Seorang wanita terbangun dari tidur nyenyaknya. Karena terusik oleh kicau burung yang terdengar hingga ke kamarnya. Ditambah pula dengan sinar mentari pagi yang tampaknya ingin membangunkan mereka dari tidur nyenyaknya. Kanaya mendongak untuk melihat wajah tampan suaminya. Oh, apa boleh ia menyebutnya begitu? Tentu saja. Sebab mereka memang menikah kemarin. Senyum tipisnya mengembang sempurna. Mengingat kembali hari bahagia mereka kemarin. Hari dimana akan menjadi sejarah dalam perjalanan hidupnya bersama Reynand. Walaupun belum bisa dikatakan sempurna. Karena masih ada masalah besar yang tengah menanti mereka nantinya. Kanaya melepaskan perlahan pelukan posesif lengan Reynand di tubuhnya. Ia kemudian memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Reynand dengan satu tangan kanannya yang

