Hening membentang di kedua sisi. Desau angin yang bertiup menyejukkan seolah tak mampu mengurai kesesakan. Ketika itu sejenak Salsa merasakan dadanya terpukul, tergores luka yang tak kasat mata. Terpaku oleh tatapan tajam mata biru itu, tanpa sadar air matanya menetes. Perlahan cengkraman di tangan Nana mengendur, tubuhnya yang kecil nan rapuh gemetaran. Ketika pada akhirnya Salsa berucap, memutus keheningan dengan suara bergetar. "Kau... hanya orang asing yang tanpa ku undang masuk dalam hidupku. Kau sama sekali tidak mengenalku, mengetahui ceritaku apalagi kisahku. Namun seolah tak punya hati, kau melemparkan hinaan itu tanpa henti. Menamparku dengan perkataan kasar mu, kemudian menusuk jantungku dengan matamu yang berkobar kebencian. Kau hanya orang asing Jeremi, bahkan terlalu asing u

