Andi melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang di tengah malam buta kota kembang. Andhini memutuskan untuk menginap di rumah Andi. Wanita itu enggan untuk langsung menuju rumah orang tuanya. Ia belum punya nyali untuk bertemu dengan kakak-kakaknya terutama Agung. Ia tidak siap jika harus terhina lagi. Apalagi saat ini ia datang bersama pengasuh Andre. Apa jadinya jika ia harus terhina di depan orang lain. Tidak, Andhini tidak sanggup jika harus menghadapi itu lagi. Andhini nampak begitu nelangsa. Ia menyandarkan kepalanya ke kaca pintu mobil penumpang bagian belakang. Netranya terus menatap jalanan yang lembab. Jalanan yag sudah berbulan-bulan ia tinggalkan. Lagi, netranya itu kembali memuntahkan laharnya. Andhini terkenang akan canda dan tawa ke dua orang tuanya. Orang tua yang begit

