Flash Back. Juni tahun 1987. “Mas Lei ... mas Lei sudah pulang ....” Seorang gadis cantik berusia lima tahun begitu sumringah melihat kedatangan seseorang. Dengan suara khas cadelnya, ia berteriak-teriak menyambut kedatangan seorang anak laki-laki berseragam putih merah. Anak laki-laki itu memang sangat tampan, ia hanya hidup berdua dengan ibunya, ayahnya sudah meninggal dunia semenjak anak itu masih balita. Setiap hari, anak laki-laki itu selalu datang ke rumah besar, tempat ibunya bekerja. Ia juga kerap membantu pekerjaan ibunya, membersihkan halaman dan mengurus taman. “Mas Lei ....” Gadis lima tahun yang bernama Andhini Saraswati, berlari kecil, mengejar sang idola. Reinald Anggara—pria berseragam putih merah—adalah idolanya. “Dhini, ada apa?” “Mas Lei, tadi Dhini di gangguin

