Gelap. Semuanya gelap. Satu-satunya yang memastikan bahwa ia masih hidup adalah sentuhan hangat di tangan kanannya. Sara mengangkat tangan kirinya. Merasakan rambut seseorang di atas tangan kanannya yang tergenggam. Sean? Itulah yang Sara pikirkan pertama kali ketika merasakan rambut pendek orang itu yang sepertinya tengah terlelap sambil menggenggam tangannya. Terjadi pergerakan, dan sebuah suara menyapanya. "Kau sudah sadar?" Ucapnya dengan nada khawatir yang kental. Sara terdiam beberapa detik sebelum melukiskan senyum tipisnya. "Louis." Louis segera mengecek infus di tangan Sara dan memeriksa kondisinya. Sara menghentikan tangan Louis yang memegang dahinya. "Ini di rumah sakit?" "Iya. Kau pingsan semalam." Ingatan terakhir Sara kembali terputar. Benar, ia pingsan di tengah ac

