Selesai menemani Mamanya dan Melinda di butik langganan Mamanya. Reynand pun bergegas pergi. Namun, Melinda malah menghalangi jalannya. Hingga Reynand harus berhenti dari langkahnya yang tergesa-gesa. Menatap mata wanita di depannya dengan tatapan tajamnya dan kesal. Sembari menaikkan kedua alisnya. Memandang wajah Melinda yang hanya tersenyum. Seakan ingin mengatakan sesuatu, namun ia ragu. “Cepatlah katakan apa maumu! Aku sudah sangat terlambat saat ini. Tidak ada waktu untuk meladeni semua dramamu!” Ketus Reynand jengkel seraya melihat ponselnya yang terus bergetar. Pertanda ada panggilan masuk dari istrinya itu. “Aku ingin mengadakan acara ‘Bridal Shower’ dengan mengundang teman-temanku. Apa kamu datang besok? Aku mohon padamu! Datanglah besok! Agar aku tidak malu pada teman-tema

