Mencari Perhatian

1443 Words
 Di dalam ruangan itu terdapat banyak hantu, yang membuatnya kaget hanya satu. Hantu guru itu. Ia melihat hantu itu berdiri ditengah ruangan matanya melotot bersimbah darah, kepala, tangan, dan kaki yang tidak menyatu dengan tubuhnya bahkan perutnya bolong ,semua isinya berantakan tak karuan dan masih mengeluarkan darah. Matanya menatap lurus ke arah Carla, memandang dengan sorot mata penuh kebencian,dan rasa marah . Seketika itu juga Carla terpaku, matanya tidak bisa berkedip, otaknya memerintahkan untuk segera beranjak dari sana, namun seperti orang lumpuh Carla diam mematung ,dan setelah Carla dapat mengatasi rasa terkejutnya, ia lari sekencang-kencangnya dari sana. Ia kaget dan ketakutan.Lagi-lagi Carla menyesali kemampuannya bisa melihat roh-roh dan hantu. Ia segera pergi ke kelasnya yang mulai dipenuhi oleh teman-temannya. Sambil mulai mengembalikan keberanian dalam dirinya, dan mencoba keras untuk melupakan apa yang dilihatnya barusan, Carla duduk terdiam di kursinya.  Dinda datang  5 menit kemudian, ia langsung menyadari ada yang salah sama sahabatnya yang satu itu “ Carla ada apa? Kok lu pucet banget sih, sakit?” tanya  Dinda dengan penuh perhatian “ngga.. gue gak papa kok. Tenang aja... “ jawab Carla pelan, sambil memberikan senyuman tipis yang dipaksakan “yakin nih lu baik-baik saja? Kalo sakit, lebih baik ngga usah lu paksain deh, ke uks aja” tambah Dinda “yakin Dinda... lu ini ya, selalu saja lebay, gue masih kuat gini kok” jawab Carla sambil bercanda “yeeee..... diperhatiin kok malah bilang guenya yang  bawel sih, lagian gue kaya gini nih gara-gara penyakit berisik lu  tuh nular juga ke gue. Padahal, dulu gue itu anak baik, eeehhh sekarang jadi bandel gini”  jawab Dinda tak mau kalah. Carla memang tipe cewek yang bawel, ceplas-ceplos, dan periang. Biasanya masalah apapun pasti bisa diatasi-nya. “Sejak kapan gue yang nularin ke lu? Lu-nya aja kali yang ikut-ikutan gue... Lagian dari pertama kali ketemu ama lu, kan lu tuh emang anak bandel dan berisik, sekarang aja sejak temenan sama gue jadi mendingan” Celoteh Carla dengan riang, sejenak melupakan apa yang tadi dia lihat. Dia kan ratunya bawel dan gosip, masa sih kalah sama sahabatnya yang bawelnya ketularan sama dia “lah kok lu mau gitu temenan sama berandal?? Itu artinya kan lu-nya juga berandal” jawab Dinda gemes dan sedikit menjulurkan lidahnya meledek Carla “yeee... enak aja, kalo mau jadi berandal mah jangan ngajak gue dong. Kan dulu lu tuh mohon-mohon sama gue, ampe berlutut segala, biar gue mau jadi temen lu” Carla emang jagonya ngomong deh “ya ampun... mana pernah gue kaya gitu,  nyebar gosip+fitnah nih lu. Kalo lu sampe ditangkep polisi gimana tuh Car” kalo Carla emang jagonya bawel, Dinda jagonya lebay. Mereka emang perfect deh kalo di gabungin “gue ngga punya temen lagi dong, nanti hidup gue kesepian, ga ada yang bisa di ajak kerja sama hiks hiks.. masa lu segitu teganya sih sama gue Car” “hahahha ya ampun Din, jangan berlebihan plis lagian gue kan cuma bercanda aja, lu kaya baru kenal gue kemaren aja sih..... udah ah itu Bu Lita udah dateng” balas Carla sambil mengeluarkan buku dan alat tulisnya Teng tong teng tong teng tong..... akhirnya bunyi yang ditunggu oleh seluruh murid SMA Harmonie terdengar juga. Dengan segera kantin yang merupakan surganya makanan disekolah terisi penuh oleh siswa-siswi yang ingin mengenyangkan cacing diperut mereka. Carla  dan Dinda merupakan salah satu dari mereka. Mereka langsung saja pergi mengisi perutnya dengan makanan  favorit mereka. Kalo favorit Carla adalah siomay, berbeda dengan Dinda yang lagi kepengen banget makan nasi goreng yang sekaligus favoritnya.  Mereka menyisirkan pandangan ke seluruh sudut kantin untuk mencari benda yang langka  disaat sekarang ini. Yup.. apalagi kalo bukan kursi kosong. Setelah mereka menemukannya, tidak mau membuang waktu lagi, mereka makan ditemani teh botol yang dingin .  Walaupun terlihat santai, tetapi Carla tidak bisa melupakan kejadian tadi pagi. Niatnya yang tadi ingin mencari tahu sekarang sudah tak tersisa lagi. Ia tak berniat mencari tahu lagi. Malas kalau ketemu sama hantu yang serem kaya gitu.  Tidak ingin berurusan dengan hantu yang mungkin akan membawanya ke alam mereka. Membayangkan hal itu saja sudah membuat bulu kuduk Carla menari-nari dengan riang dan rasa takut mulai merayapi dirinya. “Carla... “ merasa namanya dipanggil, Carla menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya barusan ternyata teman sekelas Carla, Soni  “ada apa Son manggil gue, lu nge-fans ya?” tanya Carla cuek “eeehh ya ampun ... lu kok ke- ge-eran banget sih . Mana mau gue  nge-fans sama lu Car. itu lu dipanggil sama Pak Farsih, katanya sih ada data diri lu yang belum lengkap. Disuruh ke perpus noh..” Glek!!! Perpus??? Itu artinya dia harus melewati ruang musik itu lagi. Justru disaat Carla ingin menghindari kesana, dia malah terpaksa harus kesana. Kalau bisa,Carla ingin sekali ada yang menemani tapi.. nanti dia di cap penakut. Lagipula selama ini tidak pernah ada rumor bahwa sekolah mereka itu berhantu, dan tidak pernah ada siswa yang mengalami hal-hal aneh. Jika Carla sendiri yang merasa takut, sepertinya akan terasa seperti hanya di buat-buat. Mereka kan tidak tahu apa yang Carla lihat dan Carla lewati. “Carla... hoiiii Carla kok malah bengong sih. Ayo cepat ke perpustakaan, pak Farsih nungguin lu tu” kata Soni sambil berlalu pergi Dengan masih menyisakan sepertiga dari siomaynya...  dan dengan berat hati Carla berjalan pelan ke arah perpus. Ia meninggalkan Dinda yang masih asyik sama nasi goreng favoritnya, bahkan saking asyiknya, sepertinya Dinda bahkan tidak menyadari sahabatnya sudah menghilang . Ia melewati ruang musik itu. Carla berjalan cepat tanpa menoleh. Ia ingin cepat-cepat menuju ke perpus.  Untungnya tidak terjadi apa-apa. Carla mulus meluncur ke perpus dan melihat Pak Farsih, administrasi sekolahnya sedang mengurus data siswa “Permisi pak, bapak nyari saya ya?” tanya Carla dengan sopan “kamu siapa ya? “ tanya Pak Farsih dengan raut wajah bingung Walaupun kaget, Carla tetap menjawab dengan yakin dan pelan “saya Carla pak, tadi Soni bilang Bapak manggil saya karena masalah data yang belum lengkap “ jelas Carla berharap gurunya akan bilang bahwa ia memanggilnya. Namun yang ada malah Pak Farsih tambah bingung “kamu pasti salah, bapak tidak ada manggil kamu” Jawab Pak Farsih enteng “oh begitu ya pak, maaf ya pak mungkin saya salah informasi” jawab Carla bingung. Dalam hati ia berjanji akan bertanya kepada Soni. Mungkin bagi siswa biasa hal tadi tidak ada istimewanya. Kesalahan umum yang biasa terjadi. Tapi bagi Carla, ada sesuatu yang janggal menurutnya. Sesuatu yang menuntunnya ke arah hantu gadis itu. Perjalanan kembali  ke kelas sangat menyita pikirannya. Ia tidak sadar akan sepasang mata yang setia mengikutinya sejak ia mulai masuk ke dalam  perpustakaan.  Saat berjalan menuju kelasnya,kebetulan sekali, Carla melihat Soni tak jauh di depannya. Langsung saja tanpa ba bi bu lagi Carla menghampiri Soni “Son!!!!” “kenapa Car?? Sekarang pasti lu kan yang mulai nge-fans sama gue kan? Jawab Soni membalas Carla “sinting rupanya anak satu ini... siapa juga yang ngefans sama lu? Jawab Carla tidak mau kalah “ gue cuma mau nanya aja , tadi Pak Farsih bilang tidak ada manggil gue kok, lu salah kali ya?” “mana mungkin gue salah, tadi gue liat pak Farsih di depan perpustakaan, terus dia bilang tolong cariin Carla. Masa iya gue bisa salah sih, kan ga mungkin. Lagian nggak ada nama anak lain yang sama ama lu. Cuma lu doang yang namanya Carla di sini” jawab Soni menjelaskan Ya bener juga sih, mana mungkin Soni salah mengenali pak Farsih dan memang tidak ada Carla lain. “oh gitu ya.. oke deh Son, mungkin Pak Farsih salah kali manggil orang. Gue ke kelas dulu ya, jangan kangen loh” jawab Carla sambil berlalu pergi, dia memang dekat sama semua orang di sekolah dan tak ada yang membencinya. Sifat carla yang ramah, ceria, dan selalu tersenyum membuat banyak temanya yang senang dekat denganya “iiihhh pengen banget ya Car gue kangenin.. udah sana pergi hush hush” jawab Soni dengan raut wajah sedikit kesal Walaupun didepan Soni, Carla terlihat cuek dengan masalah tadi ,tak bisa berbohong, hati dan pikiran Carla terfokuskan pada satu hal. Hantu itu. Kenapa sejak pertemuan pertama mereka di kelas Carla, hantu itu jadi selalu menarik perhatian Carla. Carla menimbang sejenak, haruskah ia menyelidiki hal ini, atau berpura-pura cuek dan tak peduli? Tentu saja Carla memilih yang kedua.  Gadis remaja mana sih yang mau terlibat dengan hal semacam hantu dan gadis remaja mana yang lebih memilih untuk ikut andil dalam urusan roh roh dibandingkan harus menikmati masa muda mereka. Ya walaupun Carla tidak sepenuhnya bisa menikmati indahnya menjadi remaja biasa tanpa ‘kekuatan’ itu. Carla akan tetap bisa melihat hantu dan mendengarkan mereka bicara, bahkan jika Carla sudah berusaha menolaknya.  Carla mencoba melupakan semua hal tentang hantu itu. Ia berusaha berkonsentrasi penuh pada pelajaran matematika di depannya. Bu Frada menjelaskan dengan sangat cepat dan lugas sekali. Tak sampai 5 menit kemudian, Carla melihat hantu itu muncul di samping Bu Frada. Carla kaget setengah mati, hantu itu muncul dengan membawa pisau dan mengarahkannya ke kepala Bu Frada. Apakah Carla hanya berhalusinasi? Tapi tidak. Apakah Carla sedang bermimpi? Mungkinkah dia tertidur di kelas? Tapi tentu saja tidak.  Hantu itu benar-benar sedang mencoba membunuh guru matematikanya itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD