"Kamu sempurna." Katanya. Aku terdiam beberapa saat, aku tidak bisa berpikir mana yang baik untuk aku lakukan saat ini. Pasalnya dokter Abi sangatlah aneh hari ini. Mulai dari mencium ku, kemudian mengutarakan perasaannya setelah aku mengutarakan perasaanku di makam mama dan papa. Dia mengatakan aku sempurna, padahal aku merasa kalau aku sangatlah tidak sempurna, punya banyak kekurangan yang sangat menonjol. Sekali lihat saja orang bisa tahu apa kekuranganku, tidak bisa melihat. "Aku buta, kamu tidak lihat?" Tanyaku. "Aku lihat, tapi aku tidak memandang itu sebagai kekuranganmu. Bagiku kamu sempurna, kamu luar biasa. Aku tidak menemukan kekurangan sedikitpun di kamu." Aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Sampai-sampai aku menggeleng-gelengkan kepala penuh keb

