01-Pemarah

1510 Words
Semoga tidak mengecewakan Happy reading Suara geram yang menggema mengganggu tidur nyenyak seorang pemuda di dalam kamar luas itu. Padahal seharusnya ia masih bisa tidur hingga pukul 8 hari ini. "Kau benar-benar berisik, Key," ujar pemuda itu malas sambil mengeratkan selimut tebal kesayangannya. Gadis yang disapa Key itu mengerucutkan bibirnya sebal. "Rangga, ini sudah jam 6. Kamu ingin terlambat?" Rangga menutup telinganya dengan bantal. "Kelasku dimulai jam 9. Bangunkan aku 1 jam lagi," gumam Rangga dengan sangat malas karena masih mengantuk. "Baiklah, aku akan pergi ke kampus sendiri kalau kamu tidak bangun sekarang juga." Nadanya mulai kesal dan dengan terpaksa Rangga membuka selimut juga bantalnya. Pemuda itu mengembuskan napas kasar ke udara. "Kau puas?" tanyanya jengkel lalu mulai mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk. Key menatap Rangga begitu dalam. Ia terdiam. "Apa yang kamu lihat?" tanya Rangga pura-pura marah. Key memainkan jemarinya dalam pangkuan. "Kenapa kamu marah sama aku? Aku cuma nggak mau kamu terlambat," ucapnya sambil menunduk. Penyesalan langsung tampak di raut tampan Rangga. Ia seharusnya paham Key tidak bisa sedikit saja dimarahi. Ia terlalu kesal hingga mengekspresikan kekesalannya dengan pura-pura marah pada Key. "Key, maafkan aku. Aku masih sangat mengantuk." Rangga mengusap pipinya, mencoba membujuknya agar tidak balik marah. "Aku turun duluan," ucap Key pelan. Rangga segera menahan lengannya yang akan beranjak dari tempat tidur. "Key, aku minta maaf," ucapnya lagi semakin lembut karena ia yakin Key sedang ngambek. Ya begini lah, Key selalu menghindar ketika sedang marah. Dan Rangga selalu tak berdaya di hadapannya. Siapa pun yang salah, pasti Rangga yang akan minta maaf. Entahlah, Rangga hanya tak ingin Key mendiaminya apalagi marah padanya. Rangga diam-diam sangat mencintai Key. "Iya, aku maafkan," ucap Key dengan senyum yang sangat memabukkan bagi Rangga. Suaranya selalu lembut dan manja, pas dengan senyumnya yang sangat manis. "Tunggu aku mandi, ya," pinta Rangga kemudian beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Key menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju lemari pakaian Rangga untuk menyiapkan pakaian pemuda itu. Secepat mungkin Rangga menyelesaikan mandinya sebelum gadis manja itu ngambek lagi. "Apa lama?" tanya Rangga saat keluar dari kamar mandi. Key menggeleng lalu memberikan pakaiannya. Rangga segera memakai baju yang sudah disiapkan pleh Key. Sebuah kemeja coklat muda dengan celana jeans hitam. Setelah merapikan rambut sebentar, Rangga berjalan keluar bersama Key di sebelahnya. "Pagi, Om, Tante." Dengan ceria, Key menyapa orang tua Rangga yang sudah duduk di ruang makan. "Pagi juga, Sayang," balas ibu Rangga lalu mengusap pipi kanan Key. Terlihat Rafe yang baru keluar dari kamarnya dan bergabung dengan mereka. "Pagi, Kak Rafe." Key menyapa begitu manis pada kakak Rangga itu. "Pagi, Key," balas Rafe dan itu membuat Rangga ingin muntah karena menurutnya itu terlalu manis. Sejujurnya ia cemburu. "Kau hanya boleh tersenyum begitu padaku, Key," tegur Rangga tak suka. "Kamu cemburu, Rangga?" Key malah bertanya dengan nadanya yang seperti menggoda Rangga. "Tidak," jawab Rangga malas. "Dari nadanya kamu seperti cemburu." Key kembali melanjutkan sarapannya. Rangga hanya diam dan bertanya-tanya dalam hati kapan Key akan peka. Sudah sangat jelas jika Rangga mencintainya. Pelakuan Rangga padanya tak biasa, bukan seperti perhatian Rafe ke Key. Itu sangat berbeda. Tapi sayangnya Key menganggap perlakuannya sama seperti kasih seorang kakak pada adiknya. Itu kenapa tentu saja ia cemburu saat Key tersenyum pada pria lain. Walau itu kakakknya sendiri. "Tenang saja, Rangga, aku hanya milikmu," ucap Key dengan sangat percaya diri. Orang tuan dan kakak Rangga terkikik geli mendengarnya. Key sangat polos bagi mereka. Kadang ucapannya hanya mereka anggap candaan belaka karena yakin Key sendiri tak paham sepenuhnya apa yang ia ucapkan. "Apa yang kamu bicarakan? Cepat habiskan sarapannya," balas Rangga ketus karena sebenarnya ia sedang sangat gugup setiap Key mengucapkan hal yang sama. Rangga belum menyatakan perasaannya pada Key, tapi Key sudah sering bilang kalau dia hanya milik Rangga. Rangga takut jika ia mengutarakan perasaannya, sikap Key akan berubah padanya. Rangga takut kehilangan sosok manja ini. Cukuplah Key menganggap Rangga kakak atau sahabatnya. "Suapi aku." Rangga hampir tersedak saat Key kembali berulah. "Makan saja sendiri, buat apa tanganmu itu?" tolak Rangga cepat. Key mengerucutkan bibirnya kesal. Ia sangat benci ditolak. "Ya sudah, aku berangkat," ucap Key begitu terlihat sedih. Rangga menghela napas kasar saat Key benar-benar beranjak dari duduknya. "Rangga, kejar Key sebelum dia jauh," perintah ibunya. Rangga menatap ayahnya dan Rafe bergantian agar mendapat pembelaan. Tapi tatapan mereka berdua seperti berkata, 'Kejar dia sekarang.' Huh, sebenarnya anak mereka itu Rangga atau Key, sih? Rangga sering mempertanyakan hal itu. Memang semua orang di rumah ini sangat menyayangi Key, tapi tidak dengan Rangga. Perlu digaris bawahi, Rangga bukan sekedar menyayanginya, Rangga mencintainya. Key tinggal di rumahnya sudah 2 tahun belakangan ini sejak Key masuk kuliah dan sejak orang tuanya semakin sibuk pada perusahaan keluarga mereka. Key memilih tinggal dengan Rangga karena sejak SMA mereka memang dekat dan orang tua Rangga kebetulan adalah sahabat orang tua Key. Rangga beranjak dari meja makan dan menyusul Key. "Key." Rangga memanggilnya dari belakang sebelum Key keluar dari rumah. Key tetap berjalan seolah tak peduli pada Rangga yang mengejarnya. "Key, aku minta maaf." ucap Rangga seraya menahan pergelangan tangannya. Tapi Key menepisnya begitu saja. "Oh tidak, jangan sampai dia benar-benar marah padaku," batin Rangga cemas. "Keyra." Rangga menarik lengannya cukup keras. "Lepas, sakit!" ucap Key dan menghindari tatapan Rangga yang menunduk untuk melihat wajahnya. Rangga segera mengangkat wajah Key dengan jemarinya. Rangga menyesal membuat mata Keyyang seperti mata rusa itu menjadi berkaca-kaca. "Aku minta maaf, Key," mohon Rangga tulus. Key hanya mmenatapnya sendu. Lapisan air di matanya semakin menumpuk. Ia siap menumpahkannya. "Kamu baru sarapan sedikit, ayo masuk lagi," ajak Rangga mengusap wajahnya yang seperti ingin menangis sekarang juga. Dia hanya diam. "s**t! Jangan menangis." Rangga mengusap air matanya yang baru saja meleleh. "Tolong, jangan menangis." Ini kelemahan Rangga. Key mengusap air matanya yang kembali jatuh dengan punggung tangannya. "Peluk aku," ucapnya begitu manja. Dengan segera Rangga menarik bahu Key dan merengkuh tubuh mungil itu ke dalam dekapan hangatnya. Key mengeratkan pelukan mereka. Ya, memang seperti ini. Rangga selalu lemah dengan wajahnya yang mulai tak ceria. Apa kalian kesal dengan sikapnya yang kelewat manja itu? Rangga juga kesal dengan itu. Tapi bagaimana lagi, pemuda itu memang tak bisa tanpa Key. Apa terdengar berlebihan? Tapi itu kenyataannya. Pernah suatu hari Rangga sangat marah pada Key karena melupakan janjinya untuk pulang kuliah bersama tapi Key malah berduaan dengan pria lain di perpustakaan. Itu pertama kalinya Key mengucapkan kata maaf tapi Rangga mengabaikannya. Rangga benar-benar marah. Sampai saat makan malam Rangga sengaja tidak keluar dari kamar agar tak bertemu dengan Key. Tapi Key malah balas marah dan pulang ke rumahnya. Seharian Rangga tak bertemu dengannya. Rangga mencarinya saat di kampus tapi kata temannya, Key tak ingin masuk kuliah lagi. Rangga mengabaikannya karena ia kira Key hanya ingin menggertak. 2 hari Rangga tak bertemu dengannya dan Rangga sudah seperti orang gila. Kamarnya berantakan karena dia mengacak semua yang ada di sana. Rangga sangat ingin bertemu dengan Key. Rangga merindukan sikap manjanya itu. Dan itu berakhir dengan Rangga yang datang ke rumahnya lalu mati-matian minta maaf. * * * Rangga memarkirkan motornya di parkiran kampus khusus motor. "Cepat masuk, 10 menit lagi kelasmu dimulai," ucap Rangga sambil mengambil jaketnya dari Key. "Antar aku ke kelas," pinta Key merayu Rangga. "10 menit lagi kelasku juga masuk, Key. Gedungmu di utara, sedangkan kelasku di selatan." Rangga merapikan rambutnya yang sedikit teracak karena helm tadi. Gedung kampus ini tidak kecil. Rangga lupa jika ia juga ada kelas jam 7 hari ini. "Oh, jadi begitu? Ya, sudah." Key berbalik dan segera meningggalkan Rangga di sana. Rangga tertawa kecil, menurutnya itu sangat lucu. Keyra-nya sangat cepat merajuk. Dan setelah ini Rangga harus mencari cara untuk membujuknya lagi. Tapi sekarang ia memang harus segera sampai di kelas. * * Key memasuki kelas dengan wajahnya yang ditekuk. Tasnya berbentur keras dengan meja pertanda ia sedang dalam keadaan buruk. "Ada apa?" tanya Via, sahabatnya. "Diamlah, aku sedang marah sama Rangga," ketus Key dengan mengusap wajah gusarnya. Beruntung gadis itu tak suka memakai make up tebal hingga tak perlu khawatir dandanannya akan berantakan jika ia mengusap asal wajahnya. Key hanya suka memakai bedak tipis dan lipgloss jika ke kampus. "Aku kan cuma nanya, Key, siapa tahu aku bisa membantu kalau kamu sedang ada masalah," ucap Via lagi. Brakkk! Key menggebrak meja dengan kesal. "Aku kan sudah menyuruhmu diam! Kalau kamu tetap cerewet, aku akan melempar sepatuku ke mulutmu, Vi!" bentak Key kasar. Mood-nya sedang sangat buruk dan kebiasaan Key memang melampiaskan kekesalannya pada sekitarnya. Tak terkecuali pada sahabatnya ini. Via menutup mulutnya ngeri. Lebih baik ia diam. Bahkan ia langsung memalingkan wajahnya dari Key yang melotot padanya. "Apa kalian lihat-lihat! Apa kalian mau aku mencongkel mata kalian semua, hah?" Kini teman-teman sekelasnya pun mendapat hadiah pagi dari Key. Perlu kalian tahu, Key adalah gadis yang hanya bermanja pada Rangga dan keluarganya. Sebenarnya dia adalah gadis tempramental dan sangat kasar. Seperti yang baru saja kalian lihat. Key kembali duduk dan dengan sengaja menendang kursi di depannya yang kosong. Beberapa orang di sana menggeleng jengah melihat kelakuannya. Ini bukan pertama kalinya Key bersikap seperti itu. Via hanya diam pura-pura tidak melihat ulah Key yang benar-benar membuatnya malu sebagai sahabat. Please voment nya guys
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD