Tak terasa, malam sudah larut. Andi dan Reinald masih asyik bercengkrama. Mereka bercerita banyak hal, teutama mengenai pengalaman Andi sebagai pengantin baru. Reinald tak henti-hentinya menggoda Andi. “Ndy, ini sudah malam sekali. Aku harus balik pulang. Kapan-kapan kita berbagi cerita lagi.” Reinald undur diri, jam tangannya sudah menunjukkan pukul 23.30. “Iya, aku juga senang melihatmu bisa tertawa lepas seperti ini. Jangan terlalu dipikirkan musibah yang terjadi. Pelan-pelan, nanti kita hidupkan lagi. Lagi pula tidak semua yang hancur. Masih ada dua cabang lagi, bukan?” “Iya, walau dua cabang itu masih berupa resto kecil, tapi tidak mengapa. Masih ada tambahan penghasilan selain gaji sebagai ASN, hahaha.” Reinald tak putus tertawa renyah. “Gitu dong ... aku suka Reinald yang sepe

