74. Terlarang

2033 Words

Kabar itu seolah bukan sesuatu yang bisa diterima dengan pikiran, Xander merasa ini sebatas permainan dan harus meminta imbalan suatu hari nanti. Ya, rasa kecewa teramat besar menggantung di ingatan bahwa Nathan sudah menjadi hak penuh atas kehidupan dirinya. Sejak tahu Xander sudah sah menjadi wali untuk Ibel lagi dia bergegas menemui ayahnya. Di kantor, pagi-pagi sekali dia datang dan sempat mendapat teguran dari petugas keamanan. Namun, Xander tidak mempedulikan dan tetap berjalan cepat hingga ke sebagian anak tangga menuju pintu utama. Namun, langkahnya dihadapkan oleh keberadaan Tristan. "Mana Papi?" tanya Xander tanpa basa-basi. "Maaf, ada kepentingan apa Anda ke sini?" Tristan menahan tubuh Xander masuk lebih dalam. "Ini bukan urusanmu! Saat kamu bekerja, kamu adalah musuhku! Da

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD