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Dan saat ini mereka sudah berada di mobil Indi dengan Anrez yang memnyupiri dan Indi berada di bangku penumpang depan serta Nico di belakang. Mereka pun meninggalkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut saat ini. Dan sudah sampai di dekat Rektorat Universitas Garuda. "Wait gua mau nanya sama lo berdua dulu. Abis ini ada kelas ga?" tanya Indi. "Harusnya ada Ndi, tapi kosong dan ga ada kelas lagi" ujar Nico menjawab. "Nah kalo gitu yok makan di mana gitu sekalian main, refresing wkwkw. Penat gua kuliah mulu. Gua juga udah tipsen tadi. Jadi free" ujar Indi kepada mereka itu. "Ini kamu serius Ndi?" tanya Anrez bertanya meyakinkan lagi pada saat ini. "Serius dong gua. Ayo, kemana gitu yang jauh juga boleh" ujar Indi tersebut. "Kalo gitu ke Puncak aja gimana? Tempat makan di puncak yang sering kita datangin itu Ndi?" tanya Anrez kepada Indi yang membuat Indi terkejut karena tadi ia pamit dengan teman-temannya juga begitu. Dan ini tanpa di kasih tau, Anrez juga menyebutkan tempat itu. Indi pun saat ini mengangguk saja kepada Anrez tesebut. "Ah elah jadi obat nyamuk gua gila" ujar Nico kepada mereka yang membuat mereka jadi tertawa pada saat ini. Perjalan mereka ke puncak pun saat ini diisi mereka dengan canda dan tawa bersama. Mereka bercanda bertiga di perjalanan itu. "Lo tuh ga akan pernah kita anggep jadi nyamuk Nico" ujar Indi tersebut dan mereka masih saja slaing mengobrol bersama dengan sangat asyik sekali itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD