Prolog

1430 Words
Sara melangkah dengan hati-hati menuruni tangga rumahnya yang besar. Dengan berpegangan pada tiang tangganya, ia menuruni satu per satu anak tangga tersebut hingga sebuah suara menghentikan langkahnya.  "Kau serius?" Tanya sebuah suara lelaki yang Sara tidak kenali.   "Ya." Jawab tegas suara satunya lagi. Kali ini Sara mengenali suara tersebut. Itu suara ayahnya, Charles Kyle.  "Ck, tidak menarik sama sekali. Bagaimana kau begitu yakin menawarkannya?" Tanya lelaki asing tersebut dengan suara yang jelas sangat meremehkan.  "Kau belum melihatnya. Jika kau melihatnya, aku yakin kau akan menyukainya. Sudah banyak yang mengakui bahwa putriku sangat memukau."   "Kalau begitu tunjukkan. Dan aku akan menilainya." Sahut lelaki asing itu sambil menyesap tehnya.   "Dia tepat di belakangmu." Ucap Charles dengan tenang sambil memandang Sara yang terdiam di tengah tangga.  Sean Derald, lelaki asing yang sedang berbincang dengan Charles Kyle. Sean memutar kepalanya ke belakang untuk melihat putri semata wayang keluarga Kyle yang di kabarkan memiliki wajah yang memukau tersebut.  Sean sebenarnya tidak peduli wajah gadis itu, dia hanya memerlukan sebuah tawanan untuk menghancurkan Charles Kyle. Namun melihat Charles yang tampak sangat rela putrinya di bawa atau kata kasarnya, dijual kepadanya membuatnya merasa sia-sia membawa atau menyandera gadis itu.   Sean memperhatikan gadis yang berdiri di tengah tangga tersebut dan perlu Sean akui gosip itu benar adanya. Gadis di hadapannya benar-benar memukau dengan rambut coklat pirangnya, hidung mancung, bibir seksi dan tubuh yang menggoda. Tetapi Sean juga menyadari satu hal, mata itu. Mata hijau itu tampak kosong. Tatapannya, begitu kosong.  "Sara, kemarilah. Duduk di sofa panjang sebelah kiri." Perintah Charles pada Sara.   Sara yang tidak tau apa-apa hanya seperti robot yang mengikuti perintah ayahnya. Ia melanjutkan langkahnya dengan hati-hati dan berjalan menuju sofa ruang tamunya dengan pelan dan duduk di tempat yang di perintahkan ayahnya.   "Dia buta." Ucap Sean tanpa melepaskan pandangannya dari Sara sejak di tengah tangga hingga berjalan dan duduk di sebrangnya saat ini. Mereka hanya di pisahkan oleh sebuah meja kaca membuat Sean dapat semakin jelas melihat gadis cantik di hadapannya. Sedangkan Sara menahan napas ketika mendengarnya. Ia jelas tau kondisinya, namun ia tetap merasa sedih ketika seseorang mengatakannya.   "Ya. Itulah kekurangannya." Ucap Charles dengan santai.   "Kau menjual 'barang' yang cacat Mr.Kyle ." Balas Sean penuh ketegasan di tiap katanya.  Sean merasa telah di hina oleh Si Tua Bangka itu. Sean adalah seseorang yang perfectionist dalam melakukan segala hal, semua yang di kerjakannya harus mencapai kata perfect. Hal itu juga yang membawa Sean dapat mencapai kesuksesan setinggi saat ini di usianya yang terbilang muda. Dan tentu saja, untuk wanita atau gadis yang patas untuknya, juga haruslah pantas dan sesuai dengan prinsipnya, Perfect.    "Ya, aku tau. Karena itu, aku tidak jadi mengambil proyek konstruksimu di German. Aku hanya akan mengambil yang berada di Brazil, kerja sama dan suntikan dana pada perusahaanku."   "Cih, untuk barang yang cacat seperti dia, bagaimana kau begitu yakin aku tertarik bekerja sama denganmu lagi?"   "Kau bisa mencobanya. Tester heh?" Ucap Charles sambil mengendikkan alisnya. Sean hanya menyeringai menjawabnya.   *****   "Apa selain buta kau juga bisu?" Tanya Sean geram pada gadis di hadapannya. Kini mereka telah berada di kamar gadis tersebut. Tidak ada jawaban apapun dari gadis itu. Hanya tatapan kosong, bibir yang terkatup rapat dan helaan napas teratur yang gadis tersebut tunjukkan sejak di ruang tamu hingga saat ini.   "Kau tau bahwa Si Tua Bangka itu ingin menjualmu padaku. Pada tester ini, jika aku tidak suka, aku bisa membatalkan keinginan bodoh Tua Bangka itu dan kau akan melihatnya hancur karenamu."    Sara menarik napas dan menghembuskannya sedikit keras. "Aku buta, jika kau lupa." Ucap Sara.  Sean menyeringai mendengarnya. Sean berjalan perlahan mendekati Sara yang duduk di tepi ranjang. Sedikit menarik melihat gadis di hadapannya ini. Jika wanita-wanita yang pernah tidur dengannya akan merasa panas dan bergerak gelisah ketika Sean menghampiri mereka, maka berbeda dengan gadis ini. Dia hanya duduk dalam diam dan bernapas dengan tenang. Tentu saja! Dia buta! Sean menyeringai lagi ketika memikirkannya.  Sean menyentuh wajah Sara dengan telapak tangan kanannya yang cukup besar untuk ukuran wajah Sara yang tirus. Membelainya hingga tangan tersebut mulai menurun ke leher, pundak dan menurun lagi ke dadanya. Sara hanya terdiam sambil mengepalkan kedua tangannya yang berada di sisi tubuhnya dengan kuat.  Sedangkan Sean tampak menikmati pemandangan di hadapannya. Sean dapat melihat dengan jelas bagaimana gadis di hadapannya begitu mencoba menahan amarah ketika Sean mulai meremas d**a gadis itu. Tangan Sean mulai menyusup kedalam kaos putih oblong Sara melalui kerah kaos tersebut yang memang cukup lebar. Menyusup lagi kedalam bra yang di pakai Sara dan mempermainkan apa yang berada di sana.  Mata Sara mulai sedikit bergetar. Bukan karena gairah, namun amarah. Sara ingin sekali marah dan menampar lelaki di hadapannya ini, namun dia tidak bisa. Dia tidak cukup berani untuk melakukannya, karena ayahnya. Sara menyayangi ayahnya meski Charles sudah tidak memperdulikannya lagi.   Sean mengeluarkan tangan kanannya dan mendorong Sara cukup keras agar terlentang di atas ranjang. Sean mulai membuka kaos oblong dan celana pendek jeans yang di pakai Sara dan melemparkannya dengan asal. Cukup terkejut. Sean benar-benar menikmati pemandangan di hadapannya saat ini.  Tubuh gadis itu benar-benar menggoda. Walau gadis itu tidak mendesah seperti wanita-wanita lainnya untuk menggodanya. Tatapan kosong gadis itu juga memberikan sebuah sensasi tersendiri bagi Sean, karena itu membuatnya seperti menjadi dominan dalam permainan.   Sean melepaskan jas, dasi, kemeja dan celananya tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh Sara seincipun.   "Kau.. tidak akan melakukannya terlalu jauh bukan?" Ucap Sara ketika mendengar suara kain-kain yang di lemparkan dan suara resleting yang di buka.   Sean tampak tak acuh dengan ucapan Sara dan menggendong Sara ala bridal style dan meletakkannya di tengah ranjang. Sara terpekik kaget ketika Sean menggendongnya. Sean merangkak naik ke atas tubuh Sara sambil memperhatikan wajah gadis itu lekat.   "Kau tidak-"   "Sean." "Itu namaku jika kau tidak tau harus meneriakkan nama siapa ketika mendesah." Lanjut Sean sambil menghidup aroma tubuh Sara dari rambut, wajah, leher hingga ke perut seperti menggoda.   "Jangan." Lirih Sara ketika tangan kanan Sean menjalar ke punggungnya untuk melepaskan kaitan bra. Kedua tangan Sara bergerak mendorong pundak Sean untuk menjauh dari tubuhnya.   "Sudah seperti ini dan berhenti? Kau pasti bercanda." Sakras Sean tidak peduli dan kembali mencoba melepaskan kaitan bra Sara yang sedikit susah karena Sara sengaja menekan tubuhnya ke bawah menghimpit tangan Sean yang bergerak.   "Ka- kau tidak berhak!" Sanggah Sara lansung membuat gerakan Sean terhenti dan terdiam beberapa detik memberi waktu bagi Sara menjelaskan maksud kalimatnya. "A- aku ha-hanya tester."  "Bukankah kau sudah terlalu jauh dari kata mencoba?" Lanjut Sara mengucapkan alasan apa saja yang terlintas di otaknya.   "Tester?" Seperti Sean baru mendapatkan kewarasannya. Sean terkekeh dan menjauh dari tubuh Sara, memakai kembali pakaiannya yang tercecer sana sini karena dilempar tadi. Sara segera bangkit duduk dan meraih selimut untuk menutupi tubuhnya.   "So, tester. katakan sudah berapa kali kau dicoba?" Tanya Sean ketika hendak melangkah keluar dari kamar Sara.   "Twice?" Jawab Sara bingung. untuk apa Sean menanyakannya?   "Apa yang ditawarkan oleh yang pertama?"   "Proyek dan kerja sama."   "Ck, ok." Jawab Sean sambil melangkah keluar dari kamar Sara.  Sara menghela napas lega begitu mendengar suara pintu kamarnya yang telah di tutup. Cukup menyedihkan. Sara seperti barang siap jual demi kepentingan sang ayah yang begitu workaholic. Dulu Charles menyiksanya dengan pukulan, tamparan, maupun tendangan dan Sara selalu berdoa agar ayahnya berhenti melakukannya. Doanya terkabul, ayahnya tidak lagi memukul maupun menendangnya walau kadang tamparan masih ia terima.   Namun itu semua bukan karena Charles yang kembali menyayanginya. Tetapi karena Charles ingin menjualnya. Setelah Charles memperhatikan Sara yang tumbuh menjadi sesosok gadis yang cantik, pemikiran untuk menjadikan Sara sebagai simpanan maupun kekasih gelap pengusaha-pengusaha kaya pun terlintas di otak Charles.   Charles akan mendapatkan proyek-proyek dan kerja sama dengan pengusaha besar untuk perkembangan perusahaannya sendiri. Charles sebenarnya malah ingin menjadikan Sara sebagai istri pengusaha-pengusaha kaya agar selain mendapatkan proyek dan kerja sama, dia juga akan mendapatkan warisan jika pengusaha tersebut meninggal. Dimana warisan tersebut pasti berupa aset-aset kekayaannya.  T api Charles juga sadar dengan kondisi Sara yang buta, sangat kecil kemungkinan mendapatkan pengusaha yang tertarik menjadikan Sara istrinya. Karena incaran Charles bukanlah pengusaha kecil atau pengusaha baru kaya.  Tetapi pengusaha yang benar-benar sangat-sangat kaya dan ternama. Seperti sang penawar tadi, Sean Derald sang CEO dari Derald Group.  Dimana DG memiliki Derald Corp (DC) yang terdiri dari perusahaan konstruksi, tambang, elektronik yang sudah memiliki banyak cabang yang menyebar ke berbagai negara. Selain perusahaan-perusahaan itu, DG juga memiliki Derald Magazine (DM) ,Derald TV (D'TV) , Derald Resort (DR), Derald Hospital (DH), Derald Apartment (DA) dan Derald Fun World (DFW).   Nama Sean saja sudah membuat para pembisnis di New York geleng-geleng kepala dengan segala kesempurnaannya, tampan, kaya, cerdas, sukses. Para kaum hawa pun berebutan untuk menyerahkan dirinya di atas ranjang bersama Sean. Sedangkan banyak kaum adam yang kalah saing, hanya mampu gigit jari menyaksikan kesempurnaan seorang Sean.   Dan seolah Tuhan begitu bahagia menciptakan Sean, sebuah nama kembali di persatukan dengan kesempurnaan yang di miliki Sean. Derald, kesempurnaan yang mampu membuat seluruh orang terbungkam tidak percaya ataupun menganga penuh kekaguman.    Kombinasi Sean dan Derald adalah kombinasi yang mematikan bagi semua orang.   **** 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD