Episode 33 Hari yang berat

1456 Words

Seperti sebuah dejavu, waktu yang sama, tempat yang sama, dan dengan nada dering yang sama. Sebuah panggilan masuk tepat saat ia merebahkan tubuhnya, lemah. “Halo…” ia sama sekali tidak berminat dengan gawainya. Ia menggeser symbol hijau sembarangan, tanpa melihat siapa yang memanggil. “Hai sayang…” mendengar sapaan dan suara yang sangat tidak asing itu, mata Zhera melotot. Bahkan matanya hampir keluar. “Apa kabar kamu?” Farel melanjutkan pertanyaan. “Mau apa soh lo telpon gue? Ganggu aja.” Zhera hendak mematikan panggilannya, namun Farel memohon. “Jangan tutup dulu Zhera, dengarkan aku dulu, sebentar saja.” “Hmmm… apa? Gak ada yang perlu lo jelaskan. Semua terlalu jelas buat gue. Dan sebaiknya lo jangan muncul lagi di hadapan gue.” Zhera lebih dulu menghadang apapun yang akan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD