Andhini sampai di bangsal Soni. Ia melihat Dion tengah menjalankan ibadah di sana, begitupun Soni—suaminya. Dalam posisi berbaring, Soni tetap khusyuk bermunajat kepada Rabb yang maha baik. Tuhan-nya telah sangat baik kepadanya. Tuhan-nya telah menyelamatkan nyawanya dari kejadian buruk. Andhini tercenung melihat ke dua pria itu. Wanita itu merunduk, ia memikirkan kapan terakhir kali ia beribadah. Semenjak lukisan dosa mewarnai hidupnya, ia tidak pernah lagi bersujud kepada Rabb-nya. Tak terasa, tetesan bening mulai keuar dan mengalir melalui netra cantik wanita itu. Wanita itu masih mematung di depa pintu bangsal. “Eh ... maaf, mbak istrinya Soni?” Andhini tersentak, lamunannya buyar setelah Dion menyapanya. Andhini bahkan tidak melihat ketika Dion telah selesai beribadah. “I–iya ....

