8

1038 Words
Keesokan harinya ... Rania ada jadwal kuliah pagi hari ini, dia bersiap-siap lebih awal supaya tidak terlambat ke kampus. “Selamat pagi Ayah, Mama,” ucap Rania sambil menghampiri Ayah dan Mamanya yang sedang di meja makan. “Salam sejahtera itu lebih baik, dari ucapan selamat pagi yang tidak ada faedahnya,” jawab Ayahnya Rania yang sedang makan bakwan gorengan istrinya, membuat Rania jadi keki. “Maaf lupa Ayah, Assalamualaikum Ummi Abi.” Rania kembali mengulang sapaannya dengan salam, tapi kali ini panggilan ke dua orang tuanya di ganti dengan Ummi dan Abi, agar terkesan lebih agamis pada Ayahnya.. “Wa’alaikum salam warahmatullah.” Jawab Ayah dan Mamanya bersamaan. “Jadi panggilannya sekarang kita ubah Ummi sama Abi juga?” tanya Rania sama Mama dan Ayahnya berbentuk satire. “Gak usah, Ayah sudah terbiasa kamu panggil Ayah, kalau kamu panggil Abi nanti Ayah malah gak tau kalau kamu sedang manggil Ayah," timpal Ayahnya dengan wajah serius. “Oke deh, Ayah ganteng yang baik. Yah, minta jajan dong, Raysa mau berangkat ini.” “Sarapan dulu baru berangkat, kalau gak sarapan gak usah ke kampus sekalian.” “Kejam amat Ayah.” “Biar kamu tetap sehat, Mama kamu bilang kemarin kamu nampar laki, apa benar?” “Mama ngadu deh.” Jawab Rania cemberut. “Ya harus ngadu Mama, biar Ayah tahu apa yang terjadi sama kamu sehari-hari, kalau ada masalah yang terjadi sama kamu, Ayah juga bisa bantu.” “Makasih banyak Ayah, ayah memang Ayah terbaik di dunia.” Ucap Rania sambil menggeserkan kursi biar lebih dekat dengan Ayahnya, dan memeluk lengan Ayahnya dengan menyandarkan kepala ke lengan kekar itu. “Hari ini kamu harus minta maaf sama orang yang kamu tampar.” “Iya Ayah, mama juga sudah nyuruh Rania untuk minta maaf.” “Ayah ingatin lagi, biar kamu tidak lupa.” “Siap Ayah, walaupun sebenarnya Raysa malas ngomong sama lelaki yang tidak bermoral itu, mulutnya lemes banget, suka ngata-ngatain,” Ucap Rania sambil menyendokkan nasi ke dalam piring. “Ghibah pagi-pagi.” Sahut Mamanya yang baru datang dari dapur sambil membawa kerupuk satu toples. “Maaf Ma, Rania gak sadar, habis, itu orang memang nyebelin,” jawab Rania sambil menutup mulutnya. “Istigfar, dan minta maaf sama dia.” Ucap Ayahnya. “Astagfirullahhal’azim.” Rania langsung beristigfar sebanyak 3 kali dan mulai menyuapkan makanan ke mulut dengan awalan bismillah. Setelah selesai Rania langsung bersiap-siap pergi kuliah. “Ma, Yah, Rania pergi ke kampus dulu ya.” “Iya, hati-hati di jalan ya.” Jawab mereka. “Iya,” Rania langsung berangkat, dia biasa menggunakan angkot untuk kuliah, karna orang tuanya hidup pas-pasan. Sesampainya di kampus Rosa langsung menghampiri Rania. “Eh aku sudah dengar tentang kenapa lu di pecat.” Ucap Rosa. “Sudah, gak usah di bahas, aku sudah tau, dan sekarang tantangan dari orang tua aku, aku harus minta maaf sama orang yang aku tampar.” “What? Kamu nampar orang?” “Hus! Jangan kencang-kencang suaranya.” “Iya maaf-maaf. “Iya aku nampar orang, habisnya aku pikir dia yang laporin cara kerjaku jelek, ternyata bapak tua itu.” “Terus?” “ Yang jadi masalahnya, kamu tau siapa yang aku tampar?” “Gak tau, memangnya siapa?” “Pak Vino!” “What’s?” ucap Rosa yang hampir setengah berteriak karna syok, bagaimana bisa Rania menampar seorang dosen pengganti, yang bahkan dia dengar-dengan akan jadi pengajar tetap di kelas Rania sendiri. “Jangan keras-keras, ah lu ini!” Rania menutup mulut Rosa dengan telapak tangannya. “Lu sih, buat gua jantungan, kok bisa lu berani nampar pak Vino?” “Karna sudah salah.” “Kamu tahu, aku sih dengar-dengar pak Vino akan jadi dosen tetap di kampus kita, bahkan pengajar tetap juga di kelas kamu?” “Apa?” kini giliran Rania yang bertanya sambil shock dan histeris. “Iya, aku dengar dari grup pengagum pak Vino.” “Sampai ada grup pengagumnya segala?” “Oh banyak, kamu aja yang kudet, dan jadiin pak Vino patung yang bisa kamu tampar-tampar.” “Ah gak gitu juga eh, kan tamparan itu salah sasaran.” “Ya sudah, kita masuk ke kelas yuk.” Ajak Rosa. “Yuk.” Mereka masuk kampus sambil jalan berdua, dan berpisah di ujung koridor, karna mereka berbeda ruang . Dosen Rania mulai masuk, Rania lega, karna yang masuk dosen lama. Setelah selesai mengabsen muridnya, dosen tersebut mulai berbicara. “Anak-anak, berhubung bapak sudah pindah, sekarang kalian akan di gantikan sama Pak Vino ya, kalian sudah kenalkan sama beliau?” “Sudah pak.” “Apa? Jadi benar pak Vino mau jadi dosen di sini? Mampus aku, harus gimana ini, aduh ... aduh, pikiran, jernihlah, berilah ide.” Ucap Raysa dalam hati. “Sebentar lagi pak Vino akan masuk ke kelas, kalian harus sopan juga ya.” “Siap pak.” “Sepertinya aku bisa dengan menunduk dulu, nanti kalau keluar kuliah baru aku minta maaf.” Pak Vino mulai masuk ke kelas Rania, membuat Rania tak berkutik dan terus menunduk tak mau memperlihatkan wajahnya dihadapan Vino. Dosen lama Rania mempersilahkan Vino untuk melanjutkan pelajaran dan dia keluar dari ruangan. Pak Vino menjelaskan pelajaran dengan sempurna dan Rania masih terus menunduk selama pelajaran sedang berlangsung. "Bapak mau bilang sama kalian Kalau kalian mau belajar dengan baik sama bapak, utamakan kesopanan karena Percuma saja kalau kalian pintar tapi kalian tidak punya sopan santun maka tak ada Nilai plus dari bapak!" ucap Pak Vino. Perkataan Pak Vino mampu menyentil kelakuan Rania, tapi Rania tetap kalem dan tidak mau menjawab sepatah kata pun agar imagenya tetap terjaga di depan Pak Vino. Pelajaran telah selesai pak Vino keluar dari ruangan Rania sedangkan Rania keluar juga dari ruangan, tapi dia sedang mempersiapkan kata-kata yang pas untuk sekedar meminta maaf pada Pak Vino, urusan dia tidak Memaafkan itu urusan belakangan. Rania mulai menulis kalimat-kalimat indah untuk sekedar meminta maaf, karena Vino yang sekarang sudah menjadi dosen di tempat Rania kuliah. "Gimana sih cara nulis yang bagus? Perasaan dari tadi aku coba rangkai kata-kata yang bagus tetap aja masih biasa-biasa saja nggak ada bagus-bagusnya," gerutu Rania yang mencoba menulis kalimat indah, setelah itu dia berencana untuk menghafalnya dan mempersembahkan di depan Vino supaya Vino memaafkannya. Bersambung . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD