1. Pirate

1415 Words
Pasar ikan di tepian dermaga Pulau Athfal sedang ramai pagi itu. Semuanya sebab Ratu Hellura turun dari istana untuk menyapa seluruh rakyatnya. Rombongan kereta roda empat dengan desain mewah berwarna keemasan dan sofa merah di dalamnya berjalan di tengah-tengah keramaian, ditarik oleh empat kuda jantan yang gagah. Atap kereta milik ratu Hellura itu terbuka, membuat wanita cantik di dalam sana bisa berdiri di atas keretanya. "Selamat pagi rakyatku." Suara sorakan dari para pedagang pasar juga pembeli di sana terdengar meriah, menyambut ucapan sang ratu. "Hari ini aku akan membeli seluruh ikan terbaik yang kalian jual." Sekali lagi sorak sorai terdengar meriah. Para pedagang itu menyiapkan seluruh dagangannya ketika para pengawal istana bersiap untuk melaksanakan perintah sang ratu. "Pengawalku akan memilih langsung ikan-ikan yang kalian jual." Flynn tampak bersemangat pagi itu. Dagangan iklannya terpilih dan tak ada satu pun yang terlewat. Pria berusia dua puluh lima tahun dengan status single itu tidak pernah merasa se-kaya ini sebelumnya. Betapa banyak emas dan mutiara yang ada di saku miliknya. Berkat sang ratu, Flynn bisa pulang lebih awal hari ini. Dia adalah seorang pedagang, sejak kecil Flynn selalu mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang sebatang kara. Laki-laki itu sudah mandiri sejak kecil. Semuanya sebab ibu dan ayah Flynn tenggelam bersama kapal yang karam di lautan dan tidak pernah kembali lagi. Sebab emas dan mutiara yang sulit untuk disimpan dan dibawa, Flynn memutuskan untuk menukar sebagian benda berharga itu dengan uang. Dengan begitu, Flynn bisa menyimpannya dengan mudah. Pada abad ke-19 itu orang-orang di Pulau Athfal memang lebih suka melakukan barter menggunakan emas dan mutiara, itu sebabnya Flynn tidak menukar seluruh emas dan mutiaranya dengan uang. Biasanya uang kertas dipakai untuk bertransaksi dengan pedangan dari luar pulau. Kapal besar dengan bendera hitam berlogo bajak laut berlabuh di Dermaga Hamen. Para pedagang yang sudah tahu bahwa kapal itu milik seorang perompak segera bergegas meninggalkan pasar untuk menyimpan harta benda mereka. Dua orang viking bersama Kapten Jombs turun dari kapal untuk menemui seorang penyihir yang tinggal di pulau itu. Flynn menyimpan uang hasil jualan emas dan mutiara di tas karung miliknya, sedangkan sebagian emas dan mutiara lainnya sudah dia simpan dengan aman di bawah tempat tidur, tepatnya di lantai kayu yang bisa dibuka-tutup. Flynn memutuskan untuk berjalan-jalan, jika biasanya dia berdagang, hari ini Flynn memilih untuk berbelanja pakaian dan beberapa aksesoris. Namun Flynn melihat tiga orang berbadan besar melangkah menyusuri pasar. "Perompak?" Flynn bergumam sebelum akhirnya mencari tempat untuk bersembunyi. Pada masa itu, perompak adalah kumpulan yang paling ditakuti orang-orang. Tak hanya berbadan besar, tak jarang perompak itu mencuri paksa harta benda milik pedagang jika mereka melihatnya. Flynn berhasil menjauh dari mereka tanpa perlawanan. Tampaknya para bajak laut itu memang tidak ingin merompak dari pedagang hari ini. Tujuan mereka hanya satu, yaitu menemui Bell-trix. Bell-trix adalah seorang penyihir tua berbadan kurus dan bungkuk yang suka menyendiri, Flynn sangat tahu itu. Karena merasa penasaran, diam-diam Flynn mengikuti mereka. Sebungkus koin emas mendarat tepat di atas meja milik Bell-trix, Kapten Jombs memberikan imbalan pada penyihir itu dan memintanya untuk mengecek robot temuannya. Rhob, sebuah robot luar angkasa berbentuk seperti telur, memiliki kaki dan tangan khas robot berwarna kuning hitam. Robot itu dalam mode tidak aktif saat ini. Para bajak laut tidak mengetahui benda apa itu. Namun mereka dapat memprediksi bahwa benda itu berasal dari masa depan. Itu sebabnya mereka membawanya pada Bell-trix. Flynn yang mengintip dari atap tertegun melihat robot yang dibawa oleh para bajak laut itu. Dia sempat berpikir, pasti harganya sangat mahal. Flynn juga sempat berkhayal jika dirinya akan menjadi saudagar jika berhasil mengambil robot itu lalu menjualnya. "Benda itu pasti sangat mahal." Dengan kondisinya yang selalu kekurangan, tentu Flynn akan berpikir seperti itu. Kehidupan sebatang kara-nya membuat Flynn hanya terfokus untuk mengumpulkan harta. Dia pun memiliki cita-cita untuk menjadi saudagar supaya bisa menikah dengan putri kerajaan suatu hari nanti. Bell-trix berhasil menemukan cara untuk menghidupkan Rhob. Dengan tongkat sihir dan buku-buku rujukan, Bell-trix bahkan tahu bahwa robot itu berasa dari bintang ke-7 di Galaxy. "Rhob, dia adalah robot yang diprogram untuk membantu para penemunya menghasilkan kekuatan modern." "Kekuatan modern?" Kapten Jombs tergelak bahagia, begitupun para viking di kanan dan kirinya. Flynn yang juga mendengar informasi itu dari atap rumah Bell-trix semakin terdorong untuk mendapatkannya. "Tetapi hanya ada satu yang dapat mengaktifkan robot ini," ucap Bell-trix. "Beri tahu aku!" titah Kapten Jombs. "Serbuk peri." Bell-trix menaburkan serbuk bekas parutan kayu kepada para bajak laut itu, mengibaratkannya seperti serbuk peri. "Peri?" "Kalian pasti tidak akan percaya." Bell-trix kembali memunggungi para bajak laut itu. "Jauh di tengah Samudera Atlantik, terdapat sebuah pulau kecil yang dihuni oleh para peri. Mereka adalah makhluk kecil yang memproduksi serbuk peri untuk terbang dan bertahan hidup. "Sejak dua ribu tahun yang lalu, bangsa peri sudah hidup berdampingan dengan manusia. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menukar rohnya dengan manusia. Mereka memiliki kekuatan gaib, hanya saja mereka sangat sulit untuk ditemukan." Kapten Jombs dan para vikingnya saling lirik, seolah tak percaya dengan bualan sang penyihir yang berkata bahwa sangat sulit untuk menemukan seekor peri. Flynn turun dari atap rumah Bell-trix ketika para bajak laut itu keluar. Mereka menyimpan Rhob di tas dan membawanya kembali ke kapal. Flynn mengikuti mereka sampai ke sana. Kemudian para bajak laut itu berbincang-bincang tentang peta harta karun yang dijaga oleh seekor naga api. "Apa pun yang terjadi kita harus mendapatkan harta karun ini sebelum perompak lain mendapatkannya." "Tunggu dulu Jack. Aku tahu kau seorang viking, tetapi mengalahkan naga api bukan hal yang mudah," ucap sang kapten. "Kita harus mengaktifkan robot luar angkasa itu dan mendapatkan kekuatan yang dikatakan Bell-trix agar bisa mengalahkan naga penjaga harta karun di sana." "Aku sudah memikirkannya, kita harus mencari pulau peri di Samudra Atlantik," ucap Jeck, seorang viking yang satu lagi. Sementara itu di dalam kapal, Flynn sudah berhasil masuk melalui deck belakang. Pria itu nekat mengendap-endap untuk masuk hendak mengambil Rhob. Dengan kelincahan dan kecerdikannya, Flynn berhasil sampai di ruangan tempat Rhob disimpan. Susah payah dia tiba di sana, menyelinap, merayap, melompat dengan sangat pelan, dan membuka pintu. Flynn tersenyum smirk sebab menyadari perjuangannya sangat mudah untuk dilakukan. Dia tidak tahu jika ada satu orang lagi di kapal itu. "Hei!" "Hah." Flynn menunda aksinya yang hendak meraih Rhob. "Siapa kau?" tanya Kwon. "Aku ... hei, kau tidak mengenalku? Tentu saja aku saudaramu," ucap Flynn, dan tentu saja bergurau. "Saudara?" Kwon membuat raut seolah dirinya benar-benar percaya pada Flynn. Padahal kedua tangannya yang memegang pisau sudah siap untuk menyerang pria itu. "Kau bercanda." Flynn menyadari sinyal bahaya. Tak sempat berbasa-basi dan membujuk koki itu sebab serangan sudah diluncurkan, beruntung Flynn cukup lincah untuk menghindar. "Aaa!" Pria itu berteriak. Jika boleh jujur, sebenarnya Flynn pun tak pandai berkelahi. Pria itu hanya jago menangkap ikan di laut dan menjual hasil tangkapannya. Suara keributan di dalam mengundang Jack menghampiri mereka. "Apa yang terjadi di dalam!" Viking itu menyadari adanya penyusup di kapal mereka. Kwon menghentikan sejenak serangannya, membuat Flynn bisa melihat viking berbadan besar yang sudah berdiri di depannya. "Hyaa!" Dengan satu tangan Jack mengangkat tubuh Flynn dan membawanya pada Kapten Jombs. Pria yang benar-benar sial bernama Flynn itu tersungkur sebab dihempas oleh seorang viking. Niatnya yang ingin mencuri kini berakhir tragis. "Siapa yang berani menyusup ke dalam kapalku!" Suara menggelegar milik Kapten Jombs membuat rambut Flynn sampai berkibar dengan kedua mata terpejam. Dia menyadari bahwa situasi saat ini sangat darurat. Flynn mengeluarkan jurus jitunya, yaitu pura-pura mengigau. Dengan kedua mata yang masih terpejam, kedua tangan Flynn terulur untuk meraba-raba. Perlahan kakinya melangkah menuju keluar kapal. Namun tentu saja usaha konyolnya itu tak mampu mengelabui para bajak laut. "Beraninya kau menipuku! Kau tidak akan bisa keluar dari Jhones, mulai hari ini kau harus menjadi pembantu di kapalku." "Pembantu?!" Flynn terperanjat, seketika kedua matanya yang semula terpejam terbuka lebar, terkejut dengan status yang akan melekat padanya. "B-bagaimana mungkin aku menjadi seorang pembantu. Aku seorang nelayan terkenal. Apa kau tidak bisa memberikan jabatan yang lebih bergengsi untukku?" tawar pria itu, tampaknya dia lupa sedang berhadapan dengan siapa saat ini. "Kau tidak bersedia?" Kwon sudah menyiapkan dua bilah pisau daging miliknya, siap untuk mencincang tubuh Flynn jika pria itu ingin kabur. Flynn lebih terkejut saat menyaksikan dan mendengar suara sing sing dari pisau yang di genggaman oleh Kwon. Pria itu meneguk air mulutnya. "Baiklah, setidaknya aku menjadi bagian dari bajak laut sekarang," kata Flynn dengan senyum kaku dan berusaha untuk terlihat meyakinkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD