Bab 3

1030 Words
"Kau harus ikut kami ke academy dan berlatih di sana," kata salah satu dari mereka berdua. "Aku masih belum siap." Aku menundukkan kepalaku. "Apa pesan terakhir pamanmu sebelum meninggal? Ingat itu!" "Baiklah kalau begitu, aku akan ikut dengan kalian, bagaimana dengan barang-barangku?" ujarku setelah berpikir agak lama. "Tidak usah, barang-barang yang ada di sini tidak akan berguna di sana. Semuanya sudah disiapkan." "Hmmm baiklah." Aku sudah pasrah dengan pilihan ini. Tinggal? Apa yang akan kulakukan di sini? Duduk termenung di rumah dan menunggu sampai hari tua? "Paman, bibi... Aku sudah menuruti permintaan kalian, aku akan pergi ke academy itu... aku pergi dulu ya...," Aku berpamitan kepada mereka. "Apa kau sudah siap!?" "Seperti yang kau lihat," balasku dingin. Kemudian kami pun pergi menaiki mobil menuju keㅡsuatu tempat? Di sepanjang perjalanan, hanya ada hutan yang bisa kulihat, mau kemana kita? "Apakah masih lama?" Tanyaku. "Hampir." Beberapa saat kemudian kami berbelok keluar dari jalan setapak, memasuki hutan dan berhenti di daerah yang agak luas untuk parkir. Aku melihat ada dua pohon yang menyatu. Bentukannya seperti pintu gerbang. Dua orang itu berdiri di depannya dan mengucapkan mantra-mantra yang belum ku ketahui sebelumnya. Dan kemudian muncullah sebuah portal di pohon itu. Aku yang melihatnya terkesima... "Hey apa kau akan tetap di sini?? Ayo masuk!!" Kami pun masuk ke dalam. Saat berada di dalam portal tubuhku seperti terpecah belah dan terombang-ambing kesana kemari. Aku sangatlah mual. Setelah keluar dari portal, aku langsung memuntahkan semua isi perutku. Aku bersumpah aku tidak akan memasuki portal itu lagi. Aku berdiri dengan sentoyongan. Mereka berdua yang melihatku hanya bisa tertawa. "Kau beruntung, biasanya pemula yang memasuki portal akan pingsan. Namun kau hanya mual-mual biasa." Mual-mual biasa!!!?? Perutku terasa seperti habis dicuci. Tak sadar aku sudah berada di dunia lain. Aku melihat ke sekitar. Sungguh berbeda dengan buminya manusia biasa. pepohonan dan suara alamnya sangatlah berbeda. Di sini lebih terkesan natural. Saat aku berjalan, ranting-ranting, akar, dan dedaunan yang menghalangi jalanku, langsung menepi seakan memberiku jalan lewat. Aku tersenyum melihat mereka, mereka mengasikkan. Ini adalah kali pertamaku mampu mengendalikan elemen dengan sempurna. "Selamat datang di World Elements. Apakah kekuatanmu flora? yang kulihat mereka sepertinya terkendali olehmu." "Iya. Benar sekali..." Aku hanya menjawab iya dan aku sengaja tidak memberitahukan semua kekuatanku, biarlah waktu yang akan menjawabnya. "Oh ya kita belum berkenalan, namaku Mr. Dahrt guru bertarung academy, dan ini Mr. Rodney guru element di academy. Siapa namamu??" "Reyzuma Stefany. Panggil saja Rey." "Apa saja kekuatanmu?" Kini berganti Mr. Rodney yang bertanya "Flora, dan Healer" "Oohh. Baiklah." Percakapan yang sangat membosankan, tetapi setelah itu terlihatlah sebuah pedesaan yang indah dengan orang-orangnya yang terlihat sangat damai. Mereka pengendali juga, tapi ada yang kulihat mereka bukan pengendali. Dan setelah pedesaan makmur itu terlihatlah sebuah bangunan yang sangat besar nan megah. Ya, itu adalah istana. "Itu adalah istana kerajaan fairy, kerajaan terkuat di World Elements. Fairy kingdom adalah kerajaan pusat, dimana ia merupakan ibu kerajaan dari seluruh dunia elemen." Dan disampingnya terdapat juga sebuah bangunan yang tak kalah megah dan besarnya dari Istana. "Itu pasti Vigour Academy," tebakku "Ya kau benar, itu memang Vigour Academy, yang juga merupakan academy terbesar dan terfavorit di dunia elemen. Dan kau akan belajar di sana." Saat kami sampai di gerbang, gerbang tersebut dijaga para angels yang memang ditugaskan menjaga academy dari bahaya. Angels itu membukakan gerbangnya untuk kami masuk, dan setelah kami masuk, aku dikejutkan lagi dengan pemandangan yang sangat mewah dan besar. "Gedung yang pertama adalah loby, ruang aula, ruang makan, ruang santai, perpustakaan, ruang kesehatan. dan digedung yang kedua adalah asrama putra, gedung ketiga asrama putri, lalu terdapat juga stadion dan gedung khusus berlatih.. disini juga terdapat lapangan yang sangat luas. Apabila kau kurang mengerti, Teman-temanmu nanti bisa menjelaskannya." Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan. Kami pun langsung masuk kedalam, saat dalam perjalanan di lorong, banyak mata yang memandang kami, ada yang tatapan senang, iri, tidak suka, dll. Itu sudah wajar bila ada wajah baru di lingkungan mereka, terutama aku yang berasal dari dunia lain. Sekarang aku sudah berada di depan ruangan yang bertuliskan ruang kepala sekolah. "Tok tok tok...!!!" Mr. Rodney mengetuk pintu tersebut. "Ya, silahkan masuk," jawab seseorang dari dalam. Kami pun masuk yang kemudian dipersilahkan untuk duduk. "Ada apa kalian menemui saya?" "Ada anak baru dari bumi Mr., kami yang membawanya." "Baiklah, aku sangat berterimakasih. kalian boleh pergi, aku ingin berbicara sedikit dengannya." Mr. Dahrt dan Mr. Rodney kembali ke tugas mereka masing-masing. Dan meninggalkan kami yang saling berhadapan. "Baik. Namaku Mr. Frost, aku adalah kepala sekolah disini. Siapa namamu nak?" "Namaku Reyzuma Stefany. Panggil saja Rey." Aku sungguh gugup berbicara langsung di hadapan kepala academy ini. Aku tidak bisa membayangkannya. "Emmm... Baiklah itu saja. Kalau ada apa-apa, pintu ruangan ini selalu terbuka. Kau bisa bertanya kepadaku. Ini adalah kunci kamarmu... setiap kamar berisi 2 orang,,, dan soal peraturan tentang academy tanyakan saja pada temanmu." "Terimaksih Mr. Frost. Saya permisi dulu." Huft, sungguh mendebarkan. mmm sekarang aku harus mencari kamar asramaku terlebih dahulu.. nomer 242 dilantai 2 !!?? Aku terus berjalan menuju kamar 242. Suasana di sini agak sepi. Mungkin yang lain sedang istirahat atau masih dalam masa pelatihan mereka. Aku melihat nomor-nomor yang tertempel di atas pintu asrama. Dan pada akhirnya aku mendapatkan kamar bertuliskan nomor 242. Akhirnya ketemu !!! Aku mengetuk pintu dan muncullah sesosok laki-laki berparas sedikit lebih pendek dariku, tampan dan... agak chuby. "Hai kau anak baru ya?? Masuklah!!" Katanya dengan semangat. Aku pun masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Asrama ini sungguh merupakan asrama yang paling luar biasa yang pernah aku lihat. Disini terdapat dua tempat tidur, dua lemari, dua meja belajar, ruang tamu, kamar mandi, dan dapur ( kalau ingin masak sendiri ). Warna cat kamarku adalah biru bercampur dengan silver. Asrama ini bahkan memiliki balkon. "Hai, namaku Aley Wishley, elementku tanah, dan bakatku teleport. Kau ??" "Reyzuma Stefany. Panggil saja Rey. Kekuatanku Flora dan healer." "Wah, Kau beruntung... sekarang bersih-bersih dulu sana, oh ya itu ranjangmu yang dekat jendela ya..." Setelah bersih-bersih, Aley mengajakku untuk pergi ke ruang makan dan makan malam... "Ayo sekarang waktunya makan malam di ruang makan, ntar nggak kebagian loh." Saat dalam perjalanan, aku kaget karena menabrak seseorang. Ia adalah sorangan perempuan. Bruk !!! "Awwww...." "Oh maaf apa kau-- . . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD