Aku Belum Siap Menikah

211 Words
Di usiaku yang memang hampir memasuki kepala tiga, membuat mama setiap hari merecoki isi otak putranya dengan bab pernikahan. Hampir setiap hari. Aku memang jarang membicarakan tentang hubunganku dengan perempuan, karena keadaannya aku benar-benar jomblo. Malam ini, seperti biasanya mama mengeluh karena sudah makin sepuh untuk melayani suami-papaku-dan aku di ruang makan. Aku tahu arah pembicaraan ini akan menyudut padaku yang belum juga mencari istri untuk bisa membantu mama saat seperti ini. "Kapan ya, penghuni baru menuhin meja makan? Kadang, kalo papa dan kamu sibuk kerja apalagi sering lembur, mama kesepihan tahu." ungkapnya seakan menyuruhku segera mencari pendamping. Nafsu makanku mulai berkurang, aku segera menyudahi sesi makan dan hanya terpaku pada ponsel. Saat ini, menikah bukanlah prioritas. Aku masih butuh banyak penghasilan untuk membangun rumah dan membeli mobil. Sebenarnya mama mau-mau aja memberikanku mobil cuma-cuma.Syaratnya cuma satu, menyeret calon mantu dan memperkenalkannya pada mama. "Aku ke kamar dulu," ujarku seraya berdiri dan masuk ke ruangan yang menjadi satu-satunya tempat terindah. Tempat di mana aku bisa menjadi diriku sendiri. Kamarku mengangkat tema dark. Aku menyukai penyanyi rock dan buku horor. Kadang aku memikirkan, apakah calon istriku nanti akan menerima hobby yang tidak kebanyakan orang miliki? Ahh, siapa pula yang akan menikah sekarang?! Aku belum siap!

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD