Part 10: Tuan misterius menyebalkan

1296 Words
Kisah cinta antara Remost dan Jasmeen yang tak mungkin bisa untuk Jasmeen kembalikan seperti beberapa tahun lalu lagi. Sekeras apa pun usaha Remost, tetap saja orang tuanya tak akan memberikan restu padanya untuk dapat bersama Jasmeen.Jasmeen sedang dalam keadaan yang tidak enak hati, karena pertemuan sekaligus pertengkarannya bersama Remost. Namun Cullen tiba-tiba datang di saat yang sanagt tidak tepat, dan sebelumnya pun tak ada yang tepat, menurut Jaes. Kini Jasmeen sedang menangis di dalam pelukan Cullen, si pria sadis yang pernah Jasmeen kenal selama ini. “Kemana gadis manisku yang biasanya bertingkah seperti kucing kecil? mengapa sekarang menjadi selemah ini?” ucap  Cullen dengan nada terkekeh. “Iya aku memang wanita lemah, lalu mengapa?” ucap Jaes sambil mendorong tubuh Cullen dari dirinya. Malam itu adalah malam penuh pilu bagi Jaes, namun kehadiran Cullen cukup menenangkannya, meski pun sikap Cullen yang seakan tak peduli dengan perasaannya. #### “Perusahaan xx” Seperti  biasanya, Jaes selalu di sibukkan dengan segala pekerjaannya, dan tanggung jawabnya sebagai seorang novelis. “Nona Jasmeen, malam  ini aku akan memberimu tugas khusus..” ucap  seorang atasannya. “Oke Tuan, apa itu Tuan?” jawab Jaes sambil membalikkan diri menghadap arah sang atasan. “Malam  ini aku sangat sibuk dan akan pergi ke luar negeri. Jadi, tolong berikan ini pada direktur Cullen Kyleer.” Sang atasannya menyodorkan sebuah kotak persegi yang terbalut di dalam paper bag. “Alamatnya dimana Tuan?” “Alamatnya sudah di ketahui supir pribadiku, jadi kau akan diantarkan ke sana bersama supir pribadiku..” ucap sang atasan. “Oke Tuan.” >>  Dengan berat hati Jaes terpaksa menerima tugas dari sang atasannya, dan ini pertama kalinya ia berkunjung ke rumah kediaman Cullen. “Nona Jasmeen, nanti aku akan pergi sebentar sambil menunggu nona menyelesaikan urusan nona dengan tuan Cullen.” Ucap sang supir pribadi atasn Jasmeen/ Mr. Dham. *** “Kediaman Cullen Kyleer” Jasmeen terperangah saat melihat betapa mewah dan megahnya kediaman Cullen, dan tepatnya itu adalah mansion pribadinya. “Selamat datang nona, apa yang bisa kami bantu?” ucap beberapa pelayan rumah yang terlihat sangat tertata rapi, dari cara berjalan hingga cara bicara mereka, bahkan mereka semua mengenakan pakaian seorang maid. “Aku hanya ingin mengantarkan sesuatu kepada tuan Cullen Kyleer.” Ucap Jaes sambil menyodorkan sebuah paper bag yang berisi kotak tadi. Sejenak para pelayan saling berpandangan, saat Jaes hendak menitipkan pape bag pada para pelayan. “Silakan nona tunggu saja di dalam, kami akan coba bicara pada tuan..” mereka pun pergi begitu saja namun dengan wajah yang seketika berubah, entah ada apa gerangan, Jaes pun terlihat santai. Mansion tersebut terlihat mewah dengan design dalam serba mewah, dengan balutan dinding-dinding kaca yang hampir memenuhi setiap area mansion. “Mansion sebesar ini sayang sekali jika hanya ditinggali oleh para maid, bodyguard dan tuan b******n itu..” batin Jaes, sambil ia duduk di sebuah ruangan khusus tamu. “Nona, sepertinya tuan Cullen sedang sibuk, dan nona bisa kembali..” ucap seorang pelayan. “Ohh baiklah, aku akan kembali.” Jaes pun menyodorkan paperbag pada sang pelayan, namun sebelumnya ia menumpang ke toilet. >>  “Siapa yang mencariku? apakah hanya mengantarkan ini?” ucap Cullen dengan telanjang d**a. “Iya tuan, nona cantik itu sudah kami persilakan pulang saja, dan ini atas nama tuan Dham.” “Tuan Dham.. Cullen memperhatikan secara seksama paperbag tersebut. “Iya tuan, dan nona yang ditugaskan mengantarkan ini, berambut panjang dan tidak terlalu tinggi, dan..—“ “Kemana wanita itu?” seketika Cullen terlihat tidak senang dengan tindakan inisiatif para pelayannya. “Kami sudah mempersilakan nona itu kembali..—“ “Kenapa kalian bisa memutuskan tanpa sepengetahuanku?” bentak Cullen sambil membanting paperbag tersebut. >>>  “Pelayan, aku akan pulang bersama supir…” suara seorang wanita yang sangat familiar di telinga Cullen. “Tutup pintu dan gerbang dan jangan persilakan dia keluar, lalu supirnya suruh pulang saja..” gumam Cullen sambil menyentuh telingan kanannya, seolah sedang menggunakan telepati pada para pelayan mau pun pengawal mansionnya. >>> Sementara itu…. “Ada apa ini? bukankah aku sudah boleh pulang?” ucap Jaes yang heran dengan perlakuan para pelayan secara tiba-tiba menahan langkahnya. “Maaf nona, sepertinya tuan kami menginginkan nona agar tetap di sini,” ucap sang pengawal tampan sambil menghalangi jalannya. “Bukankah tuan kalian sibuk! aku harus kembali segera.” Tukas Jaes, karena tiba-tiba saja ia merasa bahwa akan terjadi sesuatu padanya. “Aku tidak pernah sibuk jika bersamamu sayang,” ucap Cullen sambil turun di anak-anak tangga. Jaes pun berbalik dan terkejut dengan kemunculan Cullen. “Maafkan kami tuan.. kami tidak tahu jika nona ini adalah wanita tuan..” ucap para pelayan sambil menunduk. “Aku bukan wanitanya! biarkan aku pergi.!” Tegas Jaes dan ingin melangkah keluar, namun… “Sayang, mengapa terburu-buru? ini sudah sangat malam… tinggallah bersamaku…” Cullen meraih tangan Jaes dan menarik pada dirinya. “Tidakkah tuan malu dengan para pengawal dan pelayan!” Tukas Jaes dengan wajah yang terlihat kesal. Namun para pengawal mau pun pelayannya hanya menunduk saja. “Mereka orang-orangku dan sangat tahu tentangku.. hmmm…” Cullen tersenyum miring pada Jaes. “Lepaskan aku!! lepaskan!!” jerit Jaes saat Cullen mengangkat tubuhnya dan meletakkan di atas bahu kokoh milik Cullen. “Diamlah kucing kecil.. kau yang datang sendiri kemari..” ucap Cullen sambil tertawa dan membawa Jaes ke sebuah kamar pribadinya. ---------- Kamar milik Mr. Cullen. Bhukk… Cullen melemparkan tubuh Jaes di atas kasur king size miliknya. “Apa maumu tuan Cullen, jangan berbuat macam-macam!! ucap Jaes sambil terus mundur menghindari Cullen, namun Cullen tak mempedulikannya, ia terus saja merangkak ke  arah Jaes. “Apakah kau merindukanku sayang..” ucap Cullen sambil mengunci tangan Jaes. “Lepaskan aku b******n! biarkan aku pulang! supir sedang menungguku!” “Supir bodoh itu sudah aku suruh pulang..” ucap Cullen sambil mengecup leher Jaes tanpa permisi seperti biasanya. “Lepaskan aku b******n! dasar binatang!” Jaes terus meronta dan mengumpat Cullen yang sedang mengerjainya. “Karena kau sudah datang sendiri kemari, maka tinggallah bersamaku, sehingga aku tidak perlu jauh-jauh mengganggu kenyamanan tetanggamu di sana.” Ucap Cullen sambil melanjutkan kegiatan panasnya. “Kau manusia atau bukan? mengapa kau sama sekali tak berperasaan…” ucap Jaes dengan wajah memelas dan menahan rasa kesalnya. “Terserah padamu sayang… aku rela kau anggap bintang atau apa pun. Karena kau bisa membayar perkataanmu itu dengan kehangatan tubuhmu ini..” Cullen terus saja menjelajahi tubuh Jaes. “Tuan Cullen, anda benar-benar binatang… aku sangat membencimu!” Jaes berusaha melawan namun tenaganya sungguh tak sebanding dengan tenaga Cullen. Cullen hanya terkekeh geli melihat ekspresi wajah Jaes yang sangat kesal. “Betapa lucunya kucing kecil ini… aku akan terus bermain dengannya..” batin Cullen. Lagi-lagi Jaes terlelap didalam dekapan Cullen, pria yang sangat misterius dan juga sangat keterlaluan ketika sedang mengerjainya. “Selamat pagi tuan…” Sapa para pelayan, saat Cullen baru saja turun dari kamar pribadinya. “Aku akan pergi hingga malam untuk melakukan operasi bedah, jadi jagalah nyonya dengan baik..” titah Cullen, tentu saja nyonya yang ia maksud ialah Jaes yang kini sedang tertidur pulas di dalam kamar pribadi miliknya. >>  Hmm… hhh… Jaes mulai membuka matanya, dan terasa silau saat ia mulai melihat area kamar yang kini ia tempati. Design kamar yang sangat elegant perpaduan antara modern classic, dan juga pemandangan di luar langsung terlihat dari kaca-kaca kamar. Design mansion yang hampir semua sisi luar terbuat dari kaca bening. Jaes memandangi area kamar mewah nan elegant tersebut, dan ia sangat terkejut saat mendapati area d**a hingga lengan dipenuhi dengan bekas tanda-tanda merah/ kissmark. “Dasar binatang!!” Jaes mengumpat kesal dan membanting bantal, guling yang berada di atas kasur king size milik kepunyaan Cullen. Sedangkan lehernya dipenuhi tanda-tanda cinta dari Cullen.   ***    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD