Di Paksa Menikah

1095 Words
Brakk Seorang wanita setengah baya membuka pintu dengan keras "Afnan.." Teriak wanita itu dengan kesal. "Apa sih ma dateng-dateng kok marah-marah," ucap Afnan dengan duduk tenang sambil menggoyang kan kursi kebesaran nya. "Jangan sok gak tau Afnan.. ya Allah kenapa mama punya anak kayak kamu," ya dia adalah Diana Gulfrom, ibu yang melahirkan Afnan, nyonya Gulfrom group yang terkenal dengan kecantikan nya meskipun sudah tak mudah lagi. "Lo mama harus bersyukur punya anak kayak afnan, ganteng ia, sukses ia, mamah itu.." "Stop Afnan.. kenapa semalem anak nya Disya pulang kencan sama kamu malah nangis-nangis hah kamu apain anak orang," tanya Diana dengan kesal. "Afnan gak apa-apain ma, trust me," Afnan berkata sambil tersenyum berharap marah mama nya dapat mereda. "Jangan bohong sama mama, mau sampai kapan kamu kayak gini.. disuruh cari wanita sendiri sampai sekarang gak dapet.. mama yang cariin semua dibuat nangis.. mau kamu apa Afnan," Diana sudah duduk dengan memijat kepala nya yang terasa pening, bicara dengan anak sulung nya membuat kepala nya terasa pusing. Afnan memberikan air putih yang ada di depan nya kepada mama nya "mama minum dulu.. jangan marah-marah mulu pusing kan kepala nya," sahut Afnan dengan santai. "Mama itu pusing karena kamu," Diana mulai mengeluarkan trik nya dengan menampilkan wajah sedih nya. "Afnan ayolah mama mohon menikah ya.. mama pengen liat kamu nikah, punya anak.. mama pengen gendong cucu Afnan.. ya.. mau ya," ucap diana dengan wajah memelas seperti ingin menangis. "Mama mau cucu gampang nanti Afnan buatin." Plaakkk Diana menggeplak kepala Afnan memakai map didepan nya "aww ma kok malah kepala Afnan dipukul," rengek Afnan pada mamanya. "Bukan cuma dipukul kalau bisa kamu mama masukin perut lagi," kesal mama Afnan. "Afnan ayolah cari gadis pilihan mu dan menikah.. kamu kesal kan mama recoki dengan mengenalkan pada anak gadis teman nya mama.. mama janji siapapun gadis itu mama akan terima.. mama tidak akan melihat status nya... tapi kamu mau menikah ya nak.. kamu sayang mama kan," Diana kembali merayu anak nya. Jika dihitung mungkin sudah ribuan kali Diana merayu Afnan, meskipun dia harus menelan pil kecewa karena penolakan anaknya, tapi dia tidak akan menyerah ia yakin Afnan akan mengikuti apa mau nya jika ia merengek terus menerus. "Ia ma nanti Afnan nikah," jawab Afnan santai. "Nanti.. nanti.. nanti.. terus mau sampai kapan hah kamu gak inget umur mu sudah tua" ucap Diana yang kembali menaikkan nada suara nya. "Ma umur Afnan baru 28, belum terlalu tua," bantah Afnan tak terima dibilang tua. "Anak-anak temen mama seumuran kamu sudah punya anak afnan." "Afnan mama ingin gendong cucu," Diana kembali merajuk pada anak nya Huuuuhhh Afnan menghembuskan nafas nya berat, ia sungguh sudah lelah dua tahun ini di cecar mama nya untuk menikah. "Kalau ingin cucu minta Keyra saja yang menikah," Afnan berucap dengan kembali membaca dokumen di meja nya. Pletakk suara itu kembali terdengar diruangan, "Mamah kalau aku gegar otak bagaimana," kesal Afnan. " Biarin gegar otak sekalian, kamu kalau ngomong gak mikir pakai otak, adik mu itu baru 19 tahun mau kamu suruh nikah.. pacar saja dia gak punya karena kamu dan papa mu itu, sekarang kamu suruh nikah." "Mau kamu suruh nikah sama guling adik mu," ucap diana kesal mengingat tingkah anak dan suami nya menempat kan dua pengawal sekaligus pada anak nya. "Itu bentuk antisipasi ma supaya gak ada cowok yang bisa kurang aja sama Keyra," bela Afnan. "Kalau begitu ayo afnan cari istri ya,,, mama janji habis itu tidak akan merecoki mu lagi," Diana masih tetap kekeh dengan permintaan nya. "Huuuhhh ma ayolah Afnan sedang bekerja," pinta Afnan mencoba membuat mama nya mengerti. "Mama tidak akan datang kesini kalau kamu sering pulang kerumah," balas diana dengan menyilang kan kedua tangan nya di d**a. "Mama punya dua anak yang satu sibuk kuliah yang satu sibuk kerja,,, mama kesepian dirumah Afnan... Ayolah menikah mama ingin cucu," rengek Diana lagi. Afnan diam memandang wajah memelas mama nya "Okey.. Afnan cari dulu calon nya," ucap Afnan pasrah. Mata diana seketika berbinar "Bener Afnan.. janji sama mama.. Ayo ucap janji dulu," paksa Diana. "Afnan janji ma,,, mama puas." "Aaaaa Afnan kamu memang anak mama sini mama kiss dulu," Diana beranjak dari tempat duduk nya menuju kursi Afnan. "Mama jangan.. Afnan gak ma.." Emmmuaahh, terlambat bibir diana sudah mendarat di pipinya, bahkan bekas lipstik diana tertinggal mengotori pipi Afnan. "Gitu dong anak mama.. kamu sudah janji sama mama.. pokok nya dalam satu bulan bawa calon istri mu kerumah," Diana sudah mulai mengeluarkan titah nya yang tak bisa dibantah Afnan karena sudah berjanji. "Okeyy mama.. puass udah kan sekarang mama pulang aku mau lanjut kerja.n" "Kamu usir mama Afnan,,," tanya Diana "Enggk ma.. mama liat kan Afnan lagi kerja Afnan butuh fokus, kata nya suruh cari calon istri, kalau kerjaan Afnan cepet selesai kan makin cepet keluar buat cari calon mantu mama," jelas Afnan. "Aaa iya kamu bener... yaudah mama pergi ya.. inget satu bulan okey.. sini Salim mama dulu biar kerja nya berkah," Diana menjulurkan tangan nya dihadapan Afnan. "Mama hati-hati dijalan, jangan lecet nanti Afnan yang disalahin papa," ucap Afnan sambil mencium punggung tangan ibu nya. "Iya.. kamu gak liat bodyguard mama ada berapa," Diana menunjuk pintu luar dengan wajah kesal, Diana sama seperti keyra yang dijaga ketat oleh Afnan dan papa nya mereka takut saingan bisnis mereka menyerang dua wanita yang sangat mereka kasihi, oleh sebab itu kemana pun mereka pergi harus ditemani oleh pengawal. Jika Diana, ia telah terbiasa semenjak menikah meskipun awal nya ia memberontak juga,namun seiring berjalan nya waktu ia sudah biasa saja mendapat kan perlakuan seperti itu, tapi putrinya, terkadang diana kasihan melihat putri nya susah mendapat kan teman karena takut duluan melihat keyra yang selalu diawasi pengawal. "Yaudah gih mama pergi," kata Afnan dengan santai. Plakkk kali ini lengan Afnan yang menjadi sasaran nya "durhaka kamu usir-usir mama kayak gitu.. mama sumpahin kamu cepet nikah hahaha," setelah mengatakan nya Diana pergi meninggal kan ruangan. Afnan menggelengkan kepala melihat tingkah mama nya yang absurd, baru saja ia akan kembali fokus pada berkas-berkas di depan nya, mama nya kembali datang dengan membuka pintu tergesa-gesa. "Afnan mama lupa," ucap nya dengan nafas tak beraturan. "Barang mama ada yang ketinggalan," tanya Afnan sambil mencari barang apa yang tertinggal. "Enghak mama lupa... ngucap Assalamualaikum," brakkk pintu tertutup kembali. Afnan bengong melihat nya dalam hati Afnan berucap ya Tuhan sabar sekali papa nya menghadapi sifat mama nya yang spesial Afnan memijat pelilis nya, ia pusing dimana bisa mencari calon istri dalam waktu dekat, sedangkan ia sudah terlanjur berjanji pada mama nya. Sebelum Afnan memenuhi janjinya Afnan sangat yakin Mama nya itu akan lebih sering merecoki dirinya hanya untuk meminta nya menikah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD